Part 1

4.5K 343 1
                                    

Jake berlari secepat yang dia bisa. Pejalan kaki lainnya dia lewati begitu saja, sesekali dia akan mengucap maaf karena menyenggol bahu seseorang atau yang lebih buruk menabrak seseorang hingga terjatuh. Mungkin yang itu hanya sekali.

Dengan tergesa dia menuju salah satu ruang kelas di ujung koridor. Jake beruntung karena kelasnya kali ini ada di lantai satu. Hati-hati, sembari menormalkan nafasnya yang memburu, Jake buka pintu kelas.

Jake melongok sejenak untuk melihat keberadaan sang dosen. Saat melihat dosennya tengah fokus menuliskan sesuatu di papan tulis, Jake dengan segera namun sesenyap mungkin berjalan menuju tengah. Kelas itu kelas besar dengan bangku tertata layaknya tribun. Jadi, Jake berdoa semoga hari ini adalah hari keberuntungannya agar dosennya tidak menyadari kedatangannya.

Jake berhasil mencapai bangku di barisan tengah. Dia duduk tepat di samping seorang mahasiswa pria berhoodie hitam dengan kacamata minus yang senada.

"Hei, kemana saja kau ?"

Mahasiswa pria di sampingnya berbisik padanya.

"Aku bangun kesiangan"

"Kau ini. Sudah berapa kali semester ini. Dasar tukang tidur"

"Aku bukan tukang tidur tapi aku ini kurang tidur. Aku menggantikan shift seorang teman semalam"

"Ya Tuhan, bisakah kau berhenti menggantikan pekerjaan orang lain. Kau terlalu baik, Jake"

"Biarlah. Toh aku senang-senang saja dan—"

"Hei kalian berdua !"

Seketika Jake dan mahasiswa pria yang dia panggil Jay itu terdiam. Keduanya menegakkan punggung sembari menatap ke arah depan tepat dimana dosen mereka memandang tajam ke arah keduanya.

"Kalau kalian ingin bicara silakan keluar. Kalian mengganggu yang lainnya"

Keduanya hanya tertunduk sembari mengucap kata maaf lirih.

Kelas kembali dilanjutkan.

"Ini semua gara-gara kau, Jake"

"Hei, mana ada. Kau yang memulai"

"Ah sudahlah. Fokuslah ke depan"

"Cih"

Jake kemudian memfokuskan atensinya pada dosennya yang tengah menerangkan beragam teori bisnis yang entah bagaimana caranya dapat dia pahami hanya dengan mendengarkan saja.

Huh. Orang pintar memang berbeda.

Jake meletakkan kepalanya di atas meja setelah dua jam berkutat dengan beragam teori bisnis dan ocehan dosennya. Jay yang duduk di sampingnya hanya menggelengkan kepala sembari memasukkan semua barangnya ke dalam tas.

"Huh"

Jake menghembuskan nafas lelah.

"Kau lelah ?"

Jay melepas kacamatanya lalu menyangga kepalanya di atas meja.

"Menurutmu"

Jake menjawab dengan nada datar. Dia jengah dengan pertanyaan sahabatnya itu.

"Aku pernah bilang padamu. Berhentilah mengambil pekerjaan lagi. Kau sudah bekerja paruh waktu di tiga tempat tapi kau masih saja mengambil pekerjaan lain"

"Kalau aku tidak bekerja, aku tidak bisa kuliah Jay"

"Jake, aku akan membantumu"

"Tidak. Aku sudah banyak merepotkanmu"

"Ya anggap saja itu hutang yang bisa kau bayar nanti setelah kau lulus dan dapat pekerjaan"

"Tidak"

"Jake !"

Just A Little BitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang