👀 Cukup Tau - Enambelas

1.7K 196 6
                                    

Hai, ketemu lagi.
Gimana kabar puasa kalian nih?

Yuk kasih emot kalian untuk mengapresiasikan CT.

👀

Krinkkkkkk.

Aku tersentak kaget dan membuka mataku. Mengernyit saat merasakan silau lampu dari kamarku.

Menatap jam weker yang sudah menunjukkan pukul lima pagi.

Aku menghela napas kasar kemudian terbangun duduk dengan malas. Sebenarnya aku sangat malas jika harus disuruh bangun pagi-pagi begini saat ketika haid.

Biasanya jika aku haid aku lebih memilih bangun lebih siang, bahkan jika saking capeknya aku memutuskan untuk tidur lagi setelah sholat shubuh dan bangun kembali pukul enam.

Meskipun terkadang sering susah tidur lagi, tapi hanya dengan memejamkan mata saja bagiku sudah cukup.

Dengan berat hati aku turun dari kasurku yang memang sengaja tidak memakai dipan.

Berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan memegang air, merasakan suhunya. Apakah terlalu dingin atau sudah pas.

Setelahnya aku segera membersihkan diri. Aku tidak mau berlama-lama dan akhirnya telat.

Jika telat sedikit mungkin tidak masalah jika atasanku bukanlah Kak Avin. Tapi kalian kan tahu sendiri bagaimana sifat Kak Avin. Mengingatnya saja sudah membuatku gatal-gatal.

Setelah mandi dan mempercantik diri. Aku berjalan menuju pantry. Hanya untuk menyiapkan roti yang kulapisi dengan susu dan mesis.

Kemudian memasukkannya ke wadah plastik yang bisa langsung kubuang nantinya. Aku memang tidak berniat sarapan sekarang, karna aku bisa saja telat jika harus sarapan terlebih dulu.

Makanya rotinya aku bungkus, agar aku bisa memakannya nanti saat perjalanan ke Bogor.

Setelah dirasa sudah untuk mempersiapkan semuanya. Aku mengambil tas ranselku yang tergelatak di atas sofa. Yang memang sudah aku siapkan sejak semalam.

Berhenti saat tepat di belakang pintu, ingin memakai sepatu tadinya.

Tanganku bergerak mengambil ponselku yang berdering sejak tadi. Mengernyit saat melihat hanya nomor saja.

Dengan ragu aku mengangkat panggilan telepon tersebut dan menempelkan ponselku ke telingaku.

"Halo?"

"Assalamualaikum."

"Eh iya. Waalaikumsalam."

Tanganku bergerak untuk mengambil sepatu dengan ponsel yang sudah aku cepit diantara kuping dan pundakku.

"Ini saya Dera, Han."

Aku sempat berpikir. Dera mana. Memangnya aku punya teman bernama Dera. Dan untungnya saja aku langsung teringat dengan kepala divisi uji coba di kantorku yang memiliki nama yang sama.

"Hai. Pak," sapaku. "Kenapa ya, Pak?"

"Saya sudah ada di depan apartemen kamu."

Aku yang mendengar itu tentu saja kaget. Mau ngapain dia pagi-pagi begini sudah berada di depan apartemenku.

"Saya dengar kamu akan ikut dengan Avin ke Bogor. Makanya saya berinisiatif menjemput kamu agar kamu tidak terlambat dan mendapat sarapan ocehan dia."

Aku yang mendengarnya sempat terharu. Perhatian sekali Pak Dera denganku.

Tanpa menunggu lama aku segera mengatakan jika aku akan segera turun dan memutuskan panggilan telepon secara sepihak.

Cukup Tau [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang