> 6 <

10.2K 244 19
                                    

Rasa pegal terasa ditubuhnya, setelah melaksanakan akad nikah dilanjutkan dengan acara syukuran kecil-kecilan.

Kia sedang duduk dipinggir kasurnya, meluruskan kedua kaki yang begitu pegal. Memijat pelan bagian yang pegal, sebenarnya bukan hanya kaki tetapi bagian kepala juga terasa sakit karena sanggul yang sedikit berat.

Ceklek..

Murdi, yang sekarang sudah menjadi suaminya itu menghampiri sang istri yang sedang memijat kaki. Ia duduk di sampingnya sembari memijat pundak yang masih terbalut kebaya. Dipijat dengan pelan membuat sang empu ke enakan.

"Pijatan lo enak juga ternyata. Dibayar seratus ribu cukup kan?"

Murdi mengerutkan kening. "Panggilannya kok diubah, tadi dan semalam kamu panggil aku dengan sebutan aku-kamu, sekarang kenapa jadi lo-gue?"

"Dih suka-suka gue. Itu akal-akalan gue aja sih biar lo baper sama gue," ucapnya.

Murdi hanya diam, sebagai suami yang baik mending diam dibandingkan marah-marah, udah tua tambah tua lagi.

"Umur lo berapa?" tanya Kia yang masih memijat kakinya.

"27 tahun."

"Gue kira udah 30 tahun, ternyata lebih muda 3 tahun. Tapi bentar lagi kepala 3 lah ya."

"Umur kamu baru 17 tahun kan? Berarti aku sama kamu beda 10 tahun ya? Aku jadi merasa tua banget deh," balas Murdi.

"Lah baru merasa, gue kira dah dari lama."

"Kamu bersih-bersih dulu sana, habis itu istirahat. Nanti sore kita pindah ke kontrakkan."

"Hm. Lo keluar dulu sana, gue mau lepas baju di sini kalau di kamar mandi ribet."

"Ngga apa-apa kali orang udah sah juga. Halal juga, kan kalau gak bisa kamu bisa minta tolong ke aku."

"Ngga apa-apa di lo, kenapa-kenapa di gue," gerutu Kia.

***

Kia melihat jam di handphone. Sekarang masih jam dua siang, artinya dia udah tidur kurang lebih tiga jam an. Melirik ke sebelah kiri, suaminya itu sedang tertidur pulas. Pertama kali melihat suaminya tertidur, Kia terkekeh sendiri. Memfotonya dan dilihat-lihat lumayan ganteng, foto itu harus disimpan baik-baik kalau perlu ditaruh di museum.

Membuka selimut yang menutupi tubuhnya, Kia suka sekali pakai selimut walaupun kamarnya tidak dingin. Duduk bersandar pada sandaran kasur lalu menguncir rambutnya seperti konde. Melihat pakaiannya yang bisa dibilang sexy.

Murdi terusik, mengucek-ngucek matanya. Melihat istrinya yang sudah bangun membuat dirinya jadi malu sendiri, tidur terakhir bangunnya juga terakhir.

"Baru bangun?" tanya Murdi yang sedang menguap.

Kia menengok. "Baru lima menit yang lalu. Kasur gue empuk kan makanya lo tidur nyenyak?"

"Lebih empuk kasur di kontrakkan aku. Nanti deh cobain aja."

"Di coba dikira makanan apa. Sekalian tuh diraba, dijilat, dicelupin."

"Iklan oreo itu mah."

Murdi merapihkan tempat tidur yang berantakan, ulah dari istrinya dengan sengaja mengacak-ngacak sprei dan langsung lari tanpa mau membenarkan.

Katanya orang sabar itu pahalanya besar. Kalau Murdi, orang sabar hidungnya makin lebar. Gali lubang tutup lubang, dapat emas terus dibuang.

***

"Selamat siang epribadehh...."

"Loh pengantin baru udah bangun. Katanya tadi capek?"

"Capek sama pegel sih lebih tepatnya kayak punya beban gitu loh," ucap Kia sambil menuangkan air ke gelas kaca.

Terpaksa Menikah Dengan Om Mesum (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang