"Heol! Eonni, Nayeon eonni!"Sana berkoar. Memekik kala menemukan sesuatu yang mengejutkan diponselnya; yakni sebuah berita yang menyangkut member tertua grupnya itu, Im Nayeon.
Mata Sana mengedar, memastikan sang pemilik nama ada di sekitaran atau setidaknya mau untuk menyahuti teriakannya. Namun sayang, rupanya gadis yang dicari Sana itu tidak tampak. Nayeon benar-benar tidak ada di ruangan.
"Eonni, astaga, Nayeon eonni. Eonni~" sekali lagi ia menjerit. Tak peduli meski green room itu penuh dengan vokalnya yang melengking.
Disisi lain seseorang tengah mendesis dengan sebalnya, Myoui Mina. Wanita itu melirik sinis Sana yang masih berteriak tanpa henti.
Bukan tidak suka, Mina hanya kesal jika tidur sorenya yang berharga (di tengah jadwal mereka yang padat) harus terganggu akibat suara Sana yang keras bak toa masjid itu. Ditambah pula di ruangan ini cuma ada mereka berdua, jadi bisa dipastikan, sekencang apa suara Sana di telinga Mina.
Argh~ sungguh, itu adalah hal yang menyebalkan baginya.
"Sana-chan bisa kecilkan suaramu? Percuma kau berteriak kalau Nayeon eonni aja ga ada di sini. Dia lagi ganti baju" akhirnya teguran pertama Mina keluar. Hal tersebut refleks membuat Sana langsung menaruh perhatian kepadanya.
"Mina kau sudah lihat berita?"
"Belum, wae?"
"Lihatlah"
"Shirro. Nega wae? Aku ingin tidur" acuh Mina.
Seakan tak terima penolakan, Sana lekas mendekat dan langsung menyodorkan ponsel milik Mina.
"Yak yak palli, lihat dulu. Aku takut salah baca" pintanya yang terdengar seperti lebih ke arah memaksa.
Dengan amat malas, finally Minapun mengalah. Mina memposisikan dirinya untuk duduk di sofa panjang kemudian meraih ponsel tersebut dan membukanya.
"Apa sih? Paling juga ga ada yang pent-" Mina terdiam. Demi tuhan ia benar-benar tercekat, bahkan dirinya sampai melotot dan membaca ulang judul artikel itu hingga 2 kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
49 Days [2Yeon] ✓
FanfictionPerlahan suara orang-orang mulai menghilang. Semua terasa Senyap, dan Gelap. Mungkinkah ini akhir dari hidupku??? Siapapun, kumohon tolong aku. Aku tidak mau berakhir seperti ini. Aku belum siap meninggalkan keluarga, dan orang terdekatku. Tuhan...