Saat Aga datang ke kost Ayunda, dia sudah mendapati Ayunda duduk manis bersila di bawah berlapiskan karpet bulu berwarna putih, sambil menggigit-gigit kukunya.
Hari ini adalah jadwal pengumuman hasil beasiswa Ayunda.
Satu minggu yang lalu, Ayunda sudah menjalani psikotest dan wawancara. Dia sempat bercerita pada Aga bahwa dia merasa sangat kurang dengan jawaban-jawaban yang dia berikan pada penanya. Bagaimana tidak? Rata-rata pewawancara untuk beasiswa adalah lulusan psikolog dan professor, Ayunda jadi minder karena dia sendiri adalah lulusan psikologi yang sudah lama nggak memakai ilmunya sama sekali di kehidupan nyata.
Untuk itu, sebelum wawancara dia berlatih mati-matian dan mempelajari tips apa saja pertanyaan yang sekiranya keluar.
Pun saat wawancara, Ayunda hanya menjawab apa adanya. Maksud apa adanya disini adalah sejujur-jujurnya. Tubuhnya berusaha sangat rileks, mengatur intonasi suaranya agar terdengar tenang, dan memasang ekspresi fleksibel agar tidak terlihat seperti orang yang grogi.
Baru saja Aga ingin protes kenapa Ayunda lupa lagi untuk mengunci pintunya, tetapi melihat gerak-gerik Ayunda yang terlihat gusar, Aga mengurungkan niatnya. Dua plastik putih di tangan ia letakkan di atas meja. Dia membawa martabak manis, ciki, dan minuman kaleng susu buah kesukaan Ayunda.
"Udah keluar hasilnya?" Tanya Aga sambil membawa dua kaleng minuman itu dan duduk di sebelah Ayunda.
Satu kaleng dia buka dan diserahkan pada Ayu, gadis itu meraihnya dan meneguk sedikit.
"Lima menit lagi."
Satu tangan Aga melingkar di belakang bahu Ayunda, sesekali memberi usapan pelan. Membantu Ayu agar sedikit lebih tenang.
Mata Ayunda hanya terpaku pada angka jam di laptopnya yang berganti setiap menit. Rasa gugup itu semakin meluap ketika tersisa satu menit lagi.
Kedua tangannya menangkup wajah. Berbagai kemungkinan muncul di kepalanya, bagaimana kalau dia tertolak? Bagaimana kalau hasilnya nggak sesuai? Bagaimana dan bagaimana yang buruk muncul di kepalanya. Mengingat kandidat yang mendaftar untuk beasiswa ini sangat banyak, dari seluruh Indonesia. Saingan untuk merebut kursi di universitas yang Ayunda inginkan juga termasuk banyak. Dan itu nggak bisa lepas dari Ayunda sama sekali.
"Relax, Ay." Bisik Aga, dia bergeser sedikit untuk semakin mendekat ke arah Ayu.
Ayunda mengatur nafasnya. Menariknya dalam hingga tujuh detik lalu dia keluarkan perlahan. Dia ulangi sampai satu menit berlalu dan ini saatnya.
Jarinya mulai gemetaran untuk menggerakkan kursor. Aga menepuk punggungnya pelan.
"Nggak apa-apa. Pelan-pelan."
Okay, tenang Ay... Tenang... Batin Ayunda.
Ketika halaman depan website pengumuman beasiswa itu terbuka, Ayunda langsung mengetikkan ID registrasi dan passwordnya.
Sebelum menekan enter, Ayunda memejamkan matanya, dalam hatinya merapalkan doa dan berbagai penenangan, mengatakan bahwa jika hasilnya nggak sesuai Ayunda harus ikhlas.
Enter!
Kedua matanya terbuka lebar, ketika tanda yang keluar adalah berwarna hijau. Mulutnya masih menganga lebar...
"Ga!" Pekiknya sedikit, "Aku keterima!!!!" Dia berteriak senang dan langsung menghambur memeluk Aga.
SELAMAT ANDA ADALAH KANDIDAT TERPILIH PENERIMA BEASISWA LKDP BATCH V TAHUN 2021 DI UNIVERSITAS AIRLANGGA
"I know... I know... Kamu hebat... I know you'll passed it, Ay. Selamat ya..." Ucap Aga tenang dengan senyum tersemat di sela rengkuhan Ayunda.