Hay maaf kalau kemaleman updatenya😁
Btw kita stop konflik dan masuk ke yang uwu-uwu sejenak ya~ 💚💙* GEERR *
* SPLASH *
Gemuruh berkumandang, saling menyahut pada hamparan langit Jejudo dengan gumpalan awan hitam pekat mengepung angkasanya. Rintik hujan yang mengguyur mulai berpadu serta dengan hembusan angin pantai, menambah nilai plus pada tentramnya malam hari ini.
Jam menunjukan pukul 02.15KST setiap insan jelas masih berkelana di alam mimpi masing-masing. Hujan di luar dan turunnya suhu udara di KorSel nampaknya mampu membuat siapapun semakin terlelap.
Tapi sayang hal itu tidak berlaku bagi Jeongyeon.
Saat ini dirinya sedang berusaha mati-matian untuk bangkit dari kasur. Mencoba bergerak dan menggapai tubuh mungil Nayeon yang tertidur tepat dengan posisi membelakanginya.
Jangankan bergerak ataupun bersuara, untuk bernafas normal-pun terasa sangat sulit bagi Jeongyeon. Selain olahraga dan aktivitas fisik, tentu ada hal lain yang Jeongyeon benci di hidupnya ....
Kelumpuhan saat tidur.
Bukan keturunan cenayang tapi Nayeon emang termasuk tipe orang yang punya insting bangus dan sangat sensitif terhadap apapun. Meski sedang tertidur pulas gadis Im pasti akan tetap terbangun saat mendengar atau merasa ada yang mengusiknya.
Kini mata terbuka, Nayeon memutar badan dan langsung terkejut dengan apa yang dilihatnya.
"Astaga, Jeongie?" kelimpungan namun otak masih bisa berpikir logis.
Tanpa Babibu Nayeon langsung menggenggam tangan Jeongyeon seperti yang biasa ia lakukan ketika kelumpuhan tidur itu kambuh. Memberi usapan kecil pada pucuk kepala dan pada kening Jeongyeon yang penuh akan peluh keringat.
'Gwaenchana, aku ada disisimu'
Isyarat itu yang Nay berikan. Tampaknya Jeongyeonpun memang sudah memahaminya.
Mata sayup Jeongyeon masih stay terbuka dan mulai bergerak sedikit ke arah Nayeon namun sial tubuhnya masih belum mau bergerak sedikitpun.
"Iya, aku di sini sayang. Jangan memaksakan dirimu dan bergeraklah perlahan-lahan" kata Nayeon
Jeongyeon terpejam, mensugesti diri jika sebenarnya dia pasti bisa bergerak. Benar saja, hanya dengan sekali hentakan keras akhirnya Jeongyeon-pun berhasil menggenggam balik jemari tangan Nayeon. Dirinya juga berhasil menggerakan kedua kaki dengan normal, hal tersebut tentu mampu membuat Nayeon tersenyum lega.
Memilih untuk mengabaikan permintaan aneh Jeongyeon semalam, Nayeon lekas memeluk serta mengecup kening namja di hadapannya dengan lembut.
"Kau melakukannya dengan baik, Jeongie. Aku bangga padamu"
CUP~
Telak.
Ego Jeongyeon kalah telak dengan sikap lembut dan penuh kasih dari seorang Im Nayeon.
Bagaimanapun, tak bisa Jeongyeon bayangkan apa jadinya kalau saja saat ini tidak ada Nayeon disisinya. Mungkin tadi Jeongyeon akan semakin panik sehingga menyebabkan dirinya semakin sulit untuk bergerak.
KAMU SEDANG MEMBACA
49 Days [2Yeon] ✓
Fiksi PenggemarPerlahan suara orang-orang mulai menghilang. Semua terasa Senyap, dan Gelap. Mungkinkah ini akhir dari hidupku??? Siapapun, kumohon tolong aku. Aku tidak mau berakhir seperti ini. Aku belum siap meninggalkan keluarga, dan orang terdekatku. Tuhan...