> 7 <

9.1K 228 26
                                    

Kontrakkan minimalis berwarna coklat susu dan sedikit warna putih itu mempunyai halaman kecil. Terdapat dua kamar, satu kamar mandi, dapur kecil, dan juga ruang tamu. Setidaknya bisa untuk tempat tinggal.

Mobil alphard hitam itu terparkir di halaman kontrakan. Saat memasuki komplek kontrakan para Ibu-ibu dan Bapak-bapak keluar layaknya melihat artis. Terlihat isi dari komplek kontrakkan orangnya pada kepo-kepo. Bahkan saat Kia membuka kaca mobil, orang-orang itu bersorak-sorak 'artis khayangan datang di komplek kontrakkan kita' ada juga yang bersorak 'komplek kontrakkan kita bakalan terkenal'.

Kia memandangi sekitar kontrakkan, masih besar rumahnya ternyata. Menenteng tas miliknya, sedangkan suaminya sedang menggeret koper.

Memasuki kontrakkan untuk pertama kalinya. Mengikuti suaminya dari belakang, memasuki kamar dengan pintu coklat dan ada tulisan 'Kamar Bang Murdi'.

"Taruh di situ aja, biar aku yang rapihin. Kamu duduk dulu di ruang tamu," ucap Murdi dengan ngos-ngosan.

"Hm. Kamar gue dimana?" tanya Kia yang masih melihat-lihat dalam kontrakkan.

"Ini kamar kamu. Lebih tepatnya kamar kita berdua."

Kia mendelik. "Maksudnya kita tidur berdua?"

"Iya. Satu kamar di sini aku pakai gudang, kalau kamu mau tidur di situ mungkin udah banyak hewan-hewan."

"Emang gak ada kamar yang lain apa?"

"Gak ada. Kalau kamu gak mau tidur di sini, yaudah tidur di dapur," ucap Murdi.

"Dih ngeselin banget jadi orang."

***

Sore hari yang akan petang ini disuguhi hujan deras yang mengguyur kota Jakarta dan untungnya tidak ada petir.

Biasanya orang-orang jika hujan ada yang meneduh mie kuah atau teh hangat, tapi kali ini berbeda dengan yang lain.

Kia sedang menonton Tv sambil memakan kacang. Murdi sedang di dapur membuat makanan, suami idaman pada umumnya.

Menonton sinetron azab, itu sudah menjadi kewajibannya setiap hari. Bukannya tobat malah hafal lagu Opick.

Mati terkubur cor-coran dan tertimpa meteor, judul azab di hari ini. Kia terkekeh, judul yang aneh tapi seru ditonton.

"Sekalian aja tuh judul jadi Juragan tahu bulat tergoreng dadakan dikubur angat-angat."

"Terangkanlah...terangkanlah...jiwa yang bertasbih," Kia mengikuti lirik lagu azab itu.

Murdi membawa dua piring berisi nasi goreng spesial pakai cinta dan kasih sayang, asekk. Melihat istrinya sedang menonton sinetron azab membuatnya geleng-geleng.

"Nasi goreng spesial ala Mochamad Murdiana siap disantap," ucapnya lalu menyerahkan satu piring nasi goreng pada Kia.

Kia menerima piring itu, diciumnya bau nasi goreng, seperti enak. "Ini beneran gak dikasih racun?"

"Gak guna juga aku kasih racun ke kamu."

"Makan aja, enak kok. Pasti nanti kamu minta resepnya apa," kata Murdi yang sudah duduk di sebelah istrinya.

"Sok tahu banget jadi orang."

Kia menyuapkan satu sendok dan benar rasanya enak. Bumbu-bumbunya pun pas di lidahnya, suaminya ternyata jago masak.

"Nonton sinetron azab fungsinya buat apa?" tanya Murdi yang sedang mengunyah.

"Menambah wawasan dalam perazaban, mendzolimi, dan menjamet. Jadi tahu lagu si Opick juga sih."

Terpaksa Menikah Dengan Om Mesum (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang