Dengarkan lagu diatas dan hayati setiap katanya.
Jika kamu tersentuh, artinya kamu memiliki hati.
Selamat menikmati membaca CT.
👀
Aku menghela napas lega saat bokongku mendarat di kasur, menghempaskan tubuhku di atasnya dan kembali menghela napas. Rasanya seperti sedang berkeluh kesah karna capek yang kualami.
"Han."
Aku mengangkat sedikit kepalaku untuk melihat siapa yang barusan memanggilku. Dengan susah payah aku mencoba terduduk dan terkekeh sendiri saat sudah terduduk.
"Kenapa, Ren?" tanyaku dan menatapnya yang duduk di sebelahku.
"Di apartemen lo ... ada unit kosong gak? Di sekitar apartemen lo, satu lantai."
Aku mengernyit, mencoba mengingat apakah ada salah satu unit kosong di sekitar apartemenku.
"Gak tahu juga sih," sahutku yang tidak mengingatnya. "Memang kenapa, Ren?" tanyaku kepo dan menatapnya lekat.
Iren menunduk dan menggeleng. "Gue mau pindah ke apartemen aja. Biar lebih deket sama kantor," jawabnya yang terdengar ada yang ganjal.
"Tapi apartemen gue lumayan jauh dari kantor," selaku dan menatap Iren yang hanya melirikku kemudian mengangguk.
"Yaudah kalau gak ada, Han," ucapnya dan berdiri, berniat ingin ke kasurnya.
Aku dan Iren memang sekamar. Bukan hanya kita berdua, ada Ersy dan juga Nena.
Karna satu kamar terdiri dari dua kasur tingkat, yang artinya menjadi empat kasur yang saling berhadapan.
Ersy di atasku dan Nena di atas Iren. Entah sekarang mereka berdua sedang ke mana. Saat sampai di kamar mereka hanya menaruh barang bawaan dan kabur entah ke mana.
"Ada sesuatu, Ren?" tanyaku dan menelengkan kepalaku, menatap Iren yang sibuk mengeluarkan barang bawaannya dari tasnya.
"Nggak kok," jawabnya tanpa menoleh dan tetap sibuk sendiri.
Entah hanya perasaanku saja atau memang aku salah. Tapi yang jelas aku menangkap keanehan dari Iren.
Aku tahu, kami memang sudah berpisah lama dan mungkin saja sifatnya sudah berubah. Tidak sama dengan Iren yang dulu aku kenal. Tapi gelagat Iren sekarang mengingatkanku saat kejadian Iren menyembunyikan sesuatu.
Dulu saat SMA, Iren pernah seharian diam. Tidak berbicara dengan siapapun dan hanya menjawab sekenanya saja ditanya. Tidak seperti biasanya, cerewet.
Dan saat aku dekati dan mencoba berbicara dengannya, barulah dia memberitahuku jika dirinya menyukai Kak Lana - yang ternyata adalah Pak Ezra.
Aku memang tidak mengenal Kak Lana siapa dulu, karna aku tidak pernah bertemu dengannya dan hanya mendengar ceritanya dari Iren.
"Kak Lana jadian sama Selena, Han."
Disitu Iren menatapku dengan mata yang berkaca-kaca, menahan tangis. Aku segera memeluknya dan benar saja, setelah itu Iren menangis. Kencang.
Untung saja kelas sedang sepi. Teman-teman sekelas kami sedang pada mengungsi di kantin.
"Ren," panggilku lagi dan berdiri, mendekatinya setelah melepas tas ranselku.
Iren mendongak. "Han, mau gak temenin gue." Aku mengernyit. "Makan seblak, di depan hotel tadi gue liat ada tukang seblak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cukup Tau [Tamat]
General FictionCERITA 4 [ꜱɪʟᴀʜᴋᴀɴ ꜰᴏʟʟᴏᴡ ᴛᴇʀʟᴇʙɪʜ ᴅᴜʟᴜ ꜱᴇʙᴇʟᴜᴍ ʟᴀɴᴊᴜᴛ ᴍᴇᴍʙᴀᴄᴀ.] {CERITA INI AKAN MEMBUATMU KESAL DAN MEMUKUL GULING YANG ADA} 𝚂𝚙𝚒𝚗-𝙾𝚏𝚏 𝙺𝚘𝚜-𝙺𝚘𝚜𝚊𝚗 𝙼𝚊𝚗𝚝𝚊𝚗. "Kalau aku CH ₃CO ₂H sama kamu, boleh kan?" "Lambang nomor atom 31." ~***~...