Part 4

2.1K 280 2
                                    

Heeseung membuka pintu apartemen. Setelah melepas sepatunya, dia lantas bejalan menuju sofa yang tepat berada di tengah ruangan. Dia menjatuhkan badannya di atas sofa setelah melepas jaket. Heeseung menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa. Pria itu memejamkan matanya, merasakan lelah dan pening .

Tiba-tiba dia kembali teringat pada hal yang baru beberapa saat lalu dia lihat. Heeseung masih tidak menyangka akan bertemu dengan orang itu disana. Seminggu lebih Heeseung tak melihat presensinya. Dan selama itu juga dia merasakan keanehan pada dirinya. Dan orang yang mampu membuatnya seperti ini adalah Jake.

Ya laki-laki itu.

Heeseung merasa dirinya gila karena pria manis satu itu. Saat tadi melihatnya di minimarket Heeseung merasakan suatu yang aneh padanya. Dia merasa ingin segera berlari ke arahnya lalu mencecarnya beragam pertanyaan. Kemana dia seminggu ini ? Apa yang terjadi saat dia membatalkan rencana mereka waktu itu ? Apa yang dia lakukan disana ? Mengapa dia tak menghubunginya ? Mengapa dia tak menemuinya ? Dan apakah dia baik baik saja ?

Tak bisa dia pungkiri, seminggu absennya Jake dari hadapannya membuatnya merasakan perasaan-perasaan baru pada dirinya. Dia belum pernah merasa seperti ini sebelumnya. Ini baru pertana kalinya. Dan orang yang membuatnya merasakan perasaan aneh itu tak lain dan tak bukan adalah Jake.

Heeseung menghembuskan nafasnya kasar. Kemudian dia pun memutuskan untuk pergi ke kamarnya untuk mandi dan mengistirahatkan tubuh dan juga pikirannya sebelum dia jadi benar-benar gila hanya karena memikirkan Jake.

——

Jake semakin menggulung tubuhnya dengan selimut meskipun dia tahu ini sudah terang. Tadi dia sempat melihat sekilas jam digital pada ponselnya saat mematikan alarm. Pukul 7 pagi dan Jake tak peduli, dia hanya ingin kembali menjatuhkan dirinya ke alam mimpi. Hari ini hari Senin. Dan seperti kebanyakan orang di luar sana, Jake membenci hari Senin karena dia harus kembali kepada kesibukan kuliah dan bekerja paruh waktu.

Brukk

Jake mengerang kesakitan saat merasakan sebuah beban jatuh ke atas tubuhnya. Dengan segera dia membuka matanya untuk melihat benda berat apa yang baru saja menindihnya. Tepat saat Jake membuka mata, hanya kaos berwarna hitam berada di atas tubuhnya. Tanpa melihat pun Jake tahu siapa sosok yang ada di atasnya.

"JAY ! MENYINGKIR DARI TUBUHKU !"

Orang yang diteriaki, Jay, lantas bangun dan duduk di tepi ranjang. Jake pun ikut bangun dan duduk.

"Sialan Jay ! Apa yang kau lakukan disini sepagi ini ?"

"Kau pikir untuk apa lagi hah ? Tentu aku kemari untuk menjemputmu tukang tidur"

"Tapi ini masih sangat pagi Jay"

"Maka dari itu, sekalian aku mau minta sarapan"

Jay tersenyum tanpa dosa.

"Kau lebih kaya dariku, harusnya kau yang memberiku makan"

"Bercanda Jake. Aku kemari agar bisa bertemu ayahmu. Aku ingin memberi tahunya kalau ada lowongan pekerjaan di perusahaan ayah"

Jake memicingkan matanya.

"Benarkah ?"

"Hm"

"Terima kasih Jay"

"Iya. Cukup. Sekarang pergilah mandi. Aku tunggu di meja makan"

"Hm"

"Cepat"

"Iya !"

——

Jake baru keluar dari kamarnya dengan pakaian lengkap. Kaos polos warna putih, kemeja hitam bermotif kotak-kotak dan celana jeans senada. Dia menenteng tas ransel bersamanya lalu dia ikut bergabung dengan sang ayah dan Jay yang sudah lebih dulu duduk di meja makan.

Just A Little BitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang