SATU

6.1K 412 22
                                    

"Gea, Fano duel basket lagi!"

Semua orang segera berlari menuju Tribun lapangan basket untuk melihat aksi dari dua orang most wanted yang akan beradu basket one By one, yang entah apa masalahnya mereka berdua beradu basket seperti itu.

Mereka berdua adalah Geofani Raja Mahendra dan Geafani Putri Wijaya. Siapa yang tidak mengenal mereka, dua orang most wanted SMA Tunas Harapan yang sering di juluki sebagai 'kembar jodoh'. Kenapa? Karena orang lain bilang mereka begitu mirip bagaikan sepasang anak kembar, namun kenuatannya mereka tidak kembar.

"Inget kan taruhannya?" Tanya Fano meremehkan lawannya. "Kalah Lo. Gue jamin" lanjutnya

"Hh, kalah? Gue? Sama Lo? Mimpi kali Lo! Gue yang bakal menang. Ga inget duel terakhir mas?" Gea membalasnya dengan tersenyum remeh. Fano menatap Gea tajam dengan raut mukanya yang memerah ntah itu karena marah atau malu. "Kenapa? Takut?" Lanjut Gea masih dengan senyum meremehkan yang tersungging di bibirnya.

Fano menggeeam marah menatap Gea tajam "liat aja nanti!"

"Siap?" Tanya Titan yang menjadi wasit. Fano dan Gea sudah bersiap diposisinya, wasit kemudian melambungkan bola ke udara...

Priitt

Pluit di tiup menandakan permainan di mulai.

'Fano! Fano! Fano!'

'Gea! Gea! Gea!'

Para murid yang ada di tribun saling menyoraki jagoannya masing-masing.

Bola basket di dapatkan oleh Gea, Gea mendribble bola ke arah ring Fano. Fano tak tinggal diam dia berusaha mengambil bola basket namun Gea mempertahankan bola nya dengan baik sehingga Fano kesulitan mengambilnya. Gea terus mendribble kemudian menshoot bola ke arah ring, namun usahanya gagal.

Kali ini bola beralih ke tangan ke Fano, Fano mendribble bola ke arah ring milik Gea, Fano akan melakukan triple point. Bola sudah melambung tinggi menuju ring dan masuk! Fano bersorak heboh sedangkan pendukungnya ikut bersorak menyerukan nama Fano.

"Fano! Fano! Fano! Yeeeeyyyyy!!!!"

Sedangkan pendukung Gea menyemangati Gea untuk terus menang.

"Yo Gea Yo! Go Gea go! Semangat!"

"Geaaa semangat!!"

Priitt

Bunyi Pluit nyaring terdengar. Bukan wasit yang meniup Pluit itu melainkan pak Joko guru BK yang meniup Pluit tersebut yang di rebutnya dari Titan. Pak Joko menghampiri Fano dan menjewer telinganya hingga Fano mengaduh kesakitan

"Eh eh eh pak, ko saya di jewer. Pak sakit pak" pak Joko menghiraukan rintihan Fano. Ia berjalan menghampiri Gea dan melakukan hal yang sama pada Gea.

"Aduh, aduh pak ko saya juga di jewer sih. Aduh pak, pakk" pak Joko masih menghiraukan keduanya yang sama sama merintih kesakitan.

"YANG LAIN BUBAR! BELAJAR! KALIAN BERDUA IKUT BAPAK KE RUANG BK!" pak Joko menarik mereka masih dengan tangan yang bertengger di telinga Fano dan Gea.

"AAAUUU, BAPAK SAKITTTT. JANGAN DI TARIK ELAHHH" pekik Fano dan Gea bersamaan.

Sedangkan siswa-siswi yang di tribun sudah bubar menuju kelas nya masing-masing.

****

"Kalian ini bagaimana, bukannya belajar malah duel basket. Pake ngajak anak-anak nonton lagi. Kalin dengar ngga sih bel masuk bunyi?" Ujar pak Joko sarkas dan menatap tajam kedua siswa di hadapannya.

"Kita gak ngajak mereka nonton kita kok pak, gak nyuruh juga. Mereka nya aja yang pengen nonton kita" Gea menyanggah ucapan pak Joko. Memang benar Fano dan Gea tidak pernah mengajak atau menyuruh Siswa SMA Tunas Harapan untuk menonton duel mereka, lalu kenapa mereka yang disalahkan?

"Iya pak bener tuh, kita gak pernah ngajak atau nyuruh mereka nonton" Fano menambhakan sambil mengusap-usap telinganya yang merah akibat jeeeran pak Joko tadi.

"Alahh, itu gak penting. Yang penting ini, kalian kenapa duel lagi? Gak cukup duel kemarin?" Tanya pak Joko.

sebelum duel sekarang, mereka pernah duel sebelumnya. Alasannya karena hal sepele. Sangat sepele, hanya karena Gea yang dikatakan tidak sebaik Fano sebagai seorang kapten basket, oleh Fano sendiri. Hal tersebut membuat Gea marah dan menantang Fano untuk berduel basket, dan Gea bernafas bangga karena mengalahkan Fano dengan skor 11-10.

Fano dan Gea adalah seorang kapten basket dari SMA Tunas Harapan, tidak diragukan lagi bagaimana skil mereka bermain basket. Bahkan tim basket putra dan putri SMA Tunas Harapan pernah mendapatkan juara 1 tingkat nasional ketika di kapteni oleh Fano dan Gea.

"Ya kalo udah cukup kita gak bakal duel lagi pak" jawab Fano. Pak Joko yang mendengar ucapan Fano segera menjitak kepala Fano hingga Fano mengaduh kesakitan "jawab aja kamu" ucap pak Joko sambil terkekeh.

"Hhhh. Kalian itu bisanya ribut terus, kalian tuh beneran kembar kali ya"

"NGGAK PAK KITA GAK KEMBAR! MALES BANGET KEMBAR SAMA DIA." Fano dan Gea menyangkal bersamaan dengan pekikan mereka yang begitu keras.

"Aduuhhh kalian berisik banget. Nanti kelas sebelah terganggu oleh kalian. Kalimat panjang gitu aja kalian kompak, apalagi namanya kalo bukan kembar."

"Yaa pokoknya kita bukan kembar" lagi-lagi mereka menjawab pernyataan pak Joko bersamaan.

"Tuh kan. Barengan lagi, kalau bukan kembar berarti jodoh dong" pak Joko menarik turunkan alisnya guna menggoda Fano dan Gea.

Fano dan Gea melebarkan kedua matanya "IDIIH AMIT-AMIT!!" mereka sama sama mengetuk-ngetukan kepalanya dan kemudian ke meja yang ada di hadapan mereka.

"Dari pada saya jodoh sama dia mending saya jomblo deh pak" Fano melirik ke arah Gea kemudian mengerikan bahunya.

Gea yang melihat hal itu ikut membalas fano "gue juga gak mau kali jodoh sama Lo. Kurapan gue nanti"

"Hahaha kalian ini bisa saja. Ya sudah kalian masuk kelas masing masing" ujar pak Joko sambil terkekeh geli melihat tingkah dua murid ini.

"Lah kita gAk bapak hukum?" Tanya Fano keheranan.

"Emang pernah?" Bukannya menjawab pak Joko malah balik bertanya dengan mengangkat sebelah alisnya. Fano hanyaenggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil terkekeh, sedangkan Gea sudah melenggang pergi menuju kelasnya.

****

Kantin SMA Tunas Harapan ramai dipenuhi murid dari berbagai kelas. Di salah satu meja kantin terlihat Gea dan teman-temannya sedang mengobrol ria dengan makanan di hadapan mereka masing-masing.

"Eh ge, Hangout yuk! Dah lama nih kita gak jalan bareng" ajak Milan, salah satu sahabat Gea.

"Gimana gak jarang. Lo nya aja bareng terus sama Davin" jawab Imel malas sambil mengaduk-aduk minumannya.

"Hehe ya maaf. namanya juga sama pacar, kalo gak jalan garing  dong" jawab Milan lagi.

"Kalo gak mau garing ya disiram lah biar lembab" kali ini Gea yang menimpali sambil terkekeh.

"Dikira taneman apa, disiram" Milan mencebikan bibirnya kesal dengan guaruan yang dilontarkan oleh Gea. Sedangkan Gea dan Imel tertawa senang renyahnya.

"Tuh muka jangan di kaya gituin, jijik tau gak" ucap imel yang masih terkekeh.

Gea masih tertawa melihat tingkah Milan yang semakin kesal. Namun tiba-tiba sebuah tangan menepuk bahunya.

"Bayar taruhan Lo"




Hai!
Aku up lagi.

Jangan lupa komen dan vote ya!

Dan mohon maaf kalo typo.

Makasih♥♥

Kembar? [GAK!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang