DELAPANBELAS

2.5K 199 34
                                    

Happy reading!!
Cek typo Gaiisss!!!










Fano sudah bersiap di lapangan. Ia mengumpulkan semua nggota klub basket untuk melakukan pemanasan. Fano menghitung anggota dari tim laki-laki dan tim perempuan. 'Eh kok kurang?' batin Fano.

"Tim cewek. Kok anggotanya kurang satu. Mana satunya?" Tanya Fano pada tim perempuan.

"Tuh" semua tim perempuan kompak menunjuk ke arah sisi lapangan.

Disana ada sepasang manusia yang sedang bercengkrama. Mereka adalah Gea dan Eza. Ah, Fano tidak sadar jika si Gea tidak ada di lapangan. Fano terus memperhatikan mereka, tidak memperdulikan yang tadinya mau pemanasan. Biarin lah.

Di lihatnya sekarang Eza mengusap puncak kepala Gea. Fano terkesiap, 'eh. Mereka pacaran?' tanya Fano dalam hati. Fano segera menggelengkan kepalanya. Bodi amat mau mereka pacaran atau apapun. Fano tidak peduli!

Selepas kejadian itu, Fano melihat mereka berpisah. Bukan putus lho ya, tapi sama-sama melanjutkan kegiatannya masing masing. Eza yang pergi pulang dan Gea berjalan ke lapangan.

****

Gea berniat ke lapangan, untuk  melakukan pemanasan bersama yang lain. Tapi tiba-tiba saja Eza datang menghampirinya.

"Ge" panggil Eza.

"Kenapa kak?"

"Gue mau ngomong"

Semenjak jadian semalam, Eza dan Gea tidak merubah panggilan lo-gue dengan aku-kamu. Mereka memutuskan seperti itu agar tidak canggung satu sama lain.

"Apa?" Tanya Gea singkat.

"Lo.. abis di labrak Risa lagi?" Tanya Eza.

Gea mengangguk. Eza pasti Tahu perkara Gea di labrak oleh Risa. Pasti salah satu teman Eza melihat kejadian di kantin itu. 'tapi mereka tau gue sama kak Eza jadian gak ya? Pasti tau lah Ge! ngaco aja lo' tanya Gea pada dirinya sendiri.

Eza menghela, sudah berapa kali ia memperingatkan Risa untuk tidak macam-macam dengan Gea. Tapi dia tetap saja melakukannya. Entah dengan cara apa lagi ia menegur Risa.

"Tapi Lo gak apa-apa?"

"Iya gak apa-apa"

Fisik Gea memang tidak apa-apa tapi bagaimana dengan hatinya? Di sebut sebagai pelarian oleh mantan dari pacarnya sendiri. Sakit rasanya, jika memang itu benar. Gea segera menyingkirkan pemikiran itu dari dalam otak dan hatinya. Ia yakin cepat atau lambat Eza pasti akan mencintainya.

"Gue usahain Risa gak bakal labrak Lo lagi" ucap Eza mengusap puncak kepala Gea.

Gea mengangguk. "Gue balik dulu. Latihan uang bener" Eza mengacak rambut Gea gemas.

"Iyaaa" jawab Gea kesal karena rambutnya jadi acak-acakan. dengan senyum lembut Eza lalu pergi untuk pulang sedangkan Gea akan kembali ke lapangan.

Gea masuk ke area lapangan. Disana sudah ada Fano dan anggota lainnya yang sedang memperhatikan dirinya. Gea menjadi bingung, kenapa mereka semua memperhatikan Gea? Gea meneliti dirinya, apa ada yang salah? Nggak ada tuh.

"Ngapain pada liatin gue kayak gitu?" Tanya Gea.

"Pacaran Mulu Lo" sahut Fano ketus.

"Sirik aja Lo jomblo"

Gea melangkah menuju ke barisan. Setelah Gea bergabung, pemanasan dimulai dengan dipimpin oleh Fano.

Priiiittt

Suara peluit yang ditiup nyaring oleh bang Gibran membuat kegiatan pemanasan berhenti. Semua anggota tak terkecuali Fano dan Gea segera menghampiri bang Gibran.

Kembar? [GAK!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang