Kicau burung dan hangatnya sinar mentari membangunkan seorang namja dari tidurnya. Erangan khas orang baru bangun tidur juga terdengar menghiasi seisi kamar. Otot-otot dari tubuh atletis kini mulai merenggang saat Jeongyeon mulai mencari kesadarannya kembali.
Semalam dia memutuskan untuk pulang ke mansion keluarga Jeongyoon. Selain karena besok tak ada jadwal, dirinya juga takut jika bos mafia itu marah kepadanya.
Benar saja, saat tiba di mansion dirinya bahkan mendapat 5 pukulan dari tongkat kayu milik appa Jeongyoon.
Jangan ditanya betapa sakitnya itu. Jeongyeon sendiri yakin, jika bokongnya pasti masih memar hingga sekarang. Tadi malam dirinya bahkan cuma bisa tidur dengan posisi tengkurep saja.
.
*TOK TOK TOK*
.
"Tuan muda, apa kau sudah bangun?"
Suara teriakan terdengar dari luar kamar. Spontan Jeongyeonpun langsung bangkit dari ranjangnya
Bersama langkah yang terlihat aneh itu, Jeongyeon mendekat ke arah pintu dan membukanya.
"Kwang soo-ssi? Ada apa?"
"Kita harus bergegas sekarang, doryeo-nim"
"Bergegas kemana?" tanya balik Jeongyeon. Anak buah di hadapannya mengernyit heran.
"Bukankah semalam ketua menyuruhmu menggantikannya? Kita ada transaksi pagi ini"
Jeongyeon menghela nafas. Kedua tangannya bertolak pada pinggang. "Transaksi? Yah ampun kau kan bisa pergi sendiri, kenapa aku harus ikut?"
"Ketua sendiri yang memintanya, tuan. Jadi tolong bersiaplah dan ikut kami"
"Baiklah terserah. Tapi aku tidak bisa lama-lama, loh ya. Aku harus mengantar atasanku ke RS karena mau jenguk seseorang" bohongnya.
"Ne, tuan muda"
Pintu kembali di tutup. Kini langkah aneh Jeongyeon terarah menuju kamar mandi yang berada di pojok kamar.
Berjalan pelan dengan panggul yang condong ke belakang seperti sekarang adalah hal yang sangat memalukan.
Beruntung, semasa hidup dirinya tidak mengidap wasir ataupun mengalami cedera yang memaksanya harus berjalan seperti ini. Kalau iya, mungkin para member akan terbahak saat melihat cara jalan Jeongyeon yang sangat indah ini.
.
#JEONGYEON POV#
.
Selesai mandi dan sarapan, aku langsung berjalan keluar dari mansion. Baru saja ingin memasuki mobil, atensiku teralihkan oleh suara-suara teriakan yang menggema.
Aku menatap 3 anggota mafia yang sudah lebih dahulu masuk ke dalam mobil. Kini suara teriakkan itu kembali terdengar.
"Tunggu sebentar" titahku kepada mereka.
Pintu tsb aku tutup. Langkah ini membawaku ke arah bangunan kecil di samping mansion utama, JIOG sebutannya.
"Sallyeojuseyo.. jebal sallyeojuseyo"
"Mwo?! ㅋㅋㅋ Tidak akan ada yang bisa menyelamatkanmu cecunguk!"
.
*PTASS*
.
"Argh!!"
Meski jarak antara aku dan bangunan tsb terbilang masih cukup jauh, nyatanya suara cambuk dan erangan yang berulang kali sukses merasuk di kupingku.
KAMU SEDANG MEMBACA
49 Days [2Yeon] ✓
FanfictionPerlahan suara orang-orang mulai menghilang. Semua terasa Senyap, dan Gelap. Mungkinkah ini akhir dari hidupku??? Siapapun, kumohon tolong aku. Aku tidak mau berakhir seperti ini. Aku belum siap meninggalkan keluarga, dan orang terdekatku. Tuhan...