> 16 <

5K 111 27
                                    

Murdi dan Kia sudah di kontrakkan. Sehabis pulang dari Rumah Sakit, mereka sempat mampir ke Kedai Koffe, saat di jalan tadi Kia tiba-tiba ngidam mau minum Koffe, tapi yang buat suaminya sendiri.

Murdi sabar demi anak-anaknya. Yang penting istri dan anak-anaknya senang, berkuda lancar, yang dipikir hanya itu.

Sekarang mereka sedang kedatangan tamu yaitu Ayah Syametdi dan Ibu Julaysya yang sebentar lagi akan mempunyai cucu.

"Kontrakkannya lumayan besar," ucap Julaysya sambil melihat setiap sudut kontrakkan.

"Masih besaran rumah Ayah sih. Tapi harap maklum aja ini Kontrakkan," ucap Syametdi dengan kesombongannya.

Murdi dari tadi senyum-senyum sambil ngelus perut Kia, tapi Ayah dan Ibu mertuanya itu tidak sadar.

"Gimana Kia enak gak nikah sama Murdi?" tanya Syametdi.

Kia kegelian saat suaminya itu mengelus sambil mengelitiki perutnya. "Eng-h enak Ayah ah Mash."

"Engh gimana ah sayangh ahw," Syametdi mengikuti ucapan anaknya sambil mencolek leher Julaysya.

"Ehm ah enakh ah Ayah engh."

Murdi terkekeh saat mendengar suara merdu yang keluar dari mulut istrinya itu, jadi pengen cium tapi malu ada Mertua.

"Murdi, Kia nyusahin kamu gak?" tanya Julaysya.

"Engga Ibu. Kia sering muasin aku hehe," Kia mencubit tangan Murdi yang ada di perutnya, enak aja ngomong sembarangan padahal itu kemauan suaminya sendiri.

"Muasin? Ah Ibu tuh anak kita aja dipuasin sama suaminya, masa Ayah engga cih?" Syametdi cemberut, sudah lima belas tahun tak mendapat kepuasan dari istrinya.

Julaysya menatap tajam mata Syametdi. "Enak aja, semalam emang situ ngapain?"

Syametdi terkekeh. "Egh Ayah jadi pengen punya anak lagi deh."

"Buat anak sana sendiri, sama kucing biar beranak banyak!"

Kia melotot, tidak setuju. Udah mau punya cucu masa punya anak lagi. "Ah ah..aku gak setuju Ayah ah masa udah mau punya cucu masih mau punya anak lagi ah Mash??"

Mata Julaysya dan Syametdi membulat, ya masa kotak sih. "Cucu?" tanya mereka berdua.

Murdi tersenyum lalu mencium bibir Kia, tak peduli dilihat oleh Mertuanya. "Iya istri aku yang paling bohai, sexy, ini lagi nanem bibit aku, hebat kan?"

Syametdi bertepuk tangan, akhirnya punya cucu. "Aduhh anak Ayah udah gak perawan. Goyang ngebor berapa kali Murdi?"

"Dua puluh lima jam Ayah, Kia juga lagi hamil kembar."

Julaysya menangis. "Heng..hiks..ngok..heng..aku punya cucu hiks..kembar juga hikss...."

Syametdi membawa istrinya ke dalam pelukan. Mencium pelipis Julaysya. "Sayang, ikutin tips dari Menantu kita yuk?"

Julaysya diam tidak mendengar ucapan mesum suaminya itu. Ia tak menyangka sebentar lagi akan menjadi seorang Nenek. "Kia udah jalan berapa bulan kandungannya?"

"Empat minggu Ibu. Tadi kita habis ke rumah sakit, tadi pagi aku coba pakai testpack hasilnya positif. Karena Mas Murdi mau pastiin aku beneran hamil atau gak makanya kita ke Rumah Sakit," ucapnya. "Dan ternyata kata dokter, aku hamil kembar," lanjutnya.

"Boleh Ibu ngelus perut kamu?"

Kia mengangguk dan mendorong Murdi agar menjauh. Julaysya menaruh tangannya di perut Kia mengelus dengan pelan.

"Hai baby ini nenek kamu, salam kenal baby," ucap Kia.

"Selamat datang di perut Bunda Kia cucu nenek. Sehat-sehat ya di dalam sana, kita semua menunggumu."

Terpaksa Menikah Dengan Om Mesum (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang