Annyeong!
Ada yang masih setia menunggu updatenya?Sebelum baca, mari kita tekan bintang dulu. ⭐️
Jangan lupa berkomentar, yang bijak!
✨✨✨
Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Acara tahunan perusahaan yang memang selalu menjadi yang ditunggu.
Aku tersenyum menatap pantulan diriku dicermin. Aku memang sudah berada di kantor, tapi memutuskan untuk mampir terlebih dulu ke toilet.
Menggenakan buju kuning dengan gambar love setengah di samping kiri, dan di belakang baju bertulisan 'Divisi Pemasaran.'
Entah siapa yang merancang baju menggelikan ini. Aku pun tidak tahu. Karna saat kemarin lusa dibagikan oleh Geno, aku sempat tercengang dan menolak. Tapi Geno malah memelototiku.
Berbeda denganku yang menolak mentah-mentah baju seragam kami. Nena, Ersy, dan Iren malah tertawa dan hanya setuju- setuju saja. Apalagi baju tersebut sudah dirancang pas dan memiliki pasangan masing-masing di divisi.
Lucu tambah memalukan memang. Jika aku berdiri di samping Ersy, love kami akan menjadi satu. Dan itulah yang membuatku takut dengan anggapan orang-orang pada kami.
"Kenapa juga baju ini harus dipakai di hari pertama," keluhku dan menatap bentuk love setengah yang disablon dibaju.
Kami memang membuat dua baju. Yang satu berwarna kuning dan yang satu berwarna ungu. Fiks ini tidak ada yang benar.
Masih mending jika warnanya lilac, atau unggu agak muda. Ini ungu banget, warna terong.
Aku masih penasaran dengan orang yang merancang baju untuk divisi kami. Tega sekali orang itu membuatkan kami dua baju yang tidak ada aestetik-aestetiknya.
Aku menoleh saat mendengar ponselku berdering, tanganku segera mengambil ponselku dan mengangkat panggilan telepon dari sebrang sana.
"Assalamualaikum Bunda," sapaku dan tersenyum, meskipun tahu Bunda tidak akan melihat senyumanku. Tapi jujur saja, aku selalu senang saat mendapat telepon dari Bunda.
"Waalaikumsalam sayang. Gimana kabarnya?"
"Alhamdullilah Hana baik, Bun," jawabku dan menjepit ponselku diantara telinga dan pundakku, kemudian tanganku sibuk merapihkan alat riasku, memasukkannya ke tasku.
"Bunda seneng dengernya. Udah makan sayang? Jangan telat makan ya."
"Udah, Bun. Tadi Hana sarapan nasi kuning. Beli di depan apartemen."
Aku menatap cermin dan mengambil ponselku, memegang ponselku dengan tangan kanan dan tangan kiriku bergerak untuk merapihkan belaian rambutku yang tidak terikat.
"Sekarang mau ke Bandung ya, Kak?"
"Iya, Bun. Acara tahunan perusahaan."
"Berapa hari?"
"Tiga hari dua malam."
Tanganku bergerak untuk mengambil tasku dan memakainya. Tas ransel berwarna hitam yang di dalamnya ada peralatan make-up, mandi, dan baju-bajuku serta beberapa kebutuhan lainnya.
"Hati-hati ya. Jaga diri. Bunda sayang Hana."
Sebelum melangkah keluar toilet aku tersenyum. Setiap mendengar itu hatiku menjadi sejuk, aku menjadi senang sendiri.
"Hana juga sayang, Bunda. Nanti mau lebaran Hana pulang, kok."
"Iya. Bunda tunggu."
"Yaudah Bunda. Hana mau gabung sama yang lain. Bunda jaga diri ya, selalu sehat. Assalamualaikum."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cukup Tau [Tamat]
General FictionCERITA 4 [ꜱɪʟᴀʜᴋᴀɴ ꜰᴏʟʟᴏᴡ ᴛᴇʀʟᴇʙɪʜ ᴅᴜʟᴜ ꜱᴇʙᴇʟᴜᴍ ʟᴀɴᴊᴜᴛ ᴍᴇᴍʙᴀᴄᴀ.] {CERITA INI AKAN MEMBUATMU KESAL DAN MEMUKUL GULING YANG ADA} 𝚂𝚙𝚒𝚗-𝙾𝚏𝚏 𝙺𝚘𝚜-𝙺𝚘𝚜𝚊𝚗 𝙼𝚊𝚗𝚝𝚊𝚗. "Kalau aku CH ₃CO ₂H sama kamu, boleh kan?" "Lambang nomor atom 31." ~***~...