Day 13 : Ini Memang Aku

1K 171 37
                                    

#JEONGYEON POV#

Malam ini aku ada di daerah gangnam. Usai memarkir mobil, aku berlari ke dalam sebuah bar. Rasa khawatir dan gundah melebur menjadi satu usai diriku menerima panggilan telepon dari Nayeon beberapa saat yang lalu.

Bukan dia yang menghubungi, melainkan salah satu bartender di sana. Dia bilang, Nayeon sedang berada di bawah pengaruh alkohol saat ini.

Aku takut ada orang yang macam-macam dengannya apalagi dia adalah seorang idol - dan dia adalah orang yang berharga untukku. Maka dari itu aku langsung berniat menjemputnya.

"Dimana dia?" tanyaku bersama nafas yang tersengal-sengal.

Sontak bartender itu langsung menunjuk ke bangku yang ada di pojokan. Akupun mendekatinya yang sedang menangis tersedu-sedu.

"Hiks.. jeongyeon-a. Apa kau senang di sana, huh?!"

".............."

"Kau enak beristirahat, sedangkan aku? Aku sama sekali tidak bisa beristirahat hanya karena memikirkan mu terus menerus!"

"................"

"Kau memberiku jawaban tanpa di adanya sebuah penjelasan. Kau memberiku teka-teki tanpa memberiki waktu untuk memecahkannya. Kau benar-benar jahat! Dan aku membencimu!"

Astaga, ada apa dengan Nayeon eonni? Kenapa dia membicarakan ku di tempat umum begini, sih?

"Nuna, kau mabuk ayo kita pulang" ujarku seraya menyentuh pipinya. Seperti dugaanku, ini benar-benar panas.

Dia menatpis tanganku. "Shirro~ heheh"

"Eonni, ayo pulang. Kau benar-benar mabuk"

"Aku bilang, aku tidak mau! Aku mau Jeongyeon yang menjemputku"

"Ini aku sudah menjemputmu, pabo!" gumamku sepelan mungkin.

Tanpa membuang waktu lama, aku langsung memaksanya berdiri dan menggendongnya keluar bar.

"Lepaskan! Aku mau Jeongyeon! Aku ingin Jeongyeon yang menjemputku"

Tubuhnya terus meronta membuatku sedikit kesulitan. Astaga eonni satu ini benar-benar menyusahkan jika sudah mabuk. Meskipun begitu aku tetap menggendongnya secara perlahan-lahan hingga ke dalam mobil.

*CTAKK*

Usai memasang sabuk pengaman kepadanya, aku bergegas menutup pintu dan ikut masuk ke dalam. Kini aku mulai melajukan mobil yang kubawa menuju dorm.

Selama perjalanan Nayeon eonni tidak henti-hentinya meracau.

Terkadang ia menangis, mengumpat, dan kembali menangis lagi seperti sebelumnya.

Dia benar-benar lucu, dan aku merindukan kelucuan ini.

Setelah berkendara 50 menit, kami tiba di parkiran basement. Aku mematikan mesin mobil dan menoleh ke arahnya yang masih menangis.

"Jeongyeon-a aku merindukanmu .. Hiks. Bisakah kau kembali padaku?"

Helaan nafas lolos dari mulutku. Akupun mulai berani menanggapinya.

"Yoo Jeongyeon tidak pernah kemana-mana, nuna. Dia selalu di sisimu"

"Pembohong. Jelas-jelas dia sedang meninggalkanku sekarang"

"Aniya" tukas ku seraya mengusap cairan bening di pipinya. Seulas senyum ku turut mengembang "Aku selalu di sisimu, dan akan selalu di sisimu eonni"

Dalam sekejap Isak tangis Nayeon berhenti. Kepalanya mendongak dan matanya langsung menatapku lekat-lekat.

"Apakah aku harus berbohong seperti ini dulu agar kau bicara jujur kepadaku, Jeongyeon-a?"

49 Days [2Yeon] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang