DUABELAS

2.5K 219 6
                                    

Happy Reading!!!
Cek typo Ok;)







Gea sudah mengganti pakaiannya dengan kaos putih polos lengan pendek dan celana training selutut. Ia keluar dari toilet dan berjalan menuju lapangan basket dengan menenteng ranselnya.

Gea menaruh tasnya di tribun. Di sana ada Milan yang sedang memperhatikan ke arah lapangan. Gea mengikuti arah pandang Milan, ternyata Milan sedang memperhatikan Davin. Ah, Gea lupa. Milan pasti sedang menunggu Davin latihan.

Milan tidak pernah absen untuk menonton latihan klub basket. Karena memang untuk menunggu dan menyemangati Davin yang sedang latihan. Ya, selain Fano. Titan dan Davin juga menjadi anggota klub basket putra. Jadi sudah tidak heran jika menemukan Milan di tribun lapangan saat anak-anak klub basket latihan. Karena tujuannya untuk Davin. Sedangkan Imel? Ia mana mungkin mau ikut klub basket, menontonnya saja dia sudah malas duluan. Ia lebih memilih untuk tidur di apartemennya.

Gea tidak menghampiri Milan. Ia lebih memilih langsung ke lapangan untuk pemanasan bersama yang lain.

Pemanasan sudah dilakukan. Mulai dari bagian kepala, tangan, hingga kaki.

"Lari keliling lapangan 3 putaran!" Fano mengintrupsikan kepada seluruh anggota klub basket.

Mereka berlari satu-persatu membentuk barisan kebelakang. Dengan posisi selang-seling. Fano pertama, dikuti Gea dibelakangnya lalu Titan, Mia, Davin, dan lainnya.

Diputaran pertama semuanya baik-baik saja. Saat putaran kedua, tiba-tiba Fano yang berada yang di depan berhenti seketika. Membuat Gea menabrak punggung Fano dan orang lain yang dibelakang Gea pun saling bertubrukan seperti domino.

"ADUUUHHH!" Orang-orang yang dibelakang Fano mengaduh kesakitan akibat terjatuh.

"Lo apa-apaan sih main berhenti berhenti aja!" Sungut Gea pada Fano. Fano menoleh ke belakang, ia heran mengapa teman-teman nya bisa terjatuh.

"Kalian kenapa?" Tanya Fano tidak menanggapi sungutan Gea. Pertanyaan Fano disambut tatapan sengit dari semua orang.

"Kenapa lo berhenti!" Geram Gea. Fano menoleh pada Gea.

"Tadi ada ulet lewat. Makannya gue berhenti" ucap Fano santai.

"Kan di lewatin bisa. Ngapain harus berhenti sih" Gea sudah sangat geram pada Fano. Rasanya ia ingin mencabik-cabik Fano sekarang juga.

"Emang Lo mau pas lo lewat, orang lain main serobot aja? Nggak kan. Sama aja kayak ulet. Mereka juga gak mau di kaya gituin" ujar Fano membuat Gea memutar bola matanya jengah.

"Nah sekarang ulet nya udah lewat. Ngapain pada duduk? Bangun! Lanjut lari!" Fano sudah lari mendahului yang lain.

Gea dan lainnya bangun dari duduknya. Mereka melanjutkan sisa lari keliling lapangan, tentunya dengan perasaan kesal. Gea melanjutkan larinya dengan perasaan geram sekaligus kesal pada Fano.

****

Sesudah putarah terakhir, Gea duduk selonjoran di tepi lapangan. tiba-tiba saja Fano datang dengan membawa dua botol air mineral.

"Nih" Fano memberikan satu botol air mineral kepada Gea.

Gea heran. Ia mendongak pada Fano yang masih berdiri disana, dengan tangannya yang masih menyodorkan ail mineral.

"Tumben baek Lo sama gue." Gea menerima air mineral yang diberikan Fano.

"Idih gr Lo. Itu dari bang Gibran, gue mah ogah" ucap Fano ketus. Membuat Gea mendelik pada Fano.

"Siapa juga yang gr. Lo nya aja yang salah ngartiin. Gue bilang Lo baek, karena tumben Lo mau ngasihin air mineral ini dari.bang.Gibran. gue juga tau kali tabiat Lo kayak gimana" ucap Gea menekan beberapa kata dari ucapan tersebut.

Kembar? [GAK!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang