Tiga puluh

419 21 0
                                    


Hari ini clava ada jadwal cek kandungan, dan Rian sendiri yang akan menemani clava. Dua puluh menit kemudian sampailah clava dan Rian di ruangan dokter kandungan yang menjadi tempat biasa clava cek kandungannya.

Kandungan clava sudah memasuki bulan ke enam dan hari ini clava akan melakukan USG untuk mengetahui jenis kelamin buah hati mereka.

Saat clava tengah di USG Rian duduk di samping clava ikut melihat ke arah monitor yang menampilkan calon buah hati mereka. Dalam hati, Rian sangat terharu. Baru kali ini ia bisa melihat calon buah hatinya saat di USG karna biasanya clava hanya pergi di temani si mbok kalau enggak senja istrinya Kevin.

" Dek itu anak kita". Ucap Rian sambil tersenyum, matanya berkaca-kaca saat melihat janin yang ada di monitor itu bergerak-gerak.

" Iya mas, itu anak kita". Clava juga sama terharunya dengan rian. Bahkan membayangkan bahwa ia bisa hamil saja tandanya tidak mungkin. Karna ya awalnya clava berfikir pernikahannya dengan Rian hanya akan bertahan sebentar saja. Namun kali ini ia bisa tau seperti apa rasanya hamil.

" Gimana dok, anak saya laki-laki atau perempuan".

" Kali ini kita kurang beruntung pak,
Janinnya tidak mau menunjukkannya
Mungkin waktu yang akan datang kita bisa melihat jenis kelaminnya".

" Yah, nggak bisa tau deh". Ucap Rian kecewa.

" Nggak papa mas, yang penting janinnya sehat kan. Dan kayaknya biar nanti pas lahir aja deh kita tau jenis kelaminnya. Biar surprise".

" Yaudah deh, biar surprise aja".

Di perjalanan mereka tak sadar bahwa ada yang sengaja mengikuti mereka berdua bahkan dari tadi pas mereka berdua memeriksakan kandungan clava.

Di mobil perut clava rasanya sangat lapar sehingga ia meminta Rian untuk berhenti di salah satu kedai makan sederhana di pinggir jalan.

" Mas di bungkus aja ya, kayaknya lebih enak kalau di makan di rumah".

" Ya udah tak pesenin dulu".

" Nggak usah mas biar aku aja".

" Udah aku aja, ntar kamu kecapean lagi. Inget dedek kita di sini". Ucap Rian sambil mengelus perut buncit clava.

" Ya udah deh".

Kemudian Rian keluar dari mobil dan segera menuju kedai makan yang clava maksut. Namun antrian cukup panjang sehingga Rian harus bersabar sedikit menunggu pesanannya.

Sedangkan clava di mobil sudah mulai bosan menunggu Rian yang tak kunjung kembali. Dan akhirnya clava memutuskan untuk menyusul Rian.

Saat clava melihat kedai yang di sebrang jalan ia melihat Rian yang tengah mengibas-ibaskan tangannya karna kepanasan. Di tambah masker hitam yang ia pakai untuk melindungi identitasnya memberikan hawa panas.

" Mas Rian". Panggil clava dari seberang jalan yang membuat Rian menoleh.

" Bentar dek". Rian mengkode clava untuk berhenti saja di sana karna Rian akan menyusulnya.

Baru Rian berjalan dua langkah dari tempatnya clava sudah lebih dulu mneyebrang ingin menghampiri Rian.

Saat clava tengah menyebrang ada mobil sedan warna merah sengaja melaju dengan kencang ke arah clava.

" CLAVAAAA AWASS". Teriak Rian yang melihat clava akan tertabrak mobil. Lalu Rian berlari ingin menghampiri clava secepat mungkin berusaha untuk menarik clava.

" Aaaaaaaaaa mas Rian". Rian terlambat menyelamatkan clava, tubuh clava terhempas lima meter dari tempatnya, kepalanya terbentur trotoar jalan dan posisi badannya yang tengkurap tentu sangat beresiko terhadap kandungannya.

Rian terpaku di tempat tak percaya apa yang barusan di lihatnya. Kemudian orang yang ada di sekitarnya segera menghampiri clava dan menyadarkan rian.

" Clava..". Ucap ria lirih bahkan sangat lirih.

Rian berlari ke arah clava dan langsung merengkuh clava dalam pelukannya.

" Dek, jangan tinggalin mas Rian dek". Rian mengeratkan pelukannya ke clava.

" Ma..ass....aku...nggak ku..at mas". Ucapan clava terbata-bata.

" Nggak kamu harus bertahan dek, aku bawa kamu ke rumah sakit sekarang". Rian dengan segera mengangkat tubuh istrinya yang kemah itu ke mobil dan melajukannya ke rumah sakit terdekat.

Rian sangat panik, ia sangat mengkhawatirkan clava dan juga kandungan clava.

Sedangkan di sisi jalan tempat kejadian tabrakan tadi ada perempuan yang sedang tersenyum kemenangan atas apa yang barusan di perbuatanya.

" Sebentar lagi aku bakal bisa milikin kamu Rian".

Suara dering ponsel sangat menganggu tidur siangnya kali ini.
Hari ini sengaja fajar menghabiskan hari liburnya untuk tidur saja.

" Ishh siapa sih yang nelponin dari tadi, ganggu orang tidur ganteng aja".

Fajar yang tak tahan lagi akhirnya mengangkat telfon itu. Belum sempat orang yang menelpon bersuara. Fajar lebih dulu mengomelinya karna sudah menganggu tidurnya.

" Buset dahh, ngapain sih jom jam segini telpon Mulu, Lo nggak tau gue lagi bobok ganteng apa. Bukannya Lo lagi jalan berdua Ama clava, ngapain telfon gue. Lu mau pamer iya Lo barusan USG. Lu mau pamer ke gue yang jomblo hah apa Lo..."

" Jar...hiks..hiks". Omelan fajar terpotong oleh suara Rian yang kedengaran parau dan sepertinya sedang menangis. Hal itu langsung membuat fajar berdiri tegak dan matanya mengerjap berkali-kali.

" Jom..lu kenapa nangis jom?".

" Jar him..hiks..clava jar".

" Clava, clava kenapa jom, ".

" Clava hiks..ketabarak mobil jar..hiks".

" APA!!", Lo jangan becanda jom kagak lucu!".

" Gue nggak becanda jar, hiks..gue harus hiks..gimana jar...gua nggak mau kehilangan..hiks...clava jar".

" Gue ke sana sekarang Jak temen-temen".

why??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang