Part 8

1.7K 243 6
                                    

Heeseung menghentikan mobilnya di depan gedung apartemen Jake. Sudah hampir jam 4 pagi. Tapi Heeseung rasanya ingin lebih lama bersama dengan Jake. Dia merasa berat harus membiarkan Jake melepas sabuk pengamannya dan bersiap untuk turun.

"Terima kasih untuk hari ini Kak. Aku akan temui kau lagi besok di kampus"

Jake mengulas senyum manis. Heeseung merasakan detak jantungnya tak beraturan.

"Besok aku tidak ke kampus"

Jake tergagap.

"Y..ya bukan besok juga Kak. Maksudku besok ketika aku pergi ke kampus"

Heeseung hanya mengangguk.

"Kalau begitu aku masuk. Hati-hati di jalan. Kabari aku kalau sudah sampai"

Jake pun turun dari mobil Heeseung dan berjalan menuju gedung apartemennya. Sedangkan Heeseung menghembuskan nafas panjang untuk mengatur detak jantungnya yang tak beraturan karena melihat senyum Jake. Setelah beberapa saat, Heeseung pun melajukan mobilnya menuju apartemennya.

--

Jake selesai mandi saat waktu menunjukkan pukul setengah lima pagi. Dia segera menuju tempat tidurnya untuk tidur. Namun sebelum itu, dia coba melihat ponselnya. Berharap ada pesan dari seseorang. Dan benar, ada satu pesan yang masuk.

Kak Calon Pacar ♥️
Aku sudah sampai

Jake tersenyum, lalu membalas pesan Heeseung.

Iya Kak. Segera mandi dan istirahatlah. Tidur ya nyenyak. Jangan lupa mimpikan aku 😉

Tak lama ada satu pesan masuk.

Kak Calon Pacar ♥️
Iya. Kau juga

Jake tersenyum bahagia. Jake benar-benar menyukai perubahan Heeseung.

Satu pesan lagi masuk. Jake agak terkesiap, segera dia buka pesan itu.

Kak Calon Pacar ♥️
Mulai besok kalau pulang malam dari bekerja, hubungi aku. Aku jemput

Jake tak tau harus bagaimana. Dia yakin pipinya kini sudah merah merona karena malu dan bahagia disaat yang bersamaan. Dia membenamkan kepalanya pada bantal lalu berteriak kegirangan. Kalau tidak takut mengganggu tidur orang Jake pasti sudah teriak-teriak dan melompat kegirangan.

Ponsel Jake terlempar begitu saja ke atas tempat tidur. Iya tentu, dia tidak berani melemparnya sembarangan. Butuh empat bulan lebih dia mengumpulkan uang untuk membeli ponsel mahal itu. Tampaknya Jake akan tidur nyenyak pagi ini. Biarkan Jake menikmati kebahagiaan ini meskipun itu semua hanya mimpi atau khayalan.

--

Sang surya menampakkan dirinya, mengantarkan hangat dan terang, menggantikan dingin dan gelapnya malam. Jake yang masih bergelung di dalam selimut sedikit terusik oleh sinar surya yang mengintip dari balik korden jendela kamarnya. Tak lama sinar yang awalnya hanya mengintip kini sudah terang-terangan masuk ke dalam kamarnya setelah seseorang membuka korden lebar-lebar. Jake yang merasakan silau seketika terbangun dan mencoba membuka matanya. Dia mengerjapkan matanya untuk memperjelas siapa ornag yang berani mengganggu tidurnya.

"Jake, bangun !"

Jake mendengus malas kala menemukan sesosok pria berdiri bekacak pinggang di dekat tempat tidurnya. Dia pun kembali menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya dan mulai memejamkan matanya.

"Jake, bangun ! Ini sudah siang !"

Jake tak bergeming dan justru menutup telinganya ketika pria itu kembali bersuara.

Just A Little BitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang