Minggu pagi ini tampak berbeda dari hari sebelum-sebelumnya. Dorm yang biasanya sepi sunyi kini mulai gaduh ketika para member sudah mulai berkumpul satu persatu di meja makan.
Bukan karena alarm atau inisiatif, melainkan mereka bangun akibat mencium aroma masakan yang di buat oleh manager baru mereka, Jeongyoon.
Satu-persatu hasil masakannya ia letakan di meja. Mulai dari sundubu jjigae, japchae, hingga gyeran mari (telur dadar gulung) berhasil membuat mata ke6 member berbinar.
"Dahyun sama Mina mana?" tanya Jeongyeon usai melepas apron ditubuhnya.
"Dahyun eonni masih belum bangun, oppa" sahut Tzuyu.
"Mina masih mandi" jawab SaNayeon kompak.
Jeongyeong menatap para maknae "Kalian tidak membangunkan Dahyun?"
"Sudah, tapi Dahyun eonni kalau tidur emang susah untuk di bangunin jadi kami tinggal" jelas Chaeyoung.
"Biarin aja, Je. Paling kalau ini kehabisan dia makan angin kaya biasanya, terus ujung-ujungnya minum obat Mag"
Jeongyeon merespon kelakar Momo dengan seulas senyuman. Kini namja itu menatap Nayeon yang juga sedang menatapnya di seberang.
Tampaknya kecanggungan di antara kedua insan itu masih terasa hingga pagi hari ini.
Jeongyeon yang tidak tahu harus menjelaskan apa atas sikap randomnya yang tiba-tiba menangis, sedangkan Nayeon masih terheran dengan maksud ucapan Jeongyeon semalam + alasan namja itu menangis.
Alih-alih berbincang kembali, keduanya kompak memberi ruang di antara mereka.
"Kau mau aku membangunkannya, Je?"
"Biar aku saja, Hyo. kau makanlah dengan membermu"
"Oh, baiklah"
Langkah Jeongyeon menjauh dari dapur. Saat di tangga samar-samar ia mendengar sebuah suara dari kamar maknae.
Tepat ketika Jeongyeon membuka pintu, gelas yang berada di nakas terjatuh akibat getar alarm dari ponsel Dahyun.
*PRANGG*
"Astaga!" pekik Jeongyeon secara spontan.
Sang pemilik kamar mulai terbangun dari tidurnya.
"Jeongyoon oppa? Ada apa?"
Bukannya menjawab, namja itu lekas keluar ruangan dan datang kembali bersama sapu + pengki di tangannya. Dia mendekat dan mulai merapihkan serpihan beling tersebut.
"Dub" Jeongyeon menghela nafas. "Sudah sering ku ingatkan untuk tidak meletakan air di dekat ponsel, bukan?"
"Mwo?"
Tubuh Dahyun gemetar, mulutnya ternganga dan matanya juga terbelalak. Ia benar-benar tersentak dengan apa yang diucapan managernya.
Perlahan-lahan Dahyun mulai bangkit dari kasur. Ia menatap Jeongyeon dari ujung kaki hingga ujung rambut tanpa melewatkan 1 incipun.
"N...neo nuguya?"
"Eh?" Jeongyeon mengernyit heran.
"Nuguya neoneun?!!" teriaknya membuat sang lawan bicara terkejut dan semakin terheran.
"Dahyun-ssi, wae geurae? Kenapa kau berteriak?"
"Kau- Kau Jeongyeon eonni, benar kan?"
"M..mwo?" gugup Jeongyeon dengan pupil yang bergetar. Pernyataan Dahyun yang tiba-tiba dan telak sukses membuatnya termangu.
KAMU SEDANG MEMBACA
49 Days [2Yeon] ✓
Fiksi PenggemarPerlahan suara orang-orang mulai menghilang. Semua terasa Senyap, dan Gelap. Mungkinkah ini akhir dari hidupku??? Siapapun, kumohon tolong aku. Aku tidak mau berakhir seperti ini. Aku belum siap meninggalkan keluarga, dan orang terdekatku. Tuhan...