Extra Part > 03

2.7K 77 47
                                    

Dua tahun kemudian...

Keluarga kecil itu melewati hari-harinya dengan penuh sukacita. Anak-anaknya pun tumbuh dengan baik, menjadi balita yang cantik dan ganteng.

Dan perlu diketahui bahwa Keluarga kecil itu sudah pindah ke perumahan sederhana yang dibeli oleh Murdi dua bulan yang lalu. Murdi menganggap rumah yang dibelinya itu sebagai hadiah ulang tahun pernikahannya yang ke tiga.

Kia sempat terkejut, bisa-bisanya suami tercintah nya ini membeli rumah tanpa kesepakatan terlebih dahulu. Ia juga heran dapat dari mana uang sebanyak itu untuk membeli rumah, sedangkan suaminya ini hanya bekerja sebagai supir?

Ternyata suaminya ini membeli rumah memakai uang tabungannya selama ini yang ditabung untuk masa depannya. Benar-benar suami idaman bagi Kia, bagi saya gak dulu😔.

Kia dan Murdi sedang duduk santai di sofa berwarna hitam yang ada di ruang keluarganya. Menemani anak-anaknya bermain. Kia tersenyum melihat anak-anaknya yang sudah berumur dua tahun yang sebentar lagi akan berumur tiga tahun ini, padahal dulu belajar jalan saja sering terjatuh dan menangis, tapi saat ini anak-anaknya sudah bisa berlari kesana-sana persis seperti dirinya waktu kecil.

Ravindra memainkan robot-robotan dari Kakek Tejo. Robot-robotan itu ia pukul-pukul dengan satu robot di tangan kirinya. "Obot-obot yes lucak huhu, hihi obot-obot Pindla lucak huhu," Ravindra kegirangan merusak robot-robotannya, salah satu kesukaan Ravindra yaitu merusak mainan.

(Robot-robot yes rusak huhu, hihi robot-robot Ravindra rusak huhu.)

Sedangkan Ravenna mengelus bulu kucing garongnya yang dibelikan oleh Opa Syametdi. Ia mengelitiki bokong kucing itu, Ravenna suka sekali digigit oleh kucing garongnya itu tetapi ia tak pernah nangis, memang anak hebatnya Pak Murdi.

"Cing..cing, ucing elek milip Yah A-yah!!" Ravenna menunjuk Murdi.

(Kucing..kucing, kucing jelek mirip Yah A-yah!!)

Ayah dua anak itu tersedak, memukul dadanya dengan pelan. "Heh siapa yang bilang Ayah jelek, ayo ngaku!"

Kia memutar bola matanya malas, mendingan nonton sinetron ku meninggoy. Biarkan drama antara Ayah dan anak itu, ia pusing jika suami satunya ini teriak-teriak.

Ravindra menatap robotnya yang sudah hancur, melengkungkan bibirnya ke bawah. "Hiks..obot-obot hancul lebus, maapin Pindla Kakek."

(Hiks..robot-robot hancur lebus, maafin Ravindra Kakek.)

Dengan beraninya, Ravenna mengacungkan tangan dan menampakkan gigi putihnya. "Lavenna Yah!"

(Ravenna Ayah!)

Murdi berkacak pinggang menghampiri anak cantiknya. "Siapa yang ajarin kamu ngomong gitu Sayang?"

Ravenna menatap Ayahnya dengan sinis, ia ikut-ikutan berkacak pinggang. "Opa Jamet Yah!"

(Opa Jamet Ayah!)

"Emang kamu punya Opa namanya Jamet yah?" tanya Murdi dengan bingung.

Ravenna mengangguk. "Opa Jamet ntu Opa nya Lavenna. Lumahnya yang becal!"

(Opa Jamet itu Opa nya Ravenna. Rumahnya yang besar!)

"Maksud kamu Opa Syametdi?"

Ravenna memberi jempol dua untuk Ayahnya. "Lavenna nda bica lang L ama Zha dadi langnya Opa Jamet."

(Lavenna gak bisa bilang R sama Sya jadi bilangnya Opa Jamet.)

Murdi terkekeh, mengusap rambut anaknya. "Emang jamet Sayang. Lain kali bilang Ayah ganteng dong, jangan jelek yah? Nanti Ayah beliin mainan, mau gak?"

Terpaksa Menikah Dengan Om Mesum (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang