Happy Reading!!
Cek typo okeh!!•
•
Fano mengendarai motornya, selepas acara makan-makan bersama teman-temannya yang lain. Yang awalnya makan-makan itu akan ditraktir Bang Gibran tapi malah berujung dengan bayar sendiri sendiri karena Bang Gibran pulang duluan dengan alasan ibunya menelfon.
Davin yang awalnya paling sumringah berakhir dengan raut wajah merengut kesal dan mengumpati Bang Gibran.
Meski begitu, acara makan makan tetaplah seru, karena mereka mengobrol ria dan melupakan kekalahan mereka sampai malam.
Dan sekarang, Fano menghentikan motornya di depan minimarket dengan curi khas warna merah. Ia masuk dan menuju bagian yang terdapat minuman dingin.
Setelah mendapatkannya, Fano langung menuju kasir. Seperti biasa, penjaga kasir minimarket pasti good looking, dan kali ini pun sama.
"Ini mbak," ucap Fano menyerahkan minuman itu ke depan kasir.
"Mau sekalian isi pulsa nya, mas?" tawar si mbak-mbak kasir.
"Nggak usah mbak."
Melihat suasana minimarket yang sepi, Fano merasa heran. Tumben sekali minimarket sepi. Ah, mungkin orang orang sedang tidak punya uang, Fano terkekeh dalam hati.
"Nama mbak, Helena ya," celetuk Fano.
Si penjaga kasir menatap Fano, dan mengernyitkan dahinya. "Kok mas nya tau?"
"Hehe, itu saya liat name tag mbak nya." Fano nyengir, sambil menunjuk name tag yang ada di dada sebelah kiri penjaga kasir itu.
Si penjaga kasir pun melihat ke name tag yang di pakainya, lalu terkekeh. "Oh iya. Saya lupa kalau pakai name tag."
"Kalo nama mas, pasti Fano ya?" tanya penjaga kasir yang bernama Helena tersebut.
Membuat Fano terkejut. Bagaimana penjaga kasir ini tau namanya?
"Kok mbak tau? Padahal saya gak pake name tag lho," tanya Fano seraya terkekeh. Menghiraukan pemikiran anehnya tentang penjaga kasir ini.
Penjaga kasir yang bernama Helena itu ikut terkekeh, lalu kemudian tersenyum. Senyum yang sangat manis.
"Saya cuma nebak kok. Eh gak taunya benar."
"Mbak nya pinter nebak ya. Atau jangan-jangan Mbak Helena ini fans saya lagi," kekeh Fano.
Helena juga ikut terkekeh, namun tidak membalas ucapan Fano.
"Ini mas." Helena menyerahkan minuman yang Fano beli.
"Ah iya, saya lupa kalo lagi beli minun," ucap Fano mengambil minumannya, "berapa mbak?"
Setelah menyebutkan nominal harga dari minuman yang Fano beli, Fano pun menyerahkan uangnya pada Helena.
"Ini kembaliannya mas, terimakasih sudah berbelanja," ucap Helena ramah.
Fano tersenyum, lalu berniat pergi. Namun, langkahnya terhenti ketika Helena memanggilnya. Dan otomatis Fano berbalik menatap Helena.
"Kenapa mbak? mau minta nomor HP saya?" canda Fano. Dibalas tawa oleh Helena.
"Mas nya ge-er banget. Saya cuma mau bilang, jangan kaget kalau mas nya nemu sesuatu. Soalnya pas pulang nanti, mas nya pasti menghadapi hal yang tidak terduga," ujar Helena seraya tersenyum.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kembar? [GAK!!]
HumorFollow dulu sebelum baca ya gaiss! Bukan saudara, bukan pula sedarah. seakan dipermainkan oleh takdir, mereka dipertemukan dalam bentuk fisik dan kepribadian yang sama, yang membedakan hanya gender mereka saja. Apakah mereka memang kembar yang terpi...