Gue kira urusan gue dengan Aga akan selesai setelah kami makan siang bersama dan gue mengucapkan kata "hati-hati di jalan" pada Aga karena dia akan terbang ke Makassar malam ini. Ternyata... enggak. Gue malah lanjut terjebak dengan Aga, ikut mampir ke supermarket, menyiapkan apa yang harus dia bawa untuk ke Makassar lima hari ke depan.
"Sikat gigi udah, Ga?" Gue menunjuk pada barisan sikat gigi yang tergantung di rak.
"Udah."
Beberapa camilan gue ambil, sebagai bekal Aga di sana nanti. Siapa tahu di hotel Aga merasa bosan, jadi bisa cemal-cemil di sana. Hmm... mie cup, susu kotak, dan beberapa cracker juga gue ambil.
"Ini buat aku atau jajan kamu?" Tunjuknya pada makanan yang baru saja gue ambil.
"Buat kamu." Jawab gue singkat.
"Kebanyakan, Ay."
"Oh yaudah buat aku aja berarti."
Gue lanjut berjalan mendorong trolley, kembali mencari apa lagi yang sekiranya bisa Aga bawa.
"Sabun mandi?" Gue menunjukkan satu botol sabun mandi cair.
"Boleh."
Satu botol Aga ambil dan dia masukkan ke trolley. Sepertinya sudah nggak ada lagi barang yang penting banget. Kami lanjut mengantri di kasir untuk membayar semuanya.
---
Aga sedang mandi setelah dia memasukkan barang-barangnya ke dalam koper. Gue juga membantu dikit, mengingatkan dia barang apalagi yang lupa dia siapkan.
Rencananya setelah Aga selesai mandi, dia akan langsung menuju bandara. Jadwal terbangnya nanti malam pukul sembilan. Menghindari macet juga, dia berangkat sesegera mungkin.
Sambil menunggu Aga, gue mau mengabari Shella apa yang baru saja tadi terjadi pada gue hehe.
Sayang banget hal ajaib seperti tadi nggak gue pamerkan pada Shella haha. Seru juga bikin orang penasaran begini ya.
"Ay."
Gue mendongak ketika Aga memanggil. Dan dia sudah rapi dengan balutan hoodie hitam, celana jeans hitam, dan rambut yang sudah dia tata rapi.
"Mau berangkat sekarang?"
Aga mengangguk lalu sambil mengetikkan sesuatu di ponselnya.
"Yuk. Taksi yang aku pesen lagi jalan ke depan apart."
Gue berdiri dari duduk. Membantu Aga membawa satu tas goodie canvas yang gue persiapkan untuk cemilan Aga di sana tadi. Nggak lupa dengan obat-obatan seperti obat herbal anti masuk angin dan obat penurun asam lambung, takut-takut Aga sakit di sana.
"Aku yang bawain aja sini." Dia berusaha mengambil tas yang gue bawa, tangannya gue tepis pelan.
"Aku aja, yuk keluar nanti taksinya nungguin."