Tepat pukul tujuh Rian sudah bersiap-siap untuk pergi bersama Apri. Sederhana saja ia hanya memakai Hoodie kesayangannya di padukan dengan celana jeans panjang juga tak lupa topi ,kacamata dan juga masker hitam untuk penyamarannya.Sedangkan di kamar Apri masih saja santai, rupanya dia lupa kalau malam ini ia ada janji bersama Rian. Apri mulai memejamkan matanya, kantuk mulai menyerangnya. Padahal baru jam segini matanya sudah tidak bisa di ajak kompromi.
Rian sedang menunggu Apri di depan asram putri. Namun yang di tunggu tak segera datang. Sudah lima belas menit Rian menunggu akhirnya ia tak sabat dan berjalan ke arah kamar Apri.
Sampai di depan pintu kamar Apri, Rian segera mengetuk pintu satu kali, dua kali sampai tiga kali baru ada yang membuka pintu kamar Apri. Namun bukan Apri melainkan anak pelatnas baru yaitu matahari alias tata.
" Eh kak Rian, ada apa ya"
" Aprinya ada?".
" Kak aprinya lagi tidur kak"
" Apa?, Tidur?". Rian kesal. Bagaimana bisa Apri melupakan janjiannya dengan Rian.
" Emangnya ada apa kak".
" Gue ada janji Ama dia, malah tidur".
" Apa perlu gue bangunin kak".
" Biar gue aja". Rian tersenyum licik.
" Yaudah kak silahkan masuk".
Rian perlahan masuk ke kamar Apri dan menemukan Apri dengan posisi tidur memeluk guling kesayangannya.
Selintas terlihat lucu di mata Rian." Enaknya gue apain Lo pri". Rian tampak berfikir dan seketika ide muncul di kepala Rian.
Rian mengambil segelas air yang ada di meja dan dalam hitungan ke tiga Rian sudah siap mengguyur Apri dengan air yang ada di tangannya.
Byurrr
" KEBAKARAN WOYY PRI BANGUNN". Teriak Rian di samping kuping Apri.
Apri langsung kelabakan bangun dari mimpi indahnya.
" Mana kebakaran, mana siram solar biar mati". Kata Apri panik di atas kasurnya.
" Bwahahahahahaha". Tawa Rian dan juga tata pecah saat mendengar Apri.
" Dalam keadaan nggak sadar aja otak Lo nggak pernah bener pri".
" Kak Apri lucu ih, masak kebakaran di siram solar". Tata ikutan bersuara.
" Diem Lo pada, ngapain si jom pakek kerjain gue segala. Trus Lo ngapain ke sini".
" Lo yang ngapain malah tidur".
" Lah serah gue donghh".
" Lo lupa apa ada janji Ama gua".
" Janji apaan sih, kagak inget gua".
" Jadi Lo nggak mau ni gue traktir?".
Apri nampak berfikir sejenak dan seketika matanya membulat. Sepertinya ia sudah ingat.
" Astagfirullah, gua lupa. Sepuluh menit jom. Lo tunggu di luar".
" Oke jangan telat".
" Siip lah".
" Jom makan di sini aja".
" Yakin pri, Lo mau makan di kedai kayak gini".
" Serah gue lagi mau mie ayam. Kalo kagak mau ya udah Lo bisa pergi". Apri turun dari motor sport Rian.
Rian hanya bisa pasrah. Padahal niatnya ia ingin mengajak Apri untuk makan daging.
" Mang mie ayam ,eh Lo juga nggak jom?".
Rian hanya mengangguk.
" Dua ya mang mie ayamnya".
" Siap neng".
" Pri, gimana sih padahal gue mau traktir Lo daging malah Lo milih mie ayam".
" Mie ayam juga ada dagingnya kali jom".
" Serah lu dah pri".
" Ini neng, mas mie ayamnya. Silahkan di nikmati".
" Makasih mang". Ucap Apri dan Rian bersamaan.
Rian dan juga Apri mulai menyantap mie ayamnya.
" Kok mie ayam.di sini beda ya".
" Beda Giman jom?".
" Lebih enek aja, beda sama.yang biasa gue makan".
" Di sini emang beda jom menurut gue".
Rian dan Apri segera menghabiskan makanannya. Sesekali bercanda karna lelucon yang di buat Apri.
" Lo lucu". Kata Rian tiba-tiba.
" Wuih ya iya dong, aprii". Kata Apri sambil menepuk dada sebelah kirinya.
" Ia dah iya".
" Abis ini kita ke mana pri".
" Pulang aja lah udah malam juga, bentar lagi udah jam sembilan kan".
" Ya udah deh".
Setelah membayar Rian menyusul Apri di parkiran. Ia melihat Apri yang sudah duduk manis di motor sport nya namun di bagian kemudi.
" Minggir Pri".
" Udah biar gue aja jom".
" Nggak nggak nggak, nggak yakin gue Ama lu pri".
" Ya elah jom, ketimbang naik ontel gini aja masak gue nggak bisa sih".
" Ontel Lo kata".
" Udah mana kuncinya".
" Nih, jangan ngebut tapi".
" Sans aja jom, aman mah kalo sama gue".
Akhirnya Apri melajukan motornya ke jalan yang lenggang.
" Woyy santai pro bawa motornya". Kata Rian dengan sedikit panik.
" Santai jom, ini belum seberapa".
" Jangan gila deh pri. Ini motor gue satu-satunya. Ini gue aset negara lho pri".
Bukannya menurunkan kecepatan motornya Apri malah menambah kecepatannya.
" WOYYY PRI GILA LO".
" APAAN JOM KAGAK DENGER GUA".
" PELANIN MOTORNYA".
" APA.KURANG CEPET OKE". Apri menambah kecepatannya.
" APRIIIIIIII GILAAAAA".
" BWAHAHAHAHA".
Rian dan Apri sudah sampai di pelatnas lebih tepatnya ada di parkiran.
Apri dan Rian turun dari motor. Tak lupa Rian memaki Apri.
" Apri gila, nggak waras Lo".
" He he he maap jom. Nggak lagi deh".
" Serah" Rian berjalan mendahului Apri.
" Ya yah ngambekkan ".
![](https://img.wattpad.com/cover/256931289-288-k483404.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
why??
Romanceseorang atlet bulutangkis pendiam tiba-tiba saja di jodohkan dengan orang yang sama sekali tidak di kenalnya.namun lambat laun Rian mulai mencintai istrinya itu.banyak sekali cobaan yang harus di hadapi mereka untuk mendapatkan kebahagiaan.