Happy Reading!
Go cek typoooo!!!Malam ini Gea sedang berbaring telentang di atas kasurnya sambil tersenyum-senyum sendiri. Ia masih mengingat kejadian siang tadi, saat dirinya di antar pulang oleh Eza. Gea tak akan pernah melupakannya. Bayangan tentang Gea duduk dibelakang Eza saat pulang tadi siang masih terngiang jelas di kepalanya.
"Kenapa lo senyum-senyum sendiri gitu? Kesurupan Lo?"
Suara berat itu membuat Gea terlonjak kaget. Gea sampai duduk tegak saat suara itu tiba-tiba muncul. Dan ternyata suara itu berasal dari pintu kamarnya yang terbuka, disana ada kakak laki-lakinya yang berdiri menyenderkan pada kusen pintu.
"Astagfirullah. Ngagetin aja Lo bang! Kalo mau masuk tuh ketuk dulu!" Keaal Gea.
"Lah, gimana mau ngetuk, pintunya aja kebuka. Eh pas gue liat Lo lagi senyum-senyum sendiri kayak orang gila"
"Ya seenggaknya Lo ketuk lah!"
"Dih. Percuma juga kalo diketuk, Lo nya juga pasti gak denger" balas abangnya.
Gea mendengus kasar. Ia sungguh kesal pada abangnya itu, sungguh menyebalkan. Mengapa ia memiliki Abang yang bernama Tinggi Razka Wijaya ini. Seperti namanya, apapun yang menyangkut dirinya pasti selalu tinggi. Tinggi ukuran tubuhnya, tinggi ketampanannya, tinggi pendidikannya, tinggi menyebalkannya, dan bahkan tinggi kesombongannya. Sungguh jika kalian sudah mengenal Tinggi lama, maka akan tau bagaimana sombongnya tinggi. Gea sudah tau itu, bagaimana tidak. Sejak lahir ia sudah mengenal Tinggi.
"Kenapa sih Lo. Bahagia banget keliatannya, di tembak gebetan ya Lo?" Goda Tinggi. "Ups. Jangankan gebetan, cowok aja takut sama Lo." Lanjut Tinggi. Menyebalkan
"Sialan Lo. Banyak kali cowok yang naksir gue. Gak kayak Lo, genteng sih iya. Tapi gada yang nyantol sama sekali" balas Gea.
"Eitt. Jangan salah, banyak yang nyantol kali. Cuman gue nya aja yang milih! Gue kan bule. Sapa sih yang gak mau." Sombongnya Tinggi mulai kumat deh.
"Bule dari hongkong" sungut Gea memutar bola matanya.
"Gue lahir di Amerika, ya jelas gue bule lah. Dari pada Lo, lokal. Eyywwh" remeh Tinggi dengan memasang wajah jijik.
"Bodo. Dasar bule gadungan, muka lokal aja bangga" ejek Gea
"Yang penting gue lahir di Amerika. Bleee" Tinggi menjulurkan lidahnya meledek Gea dan langsung ngacir pergi keluar kamar Gea.
"BODO! GUE GAK DENGERRR!!!" Teriakan Gea membuat Mamanya datang dan marah-marah.
"Kamu apa-apaan sih teriak-teriak!Mama sama papa mau tidur. Keganggu sama teriakan kamu tauuk" sewot Mamanya, Jani.
"Gara-gara bang-"
Gubrakk
Belum sempat Gea menyelesaikan kalimatnya Jani sudah membanting pintu dan pergi ke kamarnya.
Sedangkan Gea menggerutu kesal saat Jani memarahinya tadi. "Bang Tinggi nih gara-garanya" gerutu Gea.
****
Hari ini Gea bangun lebih awal dari biasanya, karena takut terlambat lagi seperti kemarin. Apalagi jika mendapat hukuman dari pak Joko. Pasti hukumannya lebih parah lagi dari kemarin.
"Pagi mah!" Ucap Gea menghampiri Jani yang sedang memasak di dapur.
"Tumben pagi banget Ge bangunnya" ucap Jani tidak membalas ucapan selamat pagi Gea. Kini Jani yang sedang menggoreng nasi gorengnya.
"Iya mah biar gak telat lagi kayak kemarin, oh iya Mama masak apa?" Tanya Gea.
"Keliatannya aja apa Ge." Jawab Jani ketus. "Kamu kemarin telat, Kok bisa?"
"Gea kemarin lupa pasang alarm, jadi telat deh" jawab Gea sambil mencium bau nasi goreng yang sedang di masak Jani.
Gea berjalan menuju meja makan dan duduk di kursinya, menunggu Jani selesai dengan masakannya. Tak berapa lama Jani datang dengan membawa nasi goreng yang dimasaknya tadi.
"Nih nasi gorengnya, mau nungguin Abang sama papamu apa mau sarapan duluan?" Jani menaruh nasi pada piring yang ada didepan Gea.
"Gea duluan aja lah, kalo nungguin mereka, lama nantinya." Jawab Gea menyuapkan nasi goreng kemulutnya.
"Hmm terserah kamu lah"
"Mama ko judes banget sama Gea?" Tanya Gea uang masih mengunyah makanannya
"Biasa aja tuh" Jani yang duduk didepan Gea menjawab dengan muka cuek.
"Ini buktinya, Mama cuek sama Gea, apa Gea bukan anak Mama?'' mata Gea sudah berkaca-kaca memandang Jani. Meski Gea terlihat seperti seorang yang pemberani namu sebenarnya ia cengeng. Namun itu hanya didepan keluarganya.
"Eh eh. Kok nangis, kamu itu anak mama. Anak perempuan yang Mama kandung 9 bulan dan Mama lahirin dengan banyak perjuangan. Kenapa nanya kayak gitu, hm?" Jani berdiri dan menghampiri Gea yang sudah meneteskan air mata dan langsung memeluk Gea.
Gea menyeka air matanya dan membalas pelukan Jani lebih erat. "Gea sayang Mama"
"Mama juga sayang Gea"
****
Gea sampai disekolah sangat pagi, bahkan mungkin Gea datang paling pertama di antara siswa SMA Tunas Harapan.
"Eh neng Gea, masih pagi lho neng. Udah Dateng aja" ucap pak Juki
"Hehe iya pak, antisipasi aja biar gak telat kayak kemarin" Gea nyengir memamerkan giginya pada pak Juki.
"Ya tapi gak sepagi ini juga neng" pak Juki menggelengkan kepalanya dan terkekeh melihat cengiran Gea.
"Ya udah pak. Saya mau kekelas pak, duluan pak." Pamit Gea meninggalkan pak Juki berseru di belakangnya.
"Awas neng di kelasnya ada hantu!"
Sesampainya Gea dikelas, kelas ternyata masih sangat sepi. Bahkan kelasnya pun terlihat sangat menakutkan.
'nih kelas serem amat.' batin Gea
Gea tak berani masuk kedalam, ia memutar balik badannya untuk meninggalkan kelas. Namu ada suara berat dibelakangnya
"Ngapain Lo?"
"Astagfirullah!! Tolong jangan ganggu gue tan! Gue mau balik ke depan kok, jangan ganggu ya tann pliisss!!" Gea berjongkok dan menutup wajah dengan kedua tangannya, ia takut jika makhluk didepannya berbuat sesuatu padanya.
"Kenapa lo?" Tanya makhluk itu.
"Tol-" eh bentar, Gea Sepertinya kenal suara itu. Gea membuka matanya dan mendongakan ke atas. Itu bukan hantu ataupun setan melainkan FANO, si raja setannya. Geapun langsung berdiri tegak.
"Eh kutu kebo. Ngapain Lo disini?! Ngagetin aja Lo!!" Pekikan Gea membuat Fano menutup telinganya. "Lo apa-apaan sih. Berisik tau!" Seru Fano.
"Ngapain Lo disini?!" Ulang Gea lagi masih dengan intonasi suara yang sama seperti tadi.
"Kirain gue Lo setan sekolah" celetuk Fano sambil nyengir.
"Lo yang setannya, taik. Nongol tiba-tiba" balas Gea kesal pada Fano dan pergi meninggalkan Fano.
"Lah ngambek" ucap Fano sambil terkekeh.
Gea tak memperdulikan Fano yang sedang terkekeh dibelakangnya. Fano sungguh menyebalkan! Mengapa dirinya selalu dikaitkan dengan orang itu. Tak bisakah ia di jauhkan dengan Fano sehari saja, Agar hidupnya bisa tenang. Gea terus melangkahkan kakinya ntah pergi kemana. Jika ia pergi ke taman belakang, ia takut. Karena taman belakang lebih menyeramkan dari kelasnya. Ia berfikir untuk kembali ke kelasnya, namun saat berbalik.ia menabrak seseorang.
Brukk
****
Haiiiii
Fani sama Gea kambek gaiis
Ada yang kangen ngga nihh???
Vote dan komen ya gaiis
Follow juga akun iniBye♥
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembar? [GAK!!]
HumorFollow dulu sebelum baca ya gaiss! Bukan saudara, bukan pula sedarah. seakan dipermainkan oleh takdir, mereka dipertemukan dalam bentuk fisik dan kepribadian yang sama, yang membedakan hanya gender mereka saja. Apakah mereka memang kembar yang terpi...