"Ini bukan"
"Aniya bukan di sini juga"
"Aduh tempat ini bahkan tidak mendekati kemiripan dengan yang ada di mimpiku"
"Argh! Gatau ah, nyerah"
Jeongyeon mengusap peluh keringat yang menetes di kening. Kaos hitam di tubuhnya juga ikut ia kibas-kibas guna mencari angin manual.
Sudah 3 hingga 4 jalan di dekat KBS yang ia telusuri, namun tetap saja tidak ada 1 lokasipun yang kompatibel dengan TKP di mimpinya. Kini visual Jeongyeon terarah kepada arloji di tangan.
"Gila, udah 3 jam setengah aku ninggalin agensi? Wah harus buru-buru balik nih" paniknya sambil menyetop sebuah taksi.
"Gedung JYP ya, ahjussi"
"Ne"
Selagi mobil melaju, perhatian Jeongyeon tidak lepas dari kanan-kiri bahu jalan. Ia berharap barangkali menemukan lokasi yang tepat saat di perjalanan ini. Sayangnya harapan itu kandas karena Jeongyeon tak kunjung menemukannya.
Handphone di saku ia keluarkan. Rupanya sudah ada 3 panggilan tak terjawab, yang mana 1 dari Jihyo dan 2 dari manager eonni. Dengan cepat Jeongyeonpun langsung menghubungi balik managernya itu.
Manager Nuna 📞
[Yeoboseyo? Nuna, apa tadi kau menghubungiku?]
[Eo, aku menghubungimu. Kau dimana Jeongyoon-a?]
[Ini lagi di jalan, bentar lagi juga sampe]
[Palliwa. Latihan para member sudah hampir selesai]
[Ne]
"Apa kau seorang idol?" tanya sang supir lewat spion depan. Sambil menjawab, Jeongyeon memasukan ponselnya kembali ke dalam saku jaket.
"Nde? Aniyeyo ahjussi"
"Wajahmu itu tampan, kau pasti seorang idol"
"Bukan, saya ......"
Anak mafia –batin Jeongyeon tertawa. Beruntung dia tidak sebodoh itu untuk mengungkap identitasnya.
"–Saya hanya seorang manager" jawabnya kembali.
Spontan supir taksi itu terbelalak. Ia berkali-kali memperhatikan wajah Jeongyeon lewat spion. Kepalanya menggeleng karena masih tidak percaya.
"Masa sih? Kau muda, tampan, tubuhmu juga proposional, tapi kenapa Jinyoung tidak mendebutkanmu saja?"
"Tidak tahu. Lagipula saya juga tidak begitu tertarik untuk debut"
"Wae?"
"Sepertinya akan melelahkan, belum lagi jika ada orang-orang yang tidak suka kepada kita" jawab Jeongyeon apa adanya.
Ia teringat betapa banyaknya heaters yang saat ini dimilikinya di Twice. Mulai dari heaters yang terang-terangan menunjukan rasa tidak sukanya, sampai heaters yang berkedok penggemar.
Supir itu tertawa renyah. "ㅋㅋㅋ Tanpa harus debut, bukankan semua manusia pasti memiliki orang-orang yang tidak suka dengannya?"
"Itu benar. Itulah mengapa saya tidak ingin membuat para pembenci saya semakin banyak ketika saya muncul di panggung"
"Kau tahu anak muda? Setiap orang adalah pemeran utama di kehidupannya masing-masing. Jalan cerita sudah pasti tidak akan selalu molek dan pasti banyak konflik. Meskipun begitu, kau hanya perlu fokus pada alur yang tertulis untukmu..."
KAMU SEDANG MEMBACA
49 Days [2Yeon] ✓
FanficPerlahan suara orang-orang mulai menghilang. Semua terasa Senyap, dan Gelap. Mungkinkah ini akhir dari hidupku??? Siapapun, kumohon tolong aku. Aku tidak mau berakhir seperti ini. Aku belum siap meninggalkan keluarga, dan orang terdekatku. Tuhan...