Sesuai janjinya kemarin. Kia dan Nina akan bekerja kelompok membuat mozaik di kontrakkan Murdi.
Nina sedang menunggu Kia yang masih tidur ternyata, padahal dia kemarin yang bilang sendiri kerja kelompoknya jam sembilan tapi dia sendiri malah enak-enakan tidur.
Murdi keluar menemui Nina dengan kaos lengan panjang dan celana jeans panjang, tubuhnya hanya boleh dilihat dan disentuh oleh istri tercintanya yaitu Kia.
Murdi sebenarnya kesal pagi-pagi lagi kelonan sama istri malah ada yang ganggu. Mumpung istrinya lagi tidur kan jadi bisa ngeraba gitu loh🙄.
"Tunggu dulu di sini. Mau minum apa biar saya buatin?" tanya Murdi pada Nina yang sedang memainkan handphone merk realmenya.
"Gak usah deh, takut ngerepotin."
"Ngga apa-apa, Mba mau minum apa?" tanya Murdi sekali lagi.
"Jus aja deh, eh jangan air putih aja."
Murdi mengangguk lalu ke dapur mengambil air putih. "Silahkan diminum, saya bangunin istri dulu."
Nina mengeluarkan alat dan bahan yang akan di pakai buat mozaik. Gambar untuk mozaiknya dia memilih gambar burung, tadinya mau perkututnya Pak Murdi tapi gak tahu modelnya gimana😭🙏🏻.
Kia terbangun karena Murdi yang tiba-tiba membuka kancing bajunya.
Kia menjambrak rambut Murdi. "Tadi malam kan udah kenapa mau lagi sih?"
Mata Murdi berkaca-kaca seperti bayi yang tak diberi asi oleh Ibunya. "Semalam kan cuma sebentar, kamunya malah keburu sakit perut."
Kia memutar bola matanya malas. Melirik jam dinding. "Aduh kok bisa sampai lupa ada janji sama si Nina," Kia menjitak jidatnya sendiri.
"Itu Nina ada di depan sayang, aku suruh nunggu dulu sambil bangunin kamu. Tapi biarin aja lah dia nungguin kita, gimana kalau kita kerja rodi?"
"Pikiran kamu kerja rodi mulu! Awas ih gigi kamu warnanya kuning tuh kalau dicium bau."
Murdi mengaca, dan benar saja giginya kuning dan ada yang bolong ternyata.
***
Kia memakai cardigan warna putih untuk menutupi tubuhnya yang terdapat bekas ciuman Murdi. Gak pagi, siang, sore, malam otak mesumnya itu selalu keluar dan berujung membuat sang istri mengalah meskipun sebenarnya agak tertekan punya suami yang sifatnya mesum mulu.
"Kia lo kenapa anjir pakai cardigan pagi-pagi?" tanya Nina dengan bingung.
"Itu kelakuan si Murdi, capek gue punya suami kayak dia," jawab Nina sambil menggaruk hidungnya yang gatal.
"Lah lo dapat suami kayak dia darimana dah?"
"Dijodohin, sebenarnya agak terpaksa sih nikah sama dia. Terpaksa Menikah Dengan Om Mesum," ucap Kia melirik Murdi yang tengah menciumnya dari udara.
Nina ikut melihat tingkah Murdi, menirukan orang yang akan muntah. "Hoek..jijik anjir, najis amit-amit punya suami kayak Murdi, cukup lo aja Kia. Gue jadi anaknya Ayah Nawre sama Bunda Dessy udah Alhamdulillah banget."
"Udahlah gak usah ngomongin Murdi jadi kegeeran tuh orang. Mending buat mozaik aja," ucap Kia.
Nina mengangguk. "Gue milih gambar burung aja bagus."
"Perkutut akoeh juga bagoesh kan zeyeng," pekik Murdi dengan cekikikkan.
"Item, dekil, bentol-bentol."
Murdi meremas tangannya, awas aja istrinya itu. Enak aja dikatain bentol-bentol.
Dua jam kemudian. Mozaik yang dibuat oleh Bude Nina sudah jadi dengan bagus, dipastikan akan mendapat nilai 100.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa Menikah Dengan Om Mesum (END)
Ficción GeneralHai guys! Kembali lagi ke cerita aku yang ke-4👋🏻 Semoga kalian suka ya, dengan ceritaku kali ini🙏🏻 Sebelum baca diharuskan follow dahulu akun aku!! *** Ralasuki Arlena atau akrab disapa dengan Kia. Seorang gadis berumur 17 tahun yang memiliki si...