ꋬꋪ꒯ꏂꋪꋬꇙ
Zella tersenyum berbunga-bunga setelah mendapat pesan dari Lysander Mateo. Cowok yang menjabat status sebagai pacar Zella selama dua tahun belakangan ini. Segera dia mematut diri di depan cermin rias. Dan mengganti pakaian dengan gaun panjang selutut warna hitam yang amat indah. Zella menghadap belakang untuk melihat detail gaun di bagian belakang.
"Perfect!" gumam Zella.
Setelah merasa semua pas, Zella lekas turun ke bawah lantaran kamarnya berada di lantai dua. Namun, saat melewati ruang tamu, dia bertemu dengan sang ayah yang masih sibuk dengan laptop. Pria itu sangat gila kerja setelah bunda Zella meninggal dunia karena sakit kanker otak.
"Zella pergi dulu," ucap Zella. Nada suara gadis itu agak meninggi untuk menyadarkan sang ayah. Sebab jika Zella menggunakan suara pelan, ayahnya tidak akan mendengar. Pria itu terlalu fokus sampai cuek dengan keadaan sekitar.
Hanya gumaman singkat saja yang Zella dapat sebagai respons atas ucapannya beberapa menit yang lalu. Zella mendengkus kasar. Lalu berdecak kesal. Tak ingin berlama-lama, dia segera keluar dari rumah. Lysander sudah menunggu di depan gerbang hitam rumah yang menjulang tinggi.
"Kenapa gak masuk aja? Kenapa nunggu di depan gerbang?Emang kamu gak kedinginan, ini udah malam, lho," ucap Zella panjang lebar lantaran khawatir pada Lysander yang terkadang sepele dengan penyakit.
Lysander tertawa kecil. Dia usap pipi Zella dengan ibu jarinya. Usapan yang lembut dan menggambarkan seberapa besar rasa sayang Lysander untuk Zella.
"Aku gak kedinginan. Kita masuk aja ke dalam mobil, supaya kamu gak khawatir lagi sama aku."
Zella mengangguk cepat. Lysander membukakan pintu mobil untuk Zella. Tangan Lysander berada di atas kepala Zella untuk melindungi gadis itu agar tidak terhantuk.
Setelah memastikan Zella aman, Lysander menyusul duduk di kursi sang pengemudi.
"Tumben kamu ajak aku pergi malam-malam. Karena, setiap hari asal aku minta jalan malam hari bareng kamu, selalu aja nolak. Alasan karena gak mau aku sakit," ucap Zella selama perjalanan berlangsung.
Lysander diam beberapa menit sebelum menjawab kebingungan Zella. Tangan kanan Lysander meraih tangan Zella untuk dia genggam. Dan tangan satunya lagi fokus menyetir.
"Aku mau bilang sesuatu sama kamu," jawab Lysander.
Kepala Zella menengok pada Lysander. Alis sebelah gadis itu naik satu tingkat. "Kelihatan nya serius banget," ucap Zella seraya tertawa renyah. Untuk mencairkan suasana yang mendadak canggung. Raut Lysander tampak serius dan suasana pun didominasi oleh Lysander.
"Sorry, Zel."
Kedua alis Zella saling menyatu. Menciptakan kebingungan yang kontras. Demi menormalkan suasana agar tidak merasa aneh seperti ini, Zella pun tertawa kecil.
"Maaf untuk apa, San? Kamu ada buat salah sama aku? Perasaan, gak ada, deh. Kita baik-baik aja, kok."
"Aku nyesal, Zel."
Zella memutar bola mata. Kini dia bosan dengan ucapan Lysander yang mutar-mutar tidak jelas. Yang mana membuat Zella makin kebingungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arzella
Teen FictionTeen fiction Berawal dikhianati sang pacar, Zella akhirnya bertemu dengan Arderas Kaizen. Cowok yang katanya paling anti sama cewek. Kisah mereka juga diawali oleh sebuah taruhan, dimana sahabat Arderas menantang cowok itu untuk membuat Zella jatuh...