TIGA

4.2K 325 10
                                    

Yuk cek typonya sambil baca!

Happy Reading!!!
***

Hari ini Gea sedang suntuk, dikarenakan guru yang tidak hadir untuk mengisi materi dan para murid XI IPA2 ramai dan berisik. Ia melihat ke sampingnya ada Imel yang sedang tidur dengan menelungkupkan kepalanya diatas lipatan tangannya. Sedangkan Milan. Dia entah pergi kemana, dia mengatakan akan pergi ke kantin untuk membeli air muneral. Namun sampai saat ini dia belum kembali.

"Ck." Gea berdecak dan menghampiri Dio si ketua kelas yang sedang membaca novel.

"Yo. Nih guru kemana sih, kok gak Dateng-dateng" Gea melipat kedua tangannya di depan dada dengan raut wajah kesal.

Dio mendongak, dan menghela nafas. "Guru-guru lagi pada kondangan jadi pada gak masuk" jawabnya santai. Kemudian Dio berdiri berniat untuk berpindah tempat ke yang lebih tenang.

Baru saja Dio akan melangkah, ia di berhentikan oleh pertanyaan Gea. "Kondangan? Siapa yang kawin dah?" Tanya Gea menggaruk tengkuknya keheranan.

"Kawin, kawin. Nikah bego!" Dio menoyor kepala Gea keras, dan berlalu pergi meninggalkan Gea yang sedang meringis. "Eh BANGKE, sakit bego!"

Gea mengusap kepalanya, dan kemudian menghela nafas. Ia tak tau mau melakukan apa. dan biasanya jika jam kosong begini ia akan bermain basket di lapangan.

Gea kemudian berjalan meninggalkan kelas yang sedang ribut, dan Imel yang masih terlelap tidur. Ia berniat untuk bermain basket saja di lapangan.

****

Gea mendribble bola beberapa kali dan men-shootnya ke ring. Ia melakukan hal tersebut beberapa kali dan hasil nya selalu sama yaitu tepat sasaran masuk kedalam ring.

Gea duduk berselonjor ditepi lapangan guna mengistirahatkan dirinya yang mulai kelelahan.

Tiba-tiba terdengar suara seseorang menyapanya. "Eh Gea. di lapangan juga."

Gea menoleh ke arah suara dan kemudian tersenyum. Itu adalah Eza, kakak kelasnya dan sekaligus seniornya di klub basket. Ia sudah menyukai Eza sejak enam bulan yang lalu, namun perasaan itu ia pendam saja, dan ia juga tidak mengharapkan balasan dari Eza, karena memang dulu Eza sudah memiliki kekasih. Risa namanya, seorang mantan ketua cheers di sekolahnya. Dan sekarang mereka sudah putus, mungkin ini menjadi kesempatan Gea untuk mulai mendekati Eza.

"Sendirian aja Lo?" Tanya Eza sambil menyodorkan snack kacang yang di bawanya. Gea merogoh snack tersebut dan memasukannya kedalam mulutnya. "Iya. Lo sendiri ngapain disini kak?" Tanya Gea.

"Emang gue gak boleh disini? Kan ini lapangan sekolah, Ge." Jawab Eza santai.

"Ck. Bukan itu maksudnya... Aduuhhh" Gea menggaruk kepalanya bingung.

Eza terkekeh geli melihat tingkah laku Gea yang seperti itu. Gea yang melihat kekehan tersebut terpana, degupan jantungnya yang begitu cepat tak bisa ia kontrol.

"Iya, Gue tau. Tadi dikelas anak-anak nya pada tidur, ya udah daripada bosen mending gue kesini aja. Eh ga taunya ada Lo." Jelas Eza masih terkekeh.

Gea mengangguk-anggukan kepalanya. "Eh iya. Kembaran Lo mana? Biasanya bareng terus" pertanyaan Eza membuat Gea mengerlingkan matanya jengkel. Ia sudah tau siapa yang di maksud Eza. Siapa lagi kalau bukan Fano.

"Bareng apaan! Yang ada gue darah tinggi." sungut Gea. "Lagian ya. Kata siapa sih gue sama si tengil itu kembar. Mirip juga kagak" lanjutnya kesal.

Kembar? [GAK!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang