Ni Juu Kyuu

2K 263 42
                                        










15 tahun kemudian








" Fuyumi! Waktunya sarapan! "

Seseorang berambut hitam sedikit berteriak dari dapur, mengelap lengannya yang basah setelah mencuci piring, sosok itu, Takemichi melangkah menuju kamar putrinya.

Baru saja ingin menaiki tangga, ia tiba-tiba dipeluk dari belakang.

Sosok jangkung memeluknya erat dan mesra, orang itu, Draken mengecup leher sang Omega.

Takemichi terkikik geli, menyingkirkan sosok itu dari dirinya, melepaskan diri meskipun ia berusaha tapi Draken tetap memeluknya.

" Ken, Fuyumi harus sekolah "

" Aku akan mengantarnya jika ia terlambat"

" C'mon.. "


Bermesraan, tiba-tiba sosok gadis menuruni tangga, menatap jengah pemandangan dihadapannya.

Ia melangkah melewati begitu saja, berjalan menuju pintu depan.


" Fuyumi !! "

Takemichi menghampiri begitu lepas dari Draken.
Meminta putri kecil yang tumbuh menjadi sosok gadis cantik itu untuk sarapan sebelum berangkat ke sekolah.

" Sarapanmu! "

Takemichi mengingatkan, pasalnya ia sudah membuat sarapan untuk putrinya tercinta.

Fuyumi tidak menanggapinya.

Begitu selesai mengenakan sepatu, ia berdiri dan menuju pintu depan.

" Aku tidak sarapan. "

Ia berucap dingin.

" Mau ku antar? "

Draken yang berdiri sedari tadi melihat menawarkan diri.

Fuyumi melirik pria itu,

" Tidak paman. "

Ia melangkah keluar.




Takemichi menghela nafas dengan kelakuan putrinya. Fuyumi tidak lagi hangat sejak saat itu, sejak ia tau siapa ayah kandungnya, sejak ia tau Draken bukanlah ayahnya,

Ia menghusap belakang lehernya.

Ada tanda Mating disana, sebuah gigitan membekas yang tidak bisa hilang.

meskipun itu bukan milik Draken, tapi ia berharap putrinya bisa menerima kekasihnya dan juga tunangannya sebagai ayah baptisnya.

Tidak seperti dia yang datang dan pergi dengan meninggalkan tanda ini, Draken selalu ada untuknya, untuk mereka.






✖✖✖








Fuyumi melangkah dengan langkah besar, ia sangat kesal melihat Ibunya dipeluk oleh Draken.

Bukan paman itu yang seharusnya mendampingi ibunya! Tapi ayahnya!

Menendang tiang, ia sangat kesal. Paginya benar-benar buruk.

" Hey kau yang disana berwajah cemberut "

Seseorang menyapanya, sosok gadis lain bersurai putih tersenyum lebar padanya.

" Diamlah Senju, aku sedang kesal! "

Fuyumi menggeram. Namun sosok disampingnya terlihat seperti sudah biasa melihat Fuyumi seperti itu.

PretendedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang