"Dimana itu?"
Seseorang bergumam dalam keheningan. Kamar yang semulanya tertata rapih sekarang malah bak kapal pecah yang tak terurus oleh pemiliknya.
Seprei dan bantal terhempas ke lantai, buku bergeletakan di meja, dan kini hampir seluruh baju milik Yoo Jeongyoon di keluarkan dari lemarinya oleh Jeongyeon.
"Ketemu" pekiknya bersama mata yang berbinar dan seulas senyum yang terukir.
Tanpa membuang waktu lama Jeongyeon lekas mengeluarkan laptop hitam yang tersembunyi di lemari. Ia berharap email yang dimaksud terhubung ke laptop tsb.
Sembari duduk dan menunggu layar itu menyala, sebuah pertanyaan besar muncul di benaknya.
'Kenapa laptop itu bisa ada di lemari?'
Jeongyeon benar-benar heran. Pasalnya kala ia bangun 15 hari lalu, Jeongyeon sangat yakin jika laptop itu berada tepat di atas meja. Tapi kenapa sekarang malah ada di lemari (?)
"Argh, Sial!" Jeongyeon memaki. Bersama rambut yang diacak-acak furstasi, kepalanya menggeleng saat melihat screen yang timbul di layar.
"Orang jenis apa yang mengunci laptopnya meski tinggal sendiri, huh?! Menyusahkan saja!" gerutunya.
Jeongyeon bangkit dari kursi. Ia memutari seisi kamar apartemen dan berpikir keras untuk mencari kemungkinan password yang bisa saja digunakan oleh Jeongyoon.
But, nihil.
Mau sekeras apapun ia berpikir, maka tanggal lahirlah yang terbesit di benaknya. Hanya saja, menjadikan tanggal lahir sebagai password bukankah itu hal yang kuno?
Langkah itu terhenti di tengah-tengah ruangan. Matanya terpejam mencoba berpikir lebih keras lagi dan lagi atas password laptop tersebut.
*CKIT*
*CKIT*
*TUK*
"Mwoya? Suara apa itu?" herannya seiring membuka kedua mata.
Sebuah baut terjatuh tepat di samping sepatu yang Jeongyeon kenakan. Kepalanya otomatis mendongak, memperhatikan lampu ruangan yang tengah bergoyang hebat.
Lambat laun bunyi perlepasan baut dari murnya kembali terdengar. Kini lampu besar yang tepat berada di atas kepalanya mulai terjun bebas kearah Jeongyeon.
"Astaga!" namja itu tercekat bersama mata yang terpejam serta kedua tangan yang mengepal keras.
*PRANG!*
"Gwaenchana, Yoo Jeongyeon-ssi?"
Sang pemilik nama membuka mata. Pandangannya langsung tertuju kepada serpihan kaca dari lampu kamar yang mendarat tidak jauh dari posisinya berada.
"Yoo Jeongyeon-ssi? Apa kau baik-baik saja?" ulangnya kembali.
Bersama tubuh yang gemetar Jeongyeon menoleh ke belakang.
"A-ahjussi? Ne, aku baik-baik saja" angguknya kepada sosok yang berdiri di dekat jendela. Dongwook tersenyum tipis.
"Syukurlah"
Langkah Jeongyeon mendekat. "Kau yang menggesernya? Terimakasih"
"Tidak masalah" malaikat itu bersedekap. Pandangannya beralih ke arah luar jendela. "Mulai sekarang berhati-hatilah, Yoo Jeongyeon-ssi"
"K-kenapa? Memangnya ada apa?"
Dongwook tidak menjawab. Iris amber miliknya hanya tertuju kepada sosok yang tengah berdiri di taman belakang apartemen. Sosok itu menggunakan pakaian serba hitam dan sedang menatap balik mereka dari posisinya berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
49 Days [2Yeon] ✓
FanfictionPerlahan suara orang-orang mulai menghilang. Semua terasa Senyap, dan Gelap. Mungkinkah ini akhir dari hidupku??? Siapapun, kumohon tolong aku. Aku tidak mau berakhir seperti ini. Aku belum siap meninggalkan keluarga, dan orang terdekatku. Tuhan...