DUAPULUHENAM

1.2K 159 3
                                    

Gue gak mau tau, gak pengen tau, tidak ingin tahu, i don't wanna know, ra pengen weru, teu palay nyaho!!
Pokoknya kalian harus Vote dan komen yang banyak, biar guenya juga semangat up terus!!

Minimal 100 vote per Chap nya ya!!
Maksa banget dah gue:v
BODO AMAT!!!
Pokoknya
KALIAN HARUS VOTE + KOMEN!!!

Dah lah. Gak usah kelamaan bacot. Sekarang cuss langsung baca aja.
yuhuuu!!!


HAPPY READING
AND
CEK TYPO!!




↓↓↓

Setelah Rea dan Bang Gibran pergi, Tania langsung masuk kedalam GOR dan langsung bergabung dengan suporter SMA Tuhan. Hingga semuanya menatap Tania tidak suka

"Kalian liatin apaan?!" tanya Tania sangar. Dan tidak ada yang menanggapinya. Tatapan mereka beralih kembali ke pertandingan.

Tania berdiri tepat di sebelah Imel dengan santainya, membuat Imel risih, apalagi saat Tania bersorak dan berteriak menyerukan nama Titan.

"TITAN!!! MANGAT BEP MANGAT!! BIDADARI DISINI BUAT KAMU!!"

Rasanya sekarang Imel ingin muntah di tempat karena mendengar sorakan Tania. Ia melirik Tania sinis.

"Biasanya kalo orang lirik lirik, itu tandanya syirik. Iya gak?" Tania bertanya pada orang yang berdiri di sebelah lainnya untuk menyindir Imel. Dan ketahuilah jika Tania tidak mendapat tanggapan apa-apa dari orang itu, membuatnya mencibir kesal.

Imel tahu jika Tania sedang menyindirnya. Ia hanya acuh tidak meladeni, malah sekarang ia tengah tersenyum sinis karena Tanianyang di kacangin.

Melihat Imel yang tidak merasa tersindir dan malah tersenyum sinis, Tania kesal.

"Eh, lo kalo punya cowok hati-hati ya. Soalnya sekarang banyak cewek ganjen, kayak disebelah gue." Tania mengajak ngobrol orang yang ia tanyai tadi, juga dengan maksud menyindir Imel. Namun, Lagi-lagi tidak ada tanggapan dari orang yang ia ajak bicara.

Tania menyindir Imel yang akhir akhir ini sering pulang bersama Titan,  yang Tania klaim sebagai pacarnya. Padahalnya sih nggak. Kapan coba mereka jadian? itu cuma halunya Tania doang.

Namun, Imel masih anteng dengan kegiatannya menonton pertandingan di lapangan, sambil menahan tawanya.

Karena sudah mulai geram, akhirnya Tania beralih menghadap Imel. Baru juga Tania akan membuka mulutnya, Imel sudah bersuara terlebih dulu tanpa menoleh pada Tania.

"Mau apa lo?"

"Oooh, cewek ganjen udah siap-siap ternyata." Tania melipat tangannya di depan dada.

Imel memutar bola matanya, ia tidak ingin meladeni Tania. Tidak ada gunanya.

"Heh, Cewek ganjen!!"

Imel sama sekali tidak tertarik dengan Tania, matanya masih fokus ke depan melihat pertandingan.

Kembar? [GAK!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang