Hai, ketemu lagi dengan Anye di sini. Ada yang menunggu-nunggu ceritanya update?
Yuk silakan tekan bintangnya dulu.
Jangan lupa Komen banyak-banyak ya.
🗣 siapa tau bisa double up.👀
Aku menghela napas lega, merebahkan punggungku di kasur setelah packing barang barusan.
Hari ini memang haru terakhir kami di sini. Dan akan kembali ke Jakarta pada siang hari nanti.
Memejamkan mataku sejenak sambil menunggu keempat temanku yang masih rempong mengemasi barang-barang mereka.
Entah apa game terakhir yang akan kami mainkan nanti. Tapi jika dilihat dari tahun, tahun sebelumnya. Akan ada lomba panahan, bowling, dan juga menembak.
"Kali ini kayaknya lombanya tambah satu deh."
Aku membuka mataku dan menatap Nena yang baru saja turun dari tangga ranjangnya.
"Lomba apa?" tanyaku dan bangun dari rebahan.
"Kalau kata Teh Pipit sih, sepertinya memasak," jawabnya yang membuatku mengernyit.
Memasak.
Lantas siapa yang akan mewakili kami dalam lomba tersebut? Bukan, bukan berarti aku tidak bisa masak. Tetapi, aku hanya belum bisa masak. Jika lomba memasak mie intans bolehlah aku ikutan. Tapi jika lombanya sudah seperti master chef. Mending jadi penonton saja.
"Aku sih jelas ya. Bakal milih wakilin di lomba bowling aja," sahut Ersy dan menaruh tasnya di dekat tasku. Mungkin agar dirinya tidak rempong-rempong nantinya.
Nena dan Iren menatapku, membuatku menggeleng dan menyengir. "Jangan nyuruh gue buat ikut lomba memasak. Bisa langsung dieliminasi nanti kita."
"Yah. Terus siapa? Lomba masak harus ada empat orang," ujar Nena terlihat kecewa.
"Geno aja," cetusku merekomendasikan.
"Iya. Yang ada meja kalian berantakan. Bukan dieliminasi lagi nanti jadinya," sahut Ersy dengan kekehan diakhir kalimatnya. Seperti sedang membayangkan jika Geno benar-benar mengikuti lomba masak.
"Yaudah begini." Iren menatap kami semua. "Teh Pipit, aku, Nena, dan Hana. Fiks, kita berempat kudu ikut lomba masak," putusnya membuatku tentu saja langsung melotot.
"Lah. Terus lomba tembakan?" tanyaku, pasalnya tahun lalu aku lah yang mewakili timku dalam lomba tembakan. Meskipun tidak ada kemanangan untuk kami saat itu.
"Gampang," jawabnya. "Bang Avin pinter nembak. Dijamin tepat sasaran," lanjutnya yang menenangkan kami.
Dan itu artinya mau tidak mau aku kudu ikut serta dalam lomba memasak. Ahh, kenapa juga lombanya harus lomba memasak. Tidak bisa gitu lomba fashion show atau yang lain? Harus banget apa lombanya memasak.
🦻🦻🦻
Aku mendengus, lagi. Entah sudah berapa kali saat aku mengenakan apron berwarna kuning dengan gambar Upin-Ipin yang disediakan untuk timku.
"Kenapa Upin-Ipin sih? Gak ada yang lain?" tanyaku sebal. Sudah sedang pms, ditambah pula kekesalanku.
"Imut tau, Han," sahut Iren yang diangguki oleh Nena.
Imut pala kau.
Kenapa orang-orang jahat sekali dengan timku? Setelah seragam kuning dengan gambar sablon love setengah kemarin. Sekarang apron kuning bergambar Upin-Ipin.
![](https://img.wattpad.com/cover/293359011-288-k481599.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cukup Tau [Tamat]
General FictionCERITA 4 [ꜱɪʟᴀʜᴋᴀɴ ꜰᴏʟʟᴏᴡ ᴛᴇʀʟᴇʙɪʜ ᴅᴜʟᴜ ꜱᴇʙᴇʟᴜᴍ ʟᴀɴᴊᴜᴛ ᴍᴇᴍʙᴀᴄᴀ.] {CERITA INI AKAN MEMBUATMU KESAL DAN MEMUKUL GULING YANG ADA} 𝚂𝚙𝚒𝚗-𝙾𝚏𝚏 𝙺𝚘𝚜-𝙺𝚘𝚜𝚊𝚗 𝙼𝚊𝚗𝚝𝚊𝚗. "Kalau aku CH ₃CO ₂H sama kamu, boleh kan?" "Lambang nomor atom 31." ~***~...