Extra Part > 05

5.9K 103 117
                                    

Siang yang cerah ini. Seorang Ibu atau biasanya dipanggil Bunda oleh anak-anaknya sedang terburu-buru, berpenampilan rapih dan sopan. Mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang tinggi.

Barusan, ia di telepon bahwa anak pertamanya itu yang dulu sering kali menangis sekarang suka sekali membuat keributan di sekolahnya. Oh iya, Ravindra dan Ravenna sekarang sudah beranjak remaja, duduk di bangku SMP lebih tepatnya kelas delapan.

Anak kembar itu suka sekali berantem di rumah apalagi mempunyai Ayah seperti Murdi, Kia saja kadang bingung kok anaknya suka sekali berantem padahal kan keturunan yang seharusnya itu jamet.

Setelah sampai di sekolah megah itu Kia turun dengan anggun layaknya model. Anaknya itu di sekolahkan di sekolah internasional oleh Opa Jametnya.

Kia berjalan di koridor sekolah, tersenyum dan menyapa para guru di sini. Kakinya berhenti pada ruang bk, ia baru masuk pertama kali seumur hidup di ruangan serem ini, meskipun dulu ia suka ribut dan jail tapi ia masih mematuhi tata tertib sekolahnya.

Kia mengetuk pintu putih itu, saat pintu terbuka ia mengucapkan salam. Kia dipersilahkan duduk di samping anaknya yaitu Ravindra. Ravindra bergidik ngeri pada Bundanya, menundukkan kepalanya takut-takut.

Guru Bk bername tag Dessy Kumalasari itu duduk di kursi kebesarannya, memukul meja kaca itu menggunakan penggaris besi.

"Ehm-ehm..Perkenalkan nama saya Dessy Kumalasari biasa dipanggil Ibu Dessy, boleh juga manggil Bu Cimung. Sebelumnya saya meminta maaf kepada Bapak dan Ibu, jadi di sini saya akan membahas permasalahan anak-anak Ibu yang sudah melanggar tata tertib di sekolah ini," ucapnya.

Bu Dessy meminum teh hangat dicangkir itu, lalu melanjutkan pembicaraannya. "Jadi saya minta maaf sekali lagi. Ravindra dan Syhelia tadi pagi membuat keributan di lapangan, sebenarnya ini hal sepele ya Pak dan Ibu. Jadi ceritanya tadi pagi, yang saya tahu anak Ibu Kia menembak Syhelia dan Syhelia menolaknya hingga Ravindra mendorong dan menjambrak rambutnya. Dan di situlah Syhelia menendang kaki anak Ibu hingga pincang."

Kia mengangguk sambil menatap anaknya ini. "Tapi saya di suruh kesini ngapain Bu? Perasaan tadi katanya cuma hal sepele?"

Bapak dari Syhelia itu mengangguk setuju pada Bunda Ravindra. "Iya Bu, saya kesini terpaksa loh Bu? Kalau ngomong langsung intinya aja!"

Bu Dessy kikuk sendiri. "Ya cuma mau bilang anaknya di jaga baik-baik, jangan mengulangi kesalahan seperti tadi lagi, Ravindra dan Syhelia tahu sendiri kan di sekolah ini tidak boleh berpacaran?"

"Iya Bu," jawabnya serempak.

"Yaudah saya cuma mau membahas ini saja. Kalau begitu Ravindra, Syhelia beserta orang tuanya boleh pulang."

Kia berjalan sambil menggandeng tangan anaknya. Ia terkejut tiba-tiba ada yang memeluk dari belakang dan ternyata sang pelaku adalah Ravenna, anak centilnya.

"Bunda..Bunda, tadi aku ketemu sama Kak Devan. Terus Kak Devan bilang i love you ke aku, oh iya Bang Vindra, aku pacaran loh sama Kak Devan huhuu," Ravenna berjalna dengan senang.

Kia menatap Ravenna tajam, menjewer telinganya dan membawa anak centilnya ini masuk ke dalam mobil.

"Awh Bunda sakit ish! Bunda jahat, tapi ngga apa-apa deh yang penting nanti aku bisa jadi istrinya Kak Devan," Ravenna membayangkan jika ia di jadikan istri oleh cinta pertamanya itu.

"Istri-istrian, lo aja gak bisa masak Dek! Makan aja masih di suapin kok mau jadi istri!" celetuk Ravindra yang sedang bermain game di handphone iphone nya itu.

"Dih yang penting cantik, semok, aduhai."

***

Ting..tong..ting..tong..

Terpaksa Menikah Dengan Om Mesum (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang