TIGAPULUH

913 115 37
                                    

Kalian kangen gak sih gue update? gak ya? oke oke hahaha

happy Reading! *cek typo yaa

"WOY! BURUAN KE LAPANGAN!"

Teriakan salah satu murid langsung membuat seisi kelas membludak keluar, kecuali 3 orang di sana yang masih duduk manis menunggu semua siswa keluar. mereka memilih keluar belakangan karena malas berdesakan dengan murid lain.

"Ngapain ke lapangan?" tanya milan polos.

"Upacara Goblok." Imel memutar bola matanya melihat Milan mengangguk seraya ber oh riya.

"Udah ah yuk, nanti kena semprot lagi," ucap gea melangkah ke luar kelas terlebih dahulu sambil memakai topi sekolahnya.

Milan yang melihat Gea memakai topinya melotot dan langsung memegang kepalanya. "Mampus gue gak bawa topi." Milan panik sampai menggeplak punggung Imel.

"Sakit anjir," ringis Imel.

"Gimana nih Mel, gue gak mau di hukum," ucap Milan gundah.

"Mampus lo," ucap Imel sambil memakai topinya.

"Mel, Mel. lo jangan pake topi dong. temenin gue ya, ya," rengek Milan, menarik topi yang akan dikenakan Imel

"Ogah gue! lo kira lapangan ada saljunya, gak panas,"  tolak Imel kembali merebut topinya

perjalanan menuju lapangan dipenuhi dengan rengekan Milan dan juga adegan rebutan topi. Imel kukuh menolak dan tidak mengiyakan permintaan Milan.  Gea kemana? dia pergi duluan ke lapangan dan meninggalkan mereka berdua.

"Ayo dong Mel, masa gue dihukum sendirian."

"Ya itu sih derita lo. ngapain ngajak-ngajak gue Jamil." Imel merebut topi miliknya yang tadi di ambil kembali oleh Milan.

"Gak solid banget lo njir. Ayo–"

"HEH! KALIAN BERDUA YANG DI SANA! CEPETAN JALANNYA, UPACARA UDAH MAU MULAI!!"

Percakapan antara Milan dan Imel terpotong karena seorang guru yang merupakan wakasek berteriak dari lapangan, saat melihat ke lapangan betapa malunya mereka berdua karena semua murid yang ada di lapangan melihat ke arah mereka. Ternyata wakasek tadi berteriak kepada mereka. Dan tanpa babibu lagi mereka berdua langsung bergegas lari menuju lapangan, dan menghiraukan malu mereka karena ditatap semua siswa.

"Mampus malu," umpat Imel dalam hati.

****

Kalian pasti sudah tahu bagian paling membosankan di dalam upacara, bagian yang setiap upacara pembahasannya selalu sama. Tentang kebersihan, Sopan santun murid, kadang juga ada yang menceritakan kisah hidupnya. Ya, apalagi kalau bukan 'amanat upacara'. Guru-guru yang menjadi pembina upacara biasanya selalu korupsi waktu saat amanat upacara berlangsung. Dan yang paling dikeluhkan para siswa selain amanat yang lama adalah, mengapa setiap hati senin selalu cerah saat pagi hari? membuat saat bagian amanat matahari semakin naik dan semakin terik.

"Yang lagi ngomong siapa sih anjir. Lama amat," cibir Davin di posisinya yang sedang istirahat di tempat. "Yang ngomong siapa?" tanya nya lagi menyenggol bahu orang disebelahnya.

"hah?"

"hah hoh hah hoh. yang lagi ceramah di depan siapa?" ucapnya mulai kesal.

"ohh ..., pak Amir."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kembar? [GAK!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang