Tidak terasa sudah delapan bulan lamanya Ayu dan Aga terpisah jarak Surabaya-Jakarta. Ayu yang sangat sibuk dengan studi dan pekerjaannya di Surabaya. Apalagi tugas untuk magister yang nggak ada hentinya membuat studi kasus dan presentasi setiap minggu. Belum lagi pembahasan thesis untuk kelulusannya nanti.
Ayu juga harus bekerja di klinik psikolog tempat seniornya, Mbak Ina, dulu saat kuliah S1 di Bandung. Ayu nggak terlalu merasa kesepian disini, terkadang dia selalu mengeluarkan keluh kesah pada mbak Ina. Termasuk tentang hubungannya dengan Aga.
Meskipun lulusan Psikologi, Ayu juga manusia biasa yang memiliki emosi yang beragam. Dia juga terkadang nggak bisa menangani masalah emosi dalam dirinya, dan dia juga butuh bantuan orang lain untuk menemukan jalan keluar dari pikirannya yang sangat penuh.
Aga sendiri juga memulai kesibukan yang sangat padat. Seiring jalannya waktu dan banyaknya musisi yang ingin bekerja sama dengan Aga, tiba-tiba saja dia suka kebanjiran interview dengan majalah atau platform berita online. Lebih tepatnya setelah lagu yang dia produksi untuk Enam Hari melejit laris manis di pasaran, hingga menyapu berbagai penghargaan musik. Album Of The Year, Song Of The Year, dan Artist Of The Year. Semuanya disabet oleh Enam Hari. Ditambah Aga yang juga kebagian penghargaan Producer Of The Year dan Best Songwriter.
Pengikut di instagramnya juga ikut bertambah, bukan hanya Aga, Ayunda pun begitu. Karena, di setiap postingan Aga tentang interviewnya dengan media, dia selalu menandai Ayu di sana, hingga orang-orang penasaran siapa Jihan Ayunda yang selalu Aga tulis di postingannya.
"AGA INI KENAPA IG AKU TIBA-TIBA BANYAK YANG FOLLOW? AKU TAKUT."
"Dilock aja IG kamu."
"Duh nanti kalau aku famous gimana? Aku nggak siap harus dibanding-bandingin sama Pevita Pearce."
"Orang-orang juga tau kali, Ay, mana orang yang bagus buat disandingin sama Pevita."
"Oh gitu... Hari ini nggak usah vcall ya. Bye."
"Bercanda doang aku, Ayunda."
Meskipun mereka sibuk dengan bidangnya masing-masing, tapi Ayu dan Aga selalu menyempatkan diri untuk meluangkan waktu sekedar mengobrol. Setiap hari mereka selalu mengirimkan pesan ke ruang obrolan masing-masing. Walaupun terkadang baru dibalas tiga jam kemudian, lima jam kemudian, atau bahkan baru kebesokannya, mereka masih selalu melakukan itu.
Aga sebenarnya sedikit khawatir tentang ini, takut Ayu mengalami hal yang sama saat mereka putus tahun lalu. Tapi, dia berusaha dan komunikasi agar hubungan mereka masih berada di jalur yang aman. Memastikan semuanya masih dalam keadaan baik-baik saja.
Mereka juga selalu punya cara untuk melakukan kencan mereka meskipun jarak jauh. Salah satunya seperti candle light dinner virtual. Dimana mereka akan melakukan video call saat sedang makan bersama, dengan tema menu yang sama, dan pakaian yang sedikit niat agar terlihat seperti sedang makan di restoran fine dining. Nggak lupa dengan lilin sebagai pelengkap, meskipun Ayu hanya menggunakan scented candle miliknya dan Aga dengan lilin aplikasi yang dia download di iPad miliknya. Biasanya hal ini akan mereka lakukan sebulan sekali.