Satu bulan kemudian.
Menjalani pernikahan yang kedua bulan, Alhamdulillah masih baik-baik aja. Kehidupan rumah tangga sepasang suami istri itu berjalan dengan harmonis. Meskipun disetiap harinya selalu aja ada masalah yang muncul, tapi masih bisa di atasi dengan baik-baik.
Bumbu-bumbu cinta sudah muncul di antara keduanya, Kia sudah menyatakan rasa cinta dan sayangnya pada Murdi. Meskipun jarak umurnya berbeda jauh. Dan memaklumi pekerjaan suaminya, meskipun hanya supir. Kia juga merubah panggilan suaminya menjadi Mas dan Murdi memanggil Kia dengan sebutan Sayang.
Murdi yang hanya bekerja sebagai supir itu masih mampu mencukupi kehidupannya dan sang istri. Perlu diketahui, Murdi hanya bekerja sebagai supir karena suruhan Ayah mertua. Meskipun dibayar cukup sedikit, Murdi ikhlas yang penting cinta pertamanya selalu ada di sisinya.
Gaji Murdi selama bekerja sebagai supir di rumah Kia yaitu sebesar lima juta. Uang itu ia tabung untuk membangun rumah impian dan kebutuhan anak-anaknya nanti.
Sedangkan Kia yang sebentar lagi akan lulus SMA itu sedang dilanda pusing karena banyak sekali ulangan-ulangan disetiap harinya. Belum lagi saat ujian menentukan kelulusan, ulangan harian aja sudah susah hampir sedikit gagal otak, apalagi ujian kelulusan bisa pitak sebelah kali.
Kia tidak memikirkan kelanjutannya setelah lulus SMA, karena ia tak mau kuliah. Menurutnya, kuliah itu hanya untuk kalangan orang pintar dan kaya, meskipun dia sedikit kaya, ya Syametdi selain menjadi dosen dia yang punya kampus besar. Ingin masuk di kampus milik Ayahnya tapi takut menjadi bahan omongan. Selain itu, ia juga ragu dengan kepintarannya.
Dari umurnya lima belas tahun memang Kia sudah pernah bilang pada orang tuanya tidak mau kuliah. Kuliah itu ribet, buat apa kuliah sampai S1. Kalau ujung-ujungnya juga jadi Ibu rumah tangga? Itu yang ada dipikirannya.
Mengurus anak, suami dan rumah. Bahkan jurusan kuliah aja tidak ada dalam kategori tersebut. Dari pada buang-buang uang lebih baik nikah, nikmatin uang hasil keringat suami.
Dan dua bulan yang lalu, tak ada angin dan tak ada hujan Allah mendengarkan doa Kia. Doanya yaitu ingin menikah muda dan mempunyai anak, tapi permintaan yang diinginkan bukan pada umur tujuh belas tahun itu.
Dan sialnya menikah dengan supir pribadinya sendiri yang sudah lama menjomblo karena tak ada yang mau, atau gak laku sepertinya. Dan akhirnya Kia tahu, rahasia yang disimpan oleh suaminya itu. Mencintainya pada saat dirinya masih berumur lima tahun, seperti om-om pedofil.
Kedua pasangan suami istri ini lagi duduk di karpet sambil menonton Tv kartun yang menampilkan dua bocah botak yang tak pernah naik kelas. Mumpung hari ini libur dan waktunya bersantai-santai bersama keluarga tercinta.
Dan ada kabar gembira, Kia udah bisa nyalain dan matiin kompor. Bahkan saat dirinya bisa melakukan hal tersebut sampai loncat-loncat kegirangan. Masak juga lumayan bisa, masak telor berujung gosong.
Tadi pagi sekitar jam lima, Murdi mencuci mobil alphard yang penampilannya seperti tidak terawat. Mencuci mobil sampai-sampai tetangganya ikut bangun. Kia yang awalnya masih tidur nyenyak juga ikut kebangun, kaget waktu denger suara mesin mobil. Lagian aneh-aneh kok nyuci mobil pas subuh.
Menonton kartun Upin Ipin sambil memakan mie kuah rasa soto, selagi ngirit uang, mereka belum belanja bulanan.
"Mas kenapa Upin sama Ipin kembar?" tanya Kia kepada suaminya yang sedang serius menonton kartun tersebut.
Murdi mengangkat bahunya tanda tak tahu. Pertanyaan tak berfaedah.
"Ya kalau gak kembar gak bakalan ada kartun Upin Ipin lah, Mas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa Menikah Dengan Om Mesum (END)
Fiction généraleHai guys! Kembali lagi ke cerita aku yang ke-4👋🏻 Semoga kalian suka ya, dengan ceritaku kali ini🙏🏻 Sebelum baca diharuskan follow dahulu akun aku!! *** Ralasuki Arlena atau akrab disapa dengan Kia. Seorang gadis berumur 17 tahun yang memiliki si...