> 20 <

4.1K 93 25
                                    

Dua bulan kemudian. Perut Kia yang dulu rata itu sekarang sudah kelihatan membuncit dan Kia juga sudah tidak sekolah ya karena sudah lulus. Walaupun tak mendapat juara, Kia tetap juara di hatinya Mas Murdi.

Anak-anaknya di dalam kandungan berkembang dengan baik, tapi sifat jailnya selalu muncul di malam hari. Waktu itu sekitar jam sebelas malam tiba-tiba Kia ingin sekali memakan bakso mercon, tapi gak kesampaian beli karena selain udah malam, suaminya itu juga sudah tidur. Karena tidak tega, Kia menahan agar tidak ngiler dan melupakan bakso mercon yang enak banget itu. Bukannya bisa ngelupain bakso mercon malahan perutnya keram, salah satu anaknya membuat Kia menahan sakit gak karuan.

Selama hamil, Kia juga suka sekali berjalan pagi sambil menikmati udara segar bersama sang suami. Mumpung perut belum terlalu besar, agak berat kalau udah besar mau di bawa kemana-mana, apalagi membawa dua anak sekaligus.

Berat badan Kia pun naik secara drastis, sebelum hamil beratnya 45 Kg dan sekarang sudah 55 Kg, dua anak yang ada di perutnya itu diberikan nutrisi yang baik oleh Murdi. Murdi adalah suami idaman, bisa merawat istri dan anaknya yang belum lahir itu.
Dan Murdi bersyukur di kirim Tuhan wanita hebat yang sedang hamil itu, selalu menurut walaupun kadang-kadang sifat jailnya muncul sama seperti anaknya.

Syametdi dan Julaysya juga sering sekali menengok anaknya beserta cucunya itu. Saat tahu Kia hamil, Syametdi membuat berita menggemparkan di kampusnya memberitahu bahwa anak bohainya itu sedang hamil dan ia langsung mengadakan acara syukuran. Bahkan Syametdi membelikan mobil untuk anak-anak Kia bermerk mercy, orang kaya kalau mau buang duit ya gitu.

Pagi hari ini diguyuri oleh hujan dari kemarin hujan turun begitu deras dan berhenti pada sore hari, pergantian musim memang seperti itu, kadang hujan nantinya panas lagi.

Semalam Murdi gelisah. Selain giginya yang sedang sakit, malam-malam seluruh tubuhnya panas dengan temperatur 40 derajat celcius. Membuat Kia kebingungan, mana dirinya lagi hamil, suaminya pakai sakit lagi.

Kia dari semalam tidak bisa tidur karena panik. Kening suaminya itu sudah dikompres dengan air hangat tetapi panasnya tidak turun-turun. Tidak ada cara lain selain memeluk suaminya itu, siapa tahu panasnya sedikit hilang. Dipeluknya dengan sayang walaupun perut buncitnya menghalangi dan diciumnya pipi Murdi, Kia membisikkan sesuatu pada Murdi. "Cepet sembuh Mas, biar bisa gelut manja lagi sama aku."

***

Murdi bangun. Pertama kali yang dicari yaitu istrinya, dengan wajah yang berkaca-kaca ia berjalan dengan linglung.

"Sayangnya Mas Murdi kamu dimana?" pekik Murdi.

"Di dapur Mas lagi masak tempe tapi gosong!"

Murdi berlari terburu-buru, panik takut istrinya berubah wujud. "Loh sayang wajah kamu gosong, jadi mirip setan."

Kia menatap Murdi dengan memegang sutil, minta dihajar masa wajah cantiknya dibilang mirip setan. "Mas kalau aku setan berarti anak kamu setan juga dong, kita keluarga setan."

Murdi memeluk istrinya dari belakang. Kia menatap suaminya dari bawah, Murdi mengecup bibir Kia dengan lembut. "Bibir yang manis untuk orang yang manis. Bibir kamu obat untuk aku."

Kia terkekeh, sok romantis. "Bisa aja. Padahal bibir aku bukan dokter tapi dibilang obat sama kamu."

Murdi menaikkan baju Kia. Mengelus perut buncit itu dengan Kia yang menyandarkan kepalanya di dada Murdi. Kia merasakan tangan suaminya itu sudah tidak panas, dia tersenyum senang akhirnya cara peluk dan cium nya itu berhasil membuat panas yang ada di tubuh Murdi turun.

"Anak Ayah makin hari makin besar aja deh. Betah banget kayaknya di dalam perut Bunda. Padahal kan Ayah pengen banget cepet-cepet ketemu kalian."

"Mas anak kita baru juga dua bulan di perut aku, kamu malah udah minta dia cepet-cepet keluar."

Terpaksa Menikah Dengan Om Mesum (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang