San Juu Yon

1.8K 220 54
                                    






Sebuah cangkir diletakkan diatas meja, seseorang bersurai ungu menatap prihatin pria yang tengah terduduk dengan kepala tertunduk.

Mitsuya terkejut begitu mendapati Draken datang dengan tubuh basah kuyup, berwajah sedih disana, pria itu diajak masuk, diberikan selimut dan secangkir minuman hangat.

" Apa yang harus ku lakukan? "

Pria itu menghusap wajah, begitu frustasi dengan hidupnya.

Hatinya hancur, pasti.

Omega yang ia cintai tidak mencintainya.

Mikey selalu ada dihati Takemichi.



Mitsuya menghusap bahu tegap itu, memberinya ketenangan.

" Kau bertanya pada seseorang yang tidak tau jawabannya, hanya dirimu sendiri yang tau"


" Takemitchy dia.. dia tidak mencintaiku. "

Mitsuya mengambil duduk dihadapan pria jangkung.

" Dengar.. kau sudah tau jawaban dari Takemichi. Semuanya belum terlambat "

Draken menatap pria itu,

"Aku tidak bisa, aku mencintainya "

" Dan dia mencintai Mikey? .. Draken, kau bisa mencintai siapa saja, karena itu hakmu sebagai manusia, tapi.. satu yang harus kau ingat, sebelum kau mencintai orang lain, cintailah dirimu sendiri "

Mitsuya memang teman curhat yang selalu bisa memberinya titik terang.

" Aku tidak yakin bisa melupakannya "

" Kau bisa.. "


Terdiam, pria jangkung tampak berfikir keras.
Dan Mitsuya setia menunggu pria itu bicara.






✖✖✖








Pulangnya ia menemukan sosok Takemichi telah tertidur dikamar.

Berdiri menatapnya, Draken sadar sejak dulu ia memang tidak bisa memiliki sang Omega.

Mikey adalah bagian dari Takemichi, dan akan slalu..


Berganti pakaian dan mengenakan jaket Draken pergi lagi, ia menghubungi seseorang sebelum benar-benar melangkah dari rumah.






✖✖✖







Mobil hitam terparkir tidak jauh dari sebuah restoran.
Sebuah tempat yang telah disewakan terdapat dua orang tengah duduk berhadapan.

Sosok Mikey menatap pria jangkung dihadapannya. Begitu pula sebaliknya.

Draken mengajak Mikey bertemu, dan Mikey menyarankan satu tempat tertutup, mengingat ia adalah Bos Bonten, buronan negaranya.

Tidak ada yang bersuara hingga Draken lah yang memulai percakapan.

" Mikey.. janji kita dulu, janji menjaga Takemitchy dan Fuyumi..   aku ingin mengembalikannya "


Mikey melihat pria dihadapannya.
Apa-apaan itu? Bukankah Draken akan menikah dengan Takemichi? Kenapa  ia harus berkata seperti itu?

" Apa maksudmu, Kenchin? "

Draken meremat jari-jarinya. Mungkin memang harus.. memang ia harus..



" Mikey, aku ada permintaan padamu "









✖✖✖









Fuyumi melihat Draken pulang, gadis itu langsung menghampiri dan memeluk ayah baptisnya.

" Maaf atas perkataanku "

Gadis itu tampak sedih, Draken memeluk anak gadisnya, mengecup pucuk kepala sang anak.

" Tidak apa, memendam perasaanmu juga tidak baik bukan? "

" Kau tidak marah? "

Fuyumi menatap Draken dengan ekspresi masih sama.

" Aku tidak bisa marah pada putriku "

Fuyumi memeluk erat sosok jangkung itu. Draken terlalu menyayangi Fuyumi, sejak anak itu bayi bahkan dalam kandungan Takemichi.







✖✖✖







Esoknya Draken ke tempat Mitsuya, meminta tolong sesuatu yang tidak bisa ditolak teman sepergengannya dulu itu.

Mitsuya melihat sosok Draken terlalu tegar,ia hanya bisa memberi senyuman penyemangat.

Ia sudah kadung janji akan membantu pria jangkung itu.

Dan satu hari pria itu dihabiskan dengan kehadiran sosok surai ungu yang menemaninya.






✖✖✖








Takemichi tidak melihat Draken seharian, seharusnya ia dan Draken harus bersama mempersiapkan ini itu karena besok adalah hari pernikahan mereka.

Bahkan ponselnya tidak bisa dihubungi.

Kemarin malam pria jangkung itu juga tidak tidur dikamar, malah menemani tidur putrinya, Fuyumi.

Baru saja dipikirkan, sosoknya muncul dari balik pintu depan.

Draken melihat Takemichi yang juga melihatnya.

Takemichi menghampiri,

"Kau dari mana saja? "

Ia memeluknya.

" Tempat Mitsuya "

Sosok jangkung balas memeluk, mengecup pucuk kepala Omega manis dalam pelukannya.

Keduanya dalam posisi nyaman yang tidak ingin dilepas, bahkan sejak tadi Draken terus mengecupi pucuk kepalanya. Dan Takemichi membiarkan pria itu melakukan semaunya.

" Takemitchy.. "

" Ya? "

Pria itu mengadah, kecupan pada wajahnya diterima.
Draken hari ini cukup aneh. Dan ia pun tidak bertanya lebih pada akhirnya.

"Dipernikahan besok berjanjilah kau akan bahagia, akan terus sampai kedepannya "

Takemichi tersenyum,
Membiarkan pelukan semakin mengerat, dan pria itu terus mengecupinya.



" Ya.. aku berjanji "







✖✖✖








Mitsuya menatap tuxedo hitam milik seseorang.

Tuxedo milik Draken, hanya ada tuxedo hitam itu dalam ruangannya.

Matanya menatap sendu, Menutup tuxedo yang berdiri pada manekin dengan selembar kain lebar.


Melangkah ia membawa dua tiket pesawat dan menarik kopernya.









tbc

PretendedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang