ENAMBELAS

2.4K 204 19
                                    

Happy reading!!!

Cek typo ok👌

40 vote aku bakal up cepet!!











"Makasih ya kak"

"Iya Ge, sama-sama. Eh iya Ge, malem nanti ada acara?" Tanya Eza sebelum ia memakai helmnya.

Gea berfikir sebentar. Sepertinya malam ini ia tidak ada acara apapun. Gea menggeleng. "Nggak ada deh kak kayanya, emang Lo mau ngapain sih?"

"Biasalah, ngajak jalan. Gue balik ya"

"Eh eh. Bentar!" Sebelum Eza pergi Gea menahannya terlebih dahulu. Ia akan melayangkan protes pada Eza. "Kan kemarin baru aja pergi. Masa pergi lagi?"

"Emang Lo gak mau pergi sama gue?" Tanya Eza.

"Bukan gitu... Tapi masa sering banget, emang bonyok nggak nyariin gitu?"

Eza terkekeh "nggak. Bonyok gak bakalan nyariin soalnya gue lagi pdkt sama cewek didepan gue. Udah ah, gue jemput jam 08.00" setelah mengucapkan itu Eza langsung melakukan motornya meninggalkan rumah Gea dan Gea sendiri yang mematung.

'bonyok gak bakal nyariin soalnya gue lagi pdkt sama cewek didepan gue'

Kalimat itu sukses membuat Gea terbang ke atas awan. Ia berfikir itu artinya hubungan Gea dan Eza naik status.

"Aaaahhhh!!!"

Gea berlari memasuki rumahnya dengan kegirangan. Gea tidak sabar untuk menunggu malam nanti. Ia tidak tau kejutan apa yang akan terjadi nanti.

****

Malam sudah tiba. Gea sudah bersiap dihadapan cermin dikamarnya. Ia hanya tinggal menunggu Eza menjemputnya.

Gea melirik jam dinding dikamarnya. Waktu menunjukan pukul 07.45, artinya dalam 15 menit Eza akan segera datang.

Gea membuka pintu kamarnya, ia terkejut karena didepannya sudah ada Tinggi yang berdiri dihadapannya.

"Astaghfirullah" ucap Tinggi kaget.

"Ngapain Lo" tanya Gea sengit. Padahal Tinggi tidak melakukan apa-apa.

Tinggi belum menjawab. Ia masih mengurut dada karena terkejut tadi. "Ayo Makan malem. Lo Udah di tunggu mama sama papa di bawah" ucap Tinggi. Ia menatap Gea dari atas sampai bawah. "Rapih bener Lo, mau kemana?"

Ah, Gea lupa. Ia belum meminta ijin pada orang tuanya. Ia kemudian berlari tanpa menjawab pertanyaan Tinggi yang masih berdiri di depan pintu kamarnya sama sekali.

"Anjir gue ditinggalin. Nyesel gue nanya dia tadi" runtuk Tinggi kesal melihat Gea berlari meninggalkannya.

Di lain sisi Gea sudah berada di ruang makan. Di sana mamanya sedang menyiapkan hidangan makan malam sedangkan papanya sudah duduk manis menunggu anak dan istrinya saja.

"Eemm pah, mah." Panggi Gea pada kedua orangtuanya.

Gilang yang merasa dipanggil menoleh pada Gea yang berdiri di dekat meja makan. "Kenapa Ge?" Tanya Gilang.

"Anu.. Aku mau ijin buat pergi" ucap Gea sedikit terbata.

Gilang menaikan alisnya. Jani yang baru datang dari dapur pun mengernyit melihat putrinya yang berpakaian rapih. "Kamu mau kemana Ge?" Tanya Jani.

"Mau apel kali mah" sahut seseorang di belakang Gea, yaitu Tinggi.

"Apel?" Kali ini Gilang yang bertanya selidik.

"Eh ng-nggak pah. Gea cuma mau main aja sama temen" Gea menggeleng cepat. Ia takut jika Gilang mempercayai ucapan Tinggi.

Gilang ingin menjawab namun sudah di sela oleh Jani. "Ya udah boleh. Tapi jangan kemaleman"

Kembar? [GAK!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang