> 15 <

6.4K 132 22
                                    

Kia terbangun dari tidurnya saat mencium bau yang tak enak, bau badan suaminya mirip bau kuda yang belum mandi. Berlari ke kamar mandi terbirit-birit, menutup mulutnya dengan tangan. Saat di kamar mandi Kia memuntahkan sedikit cairan bening.

Tubuhnya lemas, mengapa saat dekat-dekat dengan suami bawaannya mual. Dari semalam kepalanya pusing, tapi Kia tak tega membangunkan sang suami, sepertinya suaminya sangat capek karena menyari sate biawak.

Kia memijat keningnya sambil berjalan balik ke kamar. Di dalam kamar, Kia duduk bersandar yang masih memijat kening dengan pelan. Berusaha untuk tidur lagi tapi kenapa rasa mual itu muncul. Kia mengoleskan minyak kayu putih di lehernya dan hidung, rasa mualnya sedikit menghilang meskipun bau minyak kayu putih itu nyengat.

Kia mengambil handphone nya yang ada di meja kecil di sebelahnya. Mengecek kalender, dan betapa terkejutnya saat melihat tanggal-tanggal tersebut. Seharusnya tiga minggu yang lalu adalah masa tamu bulanannya datang, Kia telat mengalami haid bulanannya. Kia panik, setahunya jika seorang perempuan yang telat haid itu berarti hamil, apalagi Kia sudah punya suami dan sudah melakukan adegan coblos-mencoblos.

Kia membangunkan suaminya dengan panik. Murdi yang sedang mimpi indah terbangun, padahal mimpinya lagi menjadi raja di sebuah kerajaan.

"Kenapa Sayang?" tanya Murdi sambil mengucek-ngucek mata.

Kia sesegukan. "Aku telat tiga minggu."

"Telat apa?" tanya Murdi dengan bingung.

"Telat datang bulan. Aku takut kalau hamil, aku masih sekolah," ucap Kia dengan sesegukan sambil memegang perutnya.

Saat mendengar kata 'hamil' mata Murdi yang masih merem melek tadi langsung melotot. "Kamu hamil, Sayang?"

"Belum dicek Mas. Kamu mau ya beliin testpack di Apotek."

"Tapi masih pagi Sayang. Emang ada yang jual ya?"

Kia bingung, iya juga sih. "Gimana ya, masa aku minta sama Ibu? Tapi Ibu udah lama banget beli testpack, kalau gak salah sepuluh tahun yang lalu."

Murdi garuk-garuk kepala. "Yaudah aku coba nyari di Apotek yang masih buka, kamu tunggu di kontrakkan aja gak usah ikut. Nanti kalau kenapa-kenapa telepon aku."

***

Setelah mencari-cari testpack kurang lebih tiga puluh menit, akhirnya Murdi pulang. Untung saja ada Apotek yang masih buka. Murdi beli lima testpack dengan merk yang berbeda. Dari pada disuruh bolak balik mending sekalian beli banyak.

"Sayang, ini aku udah beli coba kamu cek," Murdi memberi lima testpack tersebut dan langsung Kia ambil.

Kia menatap kelima testpack yang ada ditangannya. "Tapi aku takut kalau hasilnya gak memuaskan. Aku takut kamu kecewa udah beli jauh-jauh malah aku gak hamil."

Murdi mengusap rambut Kia. "Ngga apa-apa kok kalau hasilnya negatif. Mungkin belum rezeki kita buat punya anak, mending kamu coba sekarang biar aku gak penasaran."

Kia mengangguk lemas, masuk ke dalam kamar mandi mencoba kelima testpack itu.

"Sayang, udah belum? Gimana hasilnya?" tanya Murdi dengan penasaran.

"Sebentar hasilnya belum muncul," pekik Kia di dalam kamar mandi.

Murdi menunggu selama sepuluh menit, semoga hasilnya memuaskan.

Kia keluar kamar mandi dengan mata yang memerah membuat Murdi panik. Murdi mendekat ke Kia, dipeluknya Kia dengan sayang. "Jangan nangis Sayang, ngga apa-apa kok kalau kamu belum hamil, kita masih bisa berusaha lagi."

Terpaksa Menikah Dengan Om Mesum (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang