DUAPULUHTIGA

1.7K 215 125
                                    

Halooo kaliaann!!! Yang nunggu nunggu cerita ini ini up cung!!

Cie nungguin cieee... Wkwk

Me gak tau partai ini memuaskan nggak buat kalian, dan nge feel nggak. Me juga gak tau hehe... Oke lah cuss aja kali ya kalian baca.

Happy Reading!!
&
Cek typo!!!
















"Coba tebak, mau apa?" Goda Eza, menaik-turunkan kedua alisnya.

"Ish. Kok jadi main tebak tebakan..." Rengekan Gea membuat Eza tertawa kecil.

Melihat Gea yang cemberut, Eza kemudian menuntun Gea ke sebuah ruangan yang gelap. Kemungkinan lampunya belum Eza nyalakan.

Gea tidak melihat, namun ia bisa merasakan jika Eza tengah menyasar dinding, mencari saklar lampu. Dan, tring. Lampu menyala, menampilkan isi ruangan tersebut yang merupakan sebuah kamar. Ya, Eza membawa Gea kedalam kamarnya.

Kamar itu begitu rapih, untuk ukuran seorang laki-laki remaja yang hidup sendiri. Lihatlah, semua benda dan pajangan tersusun rapih di tempatnya.

Sebentar. Gea berfikir, untuk apa Eza membawa Gea ke kamarnya? Jangan, jangan ... Perasaan Gea mulai tidak enak.

"Jangan mikir yang aneh-aneh" Ujar Eza, seperti mengetahui isi pikiran gea.

Gea menoleh pada Eza, "siapa yang mikir aneh sih" Jawab Gea ketus. Membuat Eza terkikik.

"Yakin" Goda Eza

"Iya ih!"

Kini kikikan Eza berubah menjadi tawa. Dan Gea sebal mendengarnya.

Usai tawanya reda, Eza kemudian berbalik pergi. Namun terhenti dengan pertanyaan Gea, "mau kemana?"

Eza kembali berbalik, menghadap Gea, "Toilet. Mau ikut?"

Gea melotot dan bergidik jijik. Eza kembali tertawa. sebelum melangkah, Eza melemparkan handphone berlogo apel miliknya ke kasur.

"Dadah sayang"

Mendengar kata 'sayang' dari Eza, wajah Gea bersemu merah, menahan malu dan bahagia. Untung Eza tidak melihatnya, karena sudah masuk kedalam bilik toilet.

'Tadi gue nggak salah dengar kan?' wajah Gea kembali bersemu.

Ketika merasa hati dan otaknya sudah tenang, Gea melangkah menuju pinggiran kasur. Dan duduk disana, guna menunggu Eza keluar dari bilik toilet kamarnya.

Ting...

Gea melihat handphone milik Eza menyala, tanda sebuah notifikasi masuk.

Awalnya Gea tidak menggubris, namun suara notifikasi itu terus berulangkali berbunyi. Membuat Gea geram sendiri.

Ting...

Ting...

Ting...

...

"Kak Eza!! Ini HPnya bunyi terus!!" Teriak Gea pada Eza yang masih di dalam toilet.

"Biarin aja ge!" Sahut Eza dari dalam toilet.

Mendengar sahutan dari Eza, Gea berusaha menahan diri agar tidak menyentuh handphone Eza tersebut. Karena kalau Gea menyentuh atau membukanya, itu berarti menandakan Gea tidak sopan, karena sudah membuka privasi seseorang.

Kembar? [GAK!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang