Bonus II

786 48 4
                                    

Suasana rumah begitu sangat hening begitu Aga memasukinya. Lampu-lampu menyala sangat terang, tetapi pintu tidak dikunci. Saat Aga memanggil Ayu pun tidak ada jawaban sama sekali. Ia menaruh sepatunya di rak. Memasuki rumah dan tidak lupa mengunci pintu karena sudah hampir larut malam.

"Ayu?"

Ternyata Aga menemukan Ayu sedang tertidur di sofa ruang tengah. Dengan posisi miring, di tangannya terdapat ponsel yang masih membunyikan musik "One Last Cry - Brian McKnight", laptopnya masih terbuka dan masih menampilkan drama kesukaan Ayunda, di atas meja mereka terdapat album-album foto yang sepertinya baru saja Ayu rapikan.

Dengan sigap Aga langsung mengganti lagu di ponselnya, "Lagi hamil kok dengerin lagu galau." Sedikit komentar Aga melihat isi playlist di ponsel Ayu dengan judul 'Lullaby for Adek' dan menggantinya dengan lagu Coldplay - Yellow. Aga juga langsung mematikan laptop Ayu dan merapikan foto-foto album yang sedikit berserakan. Diambilnya selimut dari dalam kamar, lalu menyelimuti tubuh Ayu yang masih sangat pulas. Aga langsung menaruh ranselnya di tempat biasa, menaruh kotak pizza yang ia bawa di meja makan— tadi sebelum Aga pulang, Ayu sempat menitip pizza, dan tidak lupa untuk cuci tangan dan kaki, setelah itu ia kembali pada Ayu, mengecup perut istrinya.

Ayu sepertinya sangat kelelahan. Hari ini ia harus ke kantor, karena Ayu bekerja di Komisi Nasional untuk perlindungan perempuan. Semenjak lulus dari magister, Ayu memang berfokus menjadi psikolog untuk anak-anak, remaja, dan perempuan. Selain itu, ia juga menjadi konselor di klinik milik temannya, dan tidak jarang Ayu juga menjadi pembicara di webinar-webinar tentang kesehatan mental dan terkadang diundang untuk membicarakan tentang kesetaraan perempuan di masa kini.

Aga tidak pernah melarang Ayu untuk bekerja setelah menikah. Ayu sudah mencapai pendidikan yang tinggi, menurut Aga, ia tidak berhak menghentikan pencapaian Ayu. Meskipun untuk masalah materi, Aga sudah sangat cukup, penghasilannya lebih dari cukup untuk menghidupi mereka berdua dan calon anak mereka nanti. Tapi, melihat Ayu yang sangat suka dengan pekerjaannya, Aga tidak bisa melarang.

Tangan Aga bergerak mengelus perut Ayu, ini sudah minggu ke-16 kehamilan Ayu.

"Dek, gimana hari ini? Bunda nggak bisa diem ya? Kerja terus ya? Maklumin ya dek, bunda kamu emang orangnya nggak bisa kalau diem di rumah, dia suka banget kerja. Tapi, nggak apa-apa selama bunda seneng dan nggak ngerugiin kesehatan dia, papa masih izinin kok. Kamu nggak nakalin bunda kan hari ini? Bunda bilang tadi ke papa katanya kamu udah bisa nendang ya?" Mata Aga kembali beralih ke wajah Ayu yang terlihat sangat damai. Baru saja Aga ingin lanjut mengobrol dengan calon buah hati yang ada di perut Ayu, Ayu menggeliat bergerak sedikit.

Lalu perlahan mata Ayu terbuka, mengerjap berkali-kali ketika melihat Aga ada di hadapannya, seulas senyuman langsung muncul, meskipun mata Ayu masih setengah terbuka, "Udah pulang daritadi, mas?"

Gantian, kini Aga beralih mengecup ujung hidung Ayu, "Baru aja sampe rumah. Mau pindah tidur ke kamar?"

"Jam berapa?"

"Jam sembilan."

Ayu meregangkan tangannya lalu menguap lebar, "astaga udah malem banget. Aku ketiduran tadi habis beres-beresin foto. Mau mindahin foto USG si dedek ke album baru. Sekalian nonton drama korea, eh malah ketiduran."

"Iya tuh sampe kamu lupa kunci pintu."

Ayu langsung memasang wajah cemberut, "Maaf. Aku ketiduran sumpah, nggak tau kenapa tiba-tiba kerasa capek. Niatnya mau nonton satu episode drakor terus lanjut masak buat kamu, eh malah molor akunya. Masaknya belum sempet."

Aga paham Ayu pasti sangat lelah. Memang Ayu juga sempat cerita semenjak hamil, tubuhnya merasa sangat mudah kelelahan dan mudah mengantuk.

"Jadi makan pizza? Udah aku beliin keburu dingin."

heroine of youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang