> 22 <

3.1K 75 32
                                    

Helloooo guyss saya kembali lagi😇👌🏻

Pada kangen gak sih? pasti gak kan? ngga apa-apa, saya emang gak kangenin🙏🏻

Akhirnya saya nulis lagi yeah..setelah seminggu lebih gak nulis dan gak update💆🏻‍♀️😓

Lanjut bacaaa yaaaaa...bacanya jangan napas saya jamin mati😊🙏🏻

***

Sore hari ini, Kia dan Murdi sedang diperjalanan ke restoran untuk menemui Nina. Masih ingat sama Nina kan? Kalau gak ingat berarti Nina udah tenang di atas ya kawan-kawan.

Nina Ameyra Julien, setelah lulus SMA beliau  berkuliah di Universitas Pelita Harapan dan mengambil Jurusan Komunikasi. Universitas Pelita Harapan biasanya sering kali dibilang Uang Papa Habis.

Kia cemberut sedari tadi, padahal dirinya sudah siap-siap berangkat naik ojek malah suami tercintanya itu melarang. Murdi memarahinya, sudah tahu lagi hamil selalu ngeyel kemana-mana sendirian mana pakai ojek.

Kia memalingkan wajahnya ke jendela saat bibirnya dikecup oleh Murdi, karena macet bisa-bisanya mencari kesempatan dalam kesempitan.

Murdi menepuk pelan pundak sang istri. "Sayang ih kok ngambek sih? Akoeh kan cuma khawatir sama kamu sama baby," ucap Murdi dengan ekspresi bibir melengkung ke bawah dan mata ingin menangis.

Kia menghempaskan tangan Murdi. "Hiks..aku kan ma-malu Mas lih-at penampilan kamu begitu."

Murdi melihat pakaiannya, perasaan bagus-bagus aja. "Kenapa sih Sayang, jangan nangis dong?! Aku kan udah ganteng, wangi, kurang apa lagi coba Sayang?"

Kia mengelap air matanya, menengok ke suaminya. "Mas ih aku jijik banget sama kamu ah! Kamu jelek gak kayak dulu yang sedikit jelek!!"

Murdi mendelik. "Ih iya aku jelek aku ngaku. Tapi kejelekan aku ini mirip sama pacar halu kamu tuh, namanya siapa ya?" Murdi menggaruk rambutnya. "Nah sih Tahiyung," lanjutnya.

Kia menampol kepala Murdi hingga kejedot kaca mobil. "Hiks..pacar aku kok diubah-ubah namanya! Taehyung bukan Tahiyung!! Kamu mirip sama istrinya Jeng Inul sih Mas Adam, udah tua kumisan lagi!"

"Kamu ih tega banget. Suami sendiri dikatain jelek!"

Kia memutar bola matanya malas, memegang ubun-ubun Murdi. "Ya Allah bisakah engkau keluarkan setan-setan yang terkutuk di dalam tubuh suamiku? Kalau bisa tukar satu badan sama Jaehyun, Aamiin."

"Loh teyus akoeh gimana Ayang?"

"Tak hempaskan ke sungai buaya darat!"

Murdi terkikik geli. "Hidup berdua di sungai berhalu-halu sampai tak sadar akan menjadi janda dan duda, hahaha...."

***

Kia berlari sambil merentangkan tangan lebar-lebar, disambut Nina yang langsung mendekap teman gilanya itu. Efek kangen, sudah lama tak bertemu lagi kurang lebih satu bulan, bagi mereka satu bulan itu seperti satu tahun yang menunggu seseorang tanpa kepastian.

Murdi yang sedang mengunci mobil langsung berlari terbirit-birit menyusul istrinya. Sering kali ia seperti ini hanya gara-gara istrinya itu sedang hamil bukannya santai-santai tapi pecicilan.

"Kia kangen banget ih gue sama lo. Perut lo juga udah buncit nih, padahal pas itu masih rata-rata aja," ucap Nina mengelus perut Kia.

Kia tersenyum. "Ya masa datar mulu perut gue, anak gue gak berkembang dong di dalam! Lagian dia kangen sama tante alaynya."

Nina mendekatkan telinganya ke perut Kia, ditepuk pelan-pelan. "Baby anteng-anteng aja nih di dalam sana tumben gak nendang. Ayo dong nendang, tante kepengen ngerasain tendangan kalian."

Terpaksa Menikah Dengan Om Mesum (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang