Ni Juu Shici

2.1K 277 21
                                        











Mikey dan Takemichi duduk bersebelahan, saling berdiaman didalam pesawat pribadi milik Bonten.

Beberapa jam lalu mereka bertengkar.

Mikey yang sudah mengetahui dimana keberadaan Kisaki memutuskan untuk pergi ke Filipina, tepatnya di Manila.

Cukup aneh tiba-tiba Kisaki membiarkan anak buahnya untuk buka mulut, dan mengatakan keberadaan Kisaki begitu salah satu markas Tokyo Manji disergap Bonten.

Ini  tentu jebakan.





Dan Takemichi memaksa untuk ikut, mengkhawatirkan Fuyumi putri mereka. Hal itu cukup berbahaya ditambah Omega itu tengah terluka, sehingga Mikey menolak mentah-mentah.

Tapi tidak terduga Takemichi marah dan memaksa hingga terjadi pertengkaran diantara keduanya.

Kokonoi ditinggal untuk mengurus Inupi yang telah berpulang.
Duka terlihat pada wajahnya.. Alpha itu benar-benar kehilangan.





" Tetaplah dipesawat, terlalu berbahaya bagimu untuk ikut "

Mikey berucap setelah sekian lama diam.

Takemichi menatapnya tajam, terlihat tidak setuju dengan keputusan  Bos Bonten itu.

" Tidak. Putriku ada disana, aku tidak mau hanya diam saja sementara Fuyumi dalam bahaya "

Keras kepala, bahkan Sanzu memilih untuk mengabaikan pasangan itu, membiarkan keduanya bertengkar kembali.

" Kau harus mengerti Takemitchy"

" Kau yang tidak mengerti Mikey-kun! Kau tidak melahirkannya! "

" Aku takut kehilanganmu juga!! "

Mikey membentaknya. Membuat Takemichi terdiam seketika.

" Aku tidak sanggup.. jika kau kenapa-kenapa"

Menghusap wajahnya, Mikey sangat pusing.
Takemichi masih diam, menatap Bos Bonten itu sebentar sebelum kembali terduduk seperti semula.







✖✖✖







Takemichi mencegat begitu Mikey mau memasuki mobilnya.

Lagi-lagi ia memaksa untuk ikut.

" Biarkan aku! "

Mikey menatapnya.

Ia mengerti betapa berharganya Fuyumi bagi Takemichi. Bahkan baginya juga.
Namun melihat mata biru penuh tekad, ia pasti tidak bisa menghentikan Omega itu sekarang juga meskipun ia menggunakan aura dominan-nya sekalipun.


Memberi Takemichi sebuah pistol berpeluru, Mikey berucap,

" Tembak siapa saja yang mencoba menyerangmu, jangan ragu. Tarik pelatuknya, kau atau musuhmu yang akan mati "

Takemichi dengan tangan ragu pada awalnya akhirnya menerima.

Ia mengerti bahwa situasi pasti akan sangat berbahaya.
Mereka menuju tempat Kisaki, musuh yang menculik putri kecilnya.

Semua harus ia lakukan untuk Fuyumi.

" Aku mengerti "

Melihat mata itu lagi-lagi berkilat penuh tekad Mikey akhirnya membawa Takemichi ke pertempuran.

Mereka akan merebut putri kecil mereka.



' Fuyumi... '

Takemichi berwajah serius.

PretendedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang