Ayu memegangi Khawla yang sedang rewel dan mbak Saras yang kewalahan ingin menyuapi Khawla. Suasana bandara yang cukup ramai, cukup menahan amarah Saras agar tidak meledak saat Khawla menolak sendok berisi nasi dan suwiran ayam sayur itu masuk ke dalam mulutnya.
"Udah kenyang kali, mbak." Ujar Ayu sambil mengusap sisa kuah di sekitar mulut Khawla dengan tissue.
"Sejak mas Sandi berangkat mancing, si Khawla jadi susah banget makannya. Padahal aku sengaja bawa makannya dikit banget, biar cepet habis, tapi ini baru beberapa suap masa udah kenyang."
Saras masih berupaya menyuapi Khawla yang ada di pangkuan Ayu.
"Mau disuapin sama papanya kali." Sambar Shella yang sedaritadi hanya melihat mereka berdua sibuk mengurus Khawla, karena Shella bingung harus apa, Khawla juga tidak mau digendong oleh Shella.
"Dek Khawla, ayo makan yuk satu sendok lagi ya. Habis itu papa langsung dateng. Oke oke?"
Ayu berbicara pada Khawla yang sedaritadi hanya mengatupkan mulutnya. Anak berusia tiga tahun itu langsung membuka mulut dan mengarahkan wajahnya pada Saras. Dan suapan terakhir Khawla pun akhirnya selesai, Saras sampai menghembuskan nafas lega. Ayu langsung memberikan minum untuk Khawla.
Sekarang mereka memang sedang menunggu Sandi, Aga, dan Theo, yang pulang dari memancing di Flores. Sebenarnya ini sih ajakan Sandi kepada dua lelaki itu. Beberapa bulan ini Sandi memang sangat hobi memancing hingga harus berpergian ke pulau luar demi mendapatkan spot memancing. Dan ini kedua kalinya, Sandi mengajak Aga, kalau Theo sih ikut karena penasaran dan ikut-ikutan saja.
Ayu lanjut bermain dengan Khawla, yang sedaritadi tidak ingin lepas dari pangkuan Ayu.
"Itu mereka." Ujar Shella yang spontan berdiri ketika melihat tiga pria datang keluar dari pintu kedatangan.
Saras langsung mengambil Khawla dari pangkuan Ayu, lalu berlari kecil menuju Sandi. Sedangkan Ayu berjalan menuju Aga, langsung berhambur memeluk lelaki itu.
"Aduh baru ditinggal tiga hari udah kangen banget kayaknya." Goda Aga pada Ayu, tangannya membalas rengkuhan Ayu, yang enggan melepaskan pelukannya.
Sementara Shella? Hanya berdiri, menunggu Theo menghampirinya dan Theo sendiri yang bergerak untuk mendekap Shella. "Gimana? Kangen nggak sama gue?"
"Biasa aja." Jawab Shella santai. Padahal sebenarnya, Shella tengah menahan senyumnya di dalam rengkuhan Theo.
Theo melepaskan pelukannya dan mengacak rambut Shella hingga berantakan, hingga gadis itu membalas dan menjitak kepala Theo.
—-
"Khaw, masa gak mau sih papa pangku?" Sandi berusaha menahan Khawla yang sedaritadi agak rewel ingin pindah ke kursi tengah, dimana Ayu dan Aga duduk.
"Kamu sih kerjaannya mancing terus, kan rasain sendiri anak kamu gak bisa bedain ini papanya atau duyung." Saras yang sedang menyetir masih sempat-sempatnya mengomel pada Sandi.
Ayu langsung menangkap Khawla yang ingin melompat ke arahnya. "Ate Ayu." Ujar Khawla dengan suara lucunya.
Aga yang melihat Ayu sangat akrab dengan Khawla hanya bisa tersenyum, sambil sesekali memegang tangan Khawla dan mengajaknya ikut bercanda.
"Khawla ikut ate Ayu ke rumah aja yuk, gak usah pulang sama mama ya. Tidurnya nanti bareng ate Ayu sama om Aga mau nggak?" Tanya Ayu sambil memegang Khawla di pangkuannya.
"Mau!" Jawab Khawla semangat.
Ayu tertawa ke arah Aga.
"Wah udah mah ini, Ga, tanda-tanda udah mau dikasih titipan." Ujar Sandi.