👀 Cukup Tau - Sebelas

1.8K 217 13
                                    

Hai, kembali lagi dengan Cukup Tau family.
Ada yang nunggu CT update gak nih?

Yuk sebelum baca bisa telan bintang dan komentarnya jangan lupa.

Cukup Tau Cikidot.

.

Aku menguap, mengangkat tanganku ke atas kepala dan merenggangkan badanku. Terdengar bunyi-bunyi aneh dari badanku.

Setelah merasa enakan aku menghela napas. Mengernyit sebentar dan bergerak untuk mencari-cari ponselku.

"Jam tujuh," gumamku saat melihat jam yang ada di ponselku.

Mengangkat kedua kakiku tinggi dan mengayunnya, membuat tubuhku tertarik dan terbangun duduk.

Kepala menoleh, mengernyit saat melihat tempat tidur Iren yang sudah kosong. Ke mana dia? Tumben sekali.

Melupakan Iren, aku berdiri dan melangkahkan kakiku menuju kamar mandi untuk mandi pertama. Sedangkan yang lainnya masih tertidur.

Selepas sholat tubuh tadi, mereka semua kembali tertidur. Sedangkan aku yang memang tidak sholat, sedang mendapat tamu dari Cibeureum. Tidak bangun dan menikmati pulau kapuk yang kubuat sendiri.

Setelah mandi dan bersih-bersih yang lain. Aku mulai menyiapkan kebutuhanku. Hari kedua ini kami memang sepakat memakai baju seragam yang berwarna ungu kayak terong itu. Kali ini tidak ada gambar apapun dan hanya ada tulisan 'Be Optimis' di depan baju.

Dipadukan dengan celana berwarna kream. Aku sengaja mengikat dua rambutku dan mengepangnya. Membuatku terlihat seperti gadis desa yang anggun.

 Membuatku terlihat seperti gadis desa yang anggun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Udah rapih aja, Han."

Aku menoleh dan tersenyum saat melihat Iren yang baru saja masuk dan sedang menutup pintu.

"Dari mana, Ren?" tanyaku dan dia mengangkat kantong plastik yang ada di tangannya. Menunjukkan jika dirinya baru saja berbelanja.

"Selena datang, Han," ucapnya dengan tangan yang membuka kantong plastik yang ada di hadapannya. "Tadi gue liat dia di lobi," lanjutnya.

Aku menatapnya dengan lekat, menelengkan sedikit kepalaku. "Lo ... gak papa?" tanyaku khawatir.

Iren terlihat tersenyum kemudian mendongak, membalas tatapanku. Kepalanya mengangguk. "Gak papa," jawabnya yang aku tahu, dia berbohong.

Karna aku tahu betul ciri-ciri yang sedang berbohong. Apalagi Iren, dia itu masuk ke salah satu orang yang tidak pintar berbohong.

"Gue mandi duluan ya. Sebelum ngantri." Iren berjalan menuju kamar mandi dengan membawa baju ganti dan aku hanya mengangguk sebagai jawabannya.

🦻🦻🦻

Kami semua berkumpul di taman hotel, letakkan di sisi sebelah timur hotel. Terdapat taman luas dan berbagai permainan anak-anak di sini.

Cukup Tau [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang