Chapter 7

5.7K 419 28
                                    

ꋬꋪ꒯ꏂꋪꋬꇙ

"Lo Zella, kan?"

Dahi Zella mengernyit membentuk sebuah kerutan. "Iya, gue Zella."

"Gue Dean." cowok itu menyodorkan tangannya untuk mengajak Zella berjabat tangan. Tetapi dianggurkan begitu saja. Dean menarik tangannya kembali dan berdeham pelan.

"Senang bertemu dengan lo," ucap Dean berbasa-basi.

"Oke ... senang bertemu dengan lo juga," jawab Zella berusaha bersikap ramah.

"Ada urusan lain? Kalau gak ada, gue mau pulang. Ada urusan lebih penting dari ini."

"Lo pasti udah kenal gue sebelum ini, kan?" tebak Dean. Sangat percaya diri. Mana mungkin ada seseorang yang tidak mengenal Dean, si ketua basket SMA Cempaka Putih.

"Gue sering melihat pertandingan lo dengan Arderas," ucap Zella. Gadis itu maju satu langkah, berdiri di sebelah Dean. Gadis itu menepuk-nepuk pundak cowok itu seperti membersihkan debu.

"Ya, gue kenal lo sebagai Dean yang selalu kalah dalam tanding basket melawan Arderas," bisik Zella di telinga Dean. Kemudian, tanpa berkata-kata lagi, gadis itu segera masuk ke dalam mobil putih yang sudah menunggu lama di seberang sekolah.

Dean mengumpat pelan. Setelah kepergian Zella, Arderas muncul di depan Dean. Dengan raut khasnya yang cuek, dan sebelah bibir naik ke atas, Arderas berujar, "Dia milik gue. Dari awal, gue pemenangnya."

"Bagaimana kalau Zella bilang, dia lebih suka gue?" Dean tersenyum miring. Ekspresi yang Dean tunjukkan kentara sekali ingin menantang seorang Arderas.

"Lo gak akan pernah bisa mendengar itu keluar dari mulut Zella."

ꋬꋪꏂꋪꋬꇙ

"Aneh tau, Zel. Lo gak merasa curiga?"

Zella terkekeh kecil mendengar tuturan Alora dari telepon. Dia telentang di atas ranjang memandangi plafon kamar.

"Curiga gimana, Ra?"

"Ya, masa dia baru kenal lo beberapa hari, tapi udah langsung suka sama lo. Dan menjadikan lo sebagai pacar dia. Pasti ada alasan di balik itu semua. Dan gue semakin yakin, bahwa itu alasan yang nggak baik untuk diri lo kedepannya."

"Terus, apa bedanya sama lo, Ra?"

Hening menyapa keduanya. Alora tidak memberikan respons apapun atas ungkapan Zella beberapa menit lalu.

"Ya, gue kan jatuh cinta pada pandangan pertama gitu," cicit Alora sangat pelan.

Sontak Zella terbahak keras.

"Lucu lo, Ra. Itu maksud gue, mungkin aja Arderas juga jatuh cinta pada pandangan pertama sama gue? Eitss, tapi lo jangan langsung cemburu, itu cuma prediksi gue doang."

"Berarti, ini beneran kan lo gak suka sama Arderas? Kalian pacaran trial cuma sebulan?"

"Iya, Ra. Cuma sebulan. Lo tenang aja. Arderas gak akan pernah bisa buat gue jatuh cinta. Siapa, sih, cowok di dunia yang berhasil membuat seorang Zella mencintai seseorang?"

ArzellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang