Rian panik, dengan segera ia menyusul teman-teman nya yang membawa Apri ke rumah sakit. Ia khawatir dengan keadaan Apri sekarang. Tak peduli akan kemarahan coach karna ia harus latihan,Rian tetap melajukan motornya ke rumah sakit.Namun ia tidak sendiri, ia di temani si tengil Kevin yang memaksa ingin ikut bersamanya.
" JOM PELAN-PELAN WOY".
" BERISIK".
" MATI NTAR GUE"
" BAGUS MALAHAN".
" BANGKE LO".
Rian dan Kevin sudah sampai di depan ruangan Apri yaitu IGD. Di sana nampak Gresya polli, Tata dan juga pelatih ganda putri. Mereka terlihat sangat cemas apalagi tata yang tengah menangisi Apri.
" Kak sebenarnya Apri kenapa?".
" Jom, Lo kok disini?, Sama Lo juga Vin?".
" Ya elah itu nggak penting sekarang gimana keadaan Apri". Tanya Kevin.
" Gue nggak tau Vin, jom dari tadi dokter belum keluar dari dalem".
Tak lama pun dokter yang menangani Apri keluar dari ruangan.
" Bagaimana dok keadaan Apri?". Tanya pelatih.
" Alhamdulilah keadaannya sudah stabil, untung cepat di bawa ke rumah sakit".
" Alhamdulilah". Pelan Rian.
" Pasien belum sadar, tapi sudah bisa di temui. Tapi ingat jangan berisik ya pasien butuh ketenangan".
" Iya dok".
" Saya permisi dulu". Sambung dokter tersebut.
Sekarang semuanya sudah ada di ruangan Apri namun masih menunggu Apri yang belum sadarkan diri. Tangannya masih terpasang selang infus. Dan pernafasannya di bantu dengan selang oksigen.
" Ta udah, Apri udah nggak pa pa kok, jangan nangis terus". Kak grey mengelus pundak tata berusaha menenangkannya.
" Iya kak". Sahut tata.
" Gue penasaran deh,kok bisa ya Apri keracunan minumannya sendiri".
" Ya nggak mungkin lah Vin, ini pasti ada yang berniat nggak baik sama Apri". Imbuh kak grey.
" Tapi siapa, siapa juga yang mau ngeracun orang kayak Apri".
" Mulut mu Vin".
" He he maaf coach".
Sedangkan Rian sedari tadi sibuk memandangi wajah Apri yang nampak teduh.
Gue nggak tau pri, perasaan apa yang gue punya sekarang ke Lo. Rasanya gue takut banget nggak bisa liat Lo lagi. Gue ragu, apa ini karna gue trauma kehilangan orang yang gue sayang atau ini perasaan yang lain.
" Eh eh, Apri udah bangun woy". Teriak Kevin tiba-tiba.
Plak
" Hadoohh, kok Kevin di geplak coach?".
" Berisik". Sahut semua serentak.
" Kompak banget".
Mata Apri mengerjap mencoba menghalau cahaya yang masuk ke matanya. Detik berikutnya pengelihatannya nampak sempurna.
Seperti nya Apri hendak berbicara namun susah dan terhalang oleh selang oksigennya.
" Ha...US". Apri kemudian mencopot selang oksigennya.
" En eh pri jangan dulu pri". Cegah Rian yang duduk di samping Apri. Nun Apri tetap ngeyel dan mencopotnya.
" Lo mau apa". Tanya Rian.
" Mi..n..um...".
" Minum?". Tanya Rian memastikan. Apri hanya mengangguk pelan.
Perlahan Rian membantu Apri untuk duduk. Rian terlihat sangat cekatan dalam membantu Apri. Hal yang tak biasa di lakukan Rian untuk orang terutama perempuan. Apalagi perempuan macam Apri.
Rian mengambil minum di meja samping dan mulai membantu Apri untuk minum.
" Makasih jom".
" Iya sama-sama, gimana masih ada yang sakit?".
" Nggak cuman pusing aja sedikit, Lo kenapa nggak latihan tar lo di hukum Lo".
" Nggak pa pa , Murid teladan sekali-kali di hukum nggak masalah kan".
Plak. Apri memukul pundak Rian pelan.
" Dasar, ujung-ujungnya riya'". Lalu mereka berdua tertawa bersama.
Semua yang ada di situ curiga dengan kelakuan Rian dan Apri yang sangat dekat akhir2 ini. Apalagi Kevin.
" Ekhemmm uhuk uhuk, di sini masih ada orang lho". Sindir Kevin.
" Iya nih, kak Rian sama kak Apri mencurigakan deh". Tutur tata.
" Apa jangan-jangan kalian ada apa-apa ya.".
" Apaan sih kak grey". Rian kesal dengan teman-teman nya.
" Vin,". Panggil Apri kepada Kevin.
" Ngapa pri?".
" beliin gue mie ayam dong".
" Stress Lo pri,nggak kurang ya somplak Lo padahal gue pikir racun nya bisa menghilangkan kesomplakan Lo tapi nyatanya NIHIL".
" Ya elah Vin laper nih gua".
" Apri , kamu baru aja sembuh. Jangan macem-macem".
" Iya coach". Apri menunduk.
" Tenang tar Lo kalok dah sembuh gue traktir deh mie ayam sepuasnya". Kata Rian yang langsung membuat wajah Apri sumringah hingga reflek Apri memeluk Rian dengan posisi Apri masih duduk di kasur.
Sejenak Rian mematung. Jantungnya marathon. Namun di akuinya ia juga senang.
" Cie...cieee..".
Apri tersadar apa yang barusan di lakukannya.
" Apaan sih jom pakek peluk-peluk gue segalak".
" Bocah gemblung, yang peluk jombang itu Lo duluan ".
" Gak peduli".

KAMU SEDANG MEMBACA
why??
Romansaseorang atlet bulutangkis pendiam tiba-tiba saja di jodohkan dengan orang yang sama sekali tidak di kenalnya.namun lambat laun Rian mulai mencintai istrinya itu.banyak sekali cobaan yang harus di hadapi mereka untuk mendapatkan kebahagiaan.