#NAYEON POV#
Layar hitam ponselku kembali menyala. Itu adalah notifikasi pesan ke-9 yang aku abaikan sedari beberapa saat yang lalu. Sebuah panggilan telepon dari nomor yang sama-pun sudah aku abaikan sebanyak 3x.
Pandanganku beralih ke jam pada layar ponsel.
Pukul 3.45 KST?
Ah, itu artinya sudah hampir 6 jam aku termenung di kamarku; menatap kosong langit-langit bersama pikiran yang mengawang entah kemana.
Aku benar-benar terguncang, maksudku bagaimana bisa raga Yoo Jeongyeon sudah sadar sementara itu manager juga bilang jika dia adalah Yoo Jeongyeon?
Ish Ini membingungkan, sangat membingunkan.
Terlebih.
Dia bahkan tidak menjelaskan apapun kepadaku (?)
*FLASH BACK*
Aku melangkah; memijaki anak tangga Konkuk Hospital yang tak terhitung berapa banyaknya.
Nafas yang terengah-engah, keringat yang bercucur, serta sendi lutut yang hampir copot tidak kugubris sama sekali.
Kenapa?
Karena saat ini fokusku hanya 1; mencapai rooftop bersama sosok yang sedari tadi aku geret pergelangan tangannya, siapa lagi kalau bukan Manager Yoo.
Pintu besi aku buka dan kututup kembali dengan tergesa-gesa — langit yang menghitam, suara dari lalulintas kendaraan di bawah, serta terpaan angin musim dingin langsung kami jumpai — seolah menyambut kehadiran aku dan manager ketika tiba di atap ini.
"Jelaskan! Jelaskan kepadaku siapa kau sebenarnya?" ujarku seiring menghempas pergelangan tangan itu.
Kuperhatikan dia sedikit meringis; mengusap bekas genggamanku lalu menjawab dengan terbata.
"A-aku Yoo Jeongyeon"
"Kau bercanda? Kau masih bisa bercanda?!...." geramku kepadanya.
Sebuah tarikan nafas dalam aku hembuskan guna meredam emosi yang hampir mencuat ke ubun-ubun. "Kuberi kau satu kesempatan lagi, siapa kau sebenarnya?!"
"Aku Yoo Jeongyeon, Nay"
"Berhenti memanipulasiku! Kamu anggap ini lelucon, ha?!"
Ya, kali ini emosiku benar-benar lepas seutuhnya. Aku benar-benar tidak bisa menahan luapan itu lebih lama lagi dari ini.
Rasa sesak, amarah, kekecewaan dan buncah bercampur menjadi satu di hatiku. Semua rasa itu tidak bisa ku bendung dan kini justru air mataku-lah yang menjadi korbannya; menetes tanpa permisi dan mengalir tanpa henti.
Menyedihkan,
Ya, aku tampak seperti orang yang paling menyedihkan pada malam hari ini.
"Nayeon-a ini benar-benar aku, Yoo Jeongyeon. Tidak bisakah kau mempercayai ku?"
Untuk kesekian kalinya dia bilang dirinya adalah Yoo Jeongyeon. Dia bilang dirinya adalah orang yang selama ini aku sayang. Tapi jika memang benar, lalu yang di ruang rawat inap itu siapa?!
Ya tuhan, apa dia kira aku sedang berhalusinasi?
Apa dia kira aku tidak waras dan bisa ia bodohi?
Jujur saja aku ingin mempercayainya, akupun berharap jika dia benar-benar Yoo Jeongyeon yang aku kenal.
Tapi setelah melihat kenyataan, setelah melihat wajah yang selama ini aku damba menatapku di ranjang pasien, kenapa rasanya sangat sulit? Kenapa rasanya sesakit ini untuk mempercayai manager Yoo?
KAMU SEDANG MEMBACA
49 Days [2Yeon] ✓
FanfictionPerlahan suara orang-orang mulai menghilang. Semua terasa Senyap, dan Gelap. Mungkinkah ini akhir dari hidupku??? Siapapun, kumohon tolong aku. Aku tidak mau berakhir seperti ini. Aku belum siap meninggalkan keluarga, dan orang terdekatku. Tuhan...