SEMBILAN

2.7K 208 9
                                    

Happy Reading!!!
Yuk cek typo nya!!




Pagi ini, keluarga Wijaya sedang sarapan bersama. Gea, Tinggi, Rio, dan Jani menyantap roti yang sudah di siapkan oleh Jani pada piring masing-masing.

Gea menyelesaikan sarapannya lebih dulu dari yang lain, "mah, pah, Gea berangkat ya" Gea mencium tangan Gilang dan Jani bergantian melewati Tinggi yang tangannya sudah siap untuk dicium Gea.

"Sama gue ngga Lo?" Tinggi tidak terima di lewati begitu saja oleh Gea.

Gea berhenti lalu menoleh kearah Tinggi, "Lo, siapa gue?"

"Waahhh. Dasar adik durhaka Lo ya!" Sahut Tinggi kesal.

"Udah udah. Jangan berantem. Kamu gak dianterin Tinggi emang?" Lerai Gilang mencegat kedua anaknya untuk tidak bertengkar.

"Nggak pah, Gea naik bus aja. Bang Tinggi mah lelet" ucap Gea, melirik Tinggi dan menjulurkan lidahnya.

"Wey! Sialan Lo!"

"Gea berangkat. Assalamualaikum!!" Gea menghiraukan umpatan tinggi di belakangnya, ia terus berjalan keluar rumah dan pergi ke halte bus, untuk menunggu bus menuju sekolah.

****

Kini Gea sedang berjalan di lorong menuju kelasnya. Kali ini ia tidak berangkat pagi-pagi sekali seperti kemarin. Ia tidak mau lagi pagi-pagi sudah bertemu dengan si raja setan. Siapa lagi kalau bukan Fano.

Tak sadar, ia sudah berada didalam kelasnya. Gea mengedarkan pandangannya ke penjuru kelas. Semua murid sibuk dengan kegiatan masing asing, namun kegiatan yang mereka lakukan terbilang sama. Ada yang sedang membaca buku dan menghafalnya, ada juga yang seperti sedang mengerjakan tugas. Tunggu tugas apa?!

Gea menghampiri salah satu murid perempuan di kelasnya. gadis itu bernama Dena. "Den. Lo lagi ngehafalin apa?" Tanya Gea.

"Hari ini kan ada ulangan matematika, gue semalem lupa belajar. Jadi baru belajar sekarang. Emang Lo gak liat grup kelas?" ucap Dena.

Gea panik. Ulangan? Matematika? Gea segera melihat handphonenya dan membuka grup kelasnya.

[Kelas bukan Sultan tapi di Sultan-Sultanin]

Dio Binawan: eh gais besok ada ulangan matematika. Jangan lupa belajar!

Milan Viona: eh masa sih. Makasih infonya Yo!

Galang Gionino: anjir! Gue belum belajar!

Tio Kusuma: ya belajar lah PA!

-

MATI GEA!!!

Gea segera mengambil buku matematika untuk belajar. Ia melihat jam yang menempel di dinding kelas yang menunjukan pukul 06.34 a.m.

'maksih ada waktu' batin Gea.

Sebelum Gea membuka buku matematikanya, ia tak sengaja melihat Dio sedang mengerjakan tugas. "Dio!" Panggil Gea.

Dio menoleh kearah Gea yang berjarak dua meja di belakangnya. "Apaan" sahut Dio.

"Lo lagi ngerjain apa?"

"Tugas kimia Minggu kemarin. Lo udah Ge? Gue nyontek ya" jawab Dio dengan wajah memelas.

Gea melotot seketika. Tuhan cobaan ala lagi ini?! "Anjirr. Tugas kimia?! Gue belum ngerjain bege. Gue nyontek lo deh" Gea mengambil alat tulis dan buku latihan kimianya kemudian menghampiri Dio.

Dio memutar bola matanya dan mendengus"ah Lo mah. Gue kira udah"

Bukan masalah jika jam pelajaran kimia yang gurunya bernama pak Dadan yang super galak berada di jam terakhir atau setelah istirahat. Namun pelajaran kimia itu pelajaran kedua setelah pelajaran matematika. Yang artinya tidak dijeda oleh jam istirahat untuk lebih santai mengerjakannya.

Kembar? [GAK!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang